Kemampuan Berbahasa Inggris Siswa di NTT Masih Pemula

Kota Kupang, Humanioradibaca 106 kali

Jakarta, RNC – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) berhasil mendapatkan penghargaan “Best Value to Visit in 2020” dalam kompetisi yang digelar Lonely Planet.

NTT digambarkan sebagai rumah bagi pantai-pantai eksotis yang belum terjamah dengan salah satu pemandangan menyelam terbaik di Indonesia. Destinasi seperti Kepulauan Alor, Pulau Komodo, Pulau Rinca dan wilayah lainnya akan ramai dikunjungi wisatawan asing pada 2020.

Sebagai destinasi wisata yang paling direkomendasikan di seluruh dunia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak tugas untuk menyambut gelombang wisatawan pada tahun 2020. Salah satunya adalah kemampuan bahasa Inggris. Menurut UNWTO, kemampuan bahasa Inggris menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.

Untuk mengetahui kesiapan pariwisata Provinsi NTT, aplikasi belajar bahasa asing secara daring, Cakap, melakukan sebuah riset melalui program Dayamaya. Dayamaya adalah inisiatif dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo untuk memfasilitasi startup, komunitas, kelompok masyarakat, dan UMKM digital dari seluruh Indonesia untuk membuat solusi tepat guna bagi masyarakat, khususnya yang berfokus di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar).

Sebagai destinasi wisata yang paling direkomendasikan di seluruh dunia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak tugas untuk menyambut gelombang wisatawan pada tahun 2020. Sebagai destinasi wisata yang paling direkomendasikan di seluruh dunia, Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki banyak tugas untuk menyambut gelombang wisatawan pada tahun 2020.

Cakap terpilih menjadi salah satu inisiator yang lolos dari 1.022 pelamar dari 34 provinsi di Indonesia. Hasil riset tersebut menyebutkan dari 250 peserta yang terlibat, mayoritas siswa di kabupaten Sabu Raijua, dan Sumba Timur masih tergolong ke dalam level Beginner atau dasar yang artinya siswa sudah memiliki basis pengetahuan dalam Bahasa Inggris namun masih lemah dalam mengembangkannya ke dalam sebuah kalimat ataupun percakapan.

Siswa yang tergolong ke dalam kategori High Intermediate masih tergolong sangat rendah dimana hanya 0,5% saja. Danny Januar, Direktur Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI Kominfo menyatakan dengan hadirnya internet, semua orang memiliki kesempatan yang sama dalam memajukan kesejahteraan dirinya, serta lingkungannya.

Visi BAKTI adalah memeratakan infrastruktur telekomunikasi dan mengembangkan ekosistem bagi masyarakat di daerah 3T agar dapat mengembangkan SDM untuk Indonesia menuju digital nation. “Salah satunya melalui program Dayamaya,” ungkapnya dalam keterangan pers.

Sementara itu, CEO Cakap Tomy Yunus mengatakan dengan memanfaatkan akses internet yang telah disediakan BAKTI Kominfo di sekolah, Cakap telah menyelenggarakan digital assessment di kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Timur menggunakan standarisasi CEFR (The Common European Framework or Reference for Languages).

Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui ruang belajar digital dalam sebuah kelas online yang diisi oleh guru bahasa Inggris asing (ESL Teacher). Kegiatan digital assessment ini juga bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan akses internet yang sudah disediakan oleh BAKTI melalui program Universal Service Obligation (USO).

Lebih lanjut Tomy mengatakan dengan semangat gotong royong bersama para stakeholder strategis, Cakap bersama BAKTI Kominfo melalui program Dayamaya ingin mendorong upaya kolaborasi lintas sektor bagi kesejahteraan masyarakat melalui sektor pendidikan. “Kami harap hasil riset Cakap dapat meningkatkan kesadaran pemerintah daerah dan masyarakat tentang pentingnya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris,” tutupnya. (investordaily/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *