Peneliti Sebut Pemanasan Global Ancam Habitat Komodo

Humaniora, Travelingdibaca 311 kali

Kupang, RNC – Komodo atau Varanus Komodoensis merupakan spesies kadal terbesar di dunia. Ia hidup di alam liar dengan jumlah yang sedikit, yakni hanya mencapai 4.000 ekor. Secara keseluruhan tersebar di lima pulau di tenggara Indonesia. Ini untuk upaya konservasi hewan berstatus “endemik” tersebut.

Sayangnya, terlepas dari upaya konservasi saat ini, nyatanya kepunahan komodo belum dapat dicegah secara efektif. Melalui studi yang diterbitkan dalam jurnal Ecology and Evolution, sekelompok peneliti internasional mengungkap ancaman baru untuk komodo.

BACA JUGA: Mantap! Pemerintah NTT Diberi Wewenang Ikut Kelola Pulau Komodo

Dalam studi yang dipimpin University of Adelaide dan Deakin University, para peneliti mengungkapkan bahwa pemanasan global menjadi salah satu ancamannya. Dengan kondisi permukaan laut yang berpotensi terus meningkat dan perilaku manusia, akhirnya ini dapat menghilangkan habitat komodo.

“Perubahan iklim kemungkinan besar menyebabkan penurunan tajam dalam ketersediaan habitat komodo yang sangat mengurangi kelimpahan mereka dalam hitungan dekade. Kami memprediksi kepunahan lokal di tiga dari lima habitat pulau tempat komodo ditemukan hari ini,” ungkap peneliti utama Dr. Alice Jones dari Sekolah Ilmu Biologi Universitas Adelaide, sebagaimana dikutip dari Phys, Sabtu (19/8/2020).

Sejauh ini komodo tersebar di Pulau Komodo, Rinca, Nusa Kode, dan Gili Montang yang merupakan wilayah Taman Nasional Komodo. Sedangkan Pulau Flores menjadi yang terbesar dan terdiri dari tiga cagar alam. Semuanya menunjukkan keadaan buruk dan baru disadari saat ini, terutama di Pulau Flores.

Guna mencegah hal tersebut, kini para peneliti telah mengimbau untuk memasukkan antisipasi pemanasan global sebagai bagian dari praktik konservasi. Pasalnya, dua pulau besar yang terlihat masih memungkinkan untuk bertahan nyatanya tidak dapat memberikan polis asuransi. Tanpa adanya strategi baru, kerusakan ini akan terus berlanjut dan komodo akan punah.

BACA JUGA: Walau Pandemi Covid-19, Proyek Bandara dan Pelabuhan Labuan Bajo Tetap Jalan

Jones mengatakan, “Cara yang dapat dilakukan saat ini adalah melakukan intervensi, seperti membangun cagar alam baru di daerah yang diperkirakan mempertahankan habitat berkualitas tinggi di masa depan. Meskipun terjadi pemanasan global, dapat bekerja untuk mengurangi efek perubahan iklim pada komodo.”

Selain itu, membangun cagar alam baru, menambah wawasan perihal pemanasan global juga menjadi penting. Dengan itu, baik lembaga konservasi maupun masyarakat lokal, dapat bekerja sama untuk mencegah kepunahan komodo, termasuk dari ancaman lainnya.

(okezone/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *