Kupang, RNC – Nama Orias Petrus Moedak mengemuka ketika dipercaya menjadi wakil pemerintah di PT Freeport Indonesia, lebih tepatnya menjadi Wakil Komisaris Utama. Ia juga yang berjasa mengambil alih 51% saham Freeport.
Orias Petrus Moedak lahir di Kupang, pada 26 Agustus 1967. Ia mengawali pendidikannya di SD Don Bosco 3 Kupang dan selesai pada 1980. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Kupang dan tamat tahun 1984.
Kemudian Orias melanjutkan studi di SMA Negeri 1 Kupang pada tahun 1984, namun pindah ke SMA Negeri 1 Garut, Jawa Barat karena mendapat beasiswa. Beasiswa saat itu besarnya Rp50 ribu.
Selesai studi di SMA Negeri 1 Garut, Orias melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Padjadjaran Bandung, jurusan Akuntansi. Ia menyelesaikan studinya pada tahun 1990.
Sebagai Akuntan, Orias memulai karirnya pada bulan Januari 1991 di Kantor Akuntan Santoso Harsokusumo, member of Ernst and Young International. Sebagai auditor, Orias berpengalaman melakukan audit umum, audit khusus dan audit investigasi. Orias kemudian bergabung dengan Bahana Group, sebagai Investment Banker di PT Bahana Securities dan Direktur PT Bahana Artha Ventura.
Selama di Bahana, Orias menjadi bagian dari beberapa transaksi signifikan seperti Intial Public Offering (IPO, Penawaran Saham Perdana) beberapa BUMN, antara lain, Indosat, Telkom, dan Aneka Tambang serta menjadi bagian dari tim advisor pada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) saat krisis ekonomi tahun 1998.
Karir di bidang keuangan berlanjut saat Orias bergabung dengan BUMN keuangan, Danareksa, sebagai Direktur PT Danareksa Sekuritas. Kemudian sebagai Dirut PT Reliance Securities, Tbk. Ia juga pernah berkarir di Singapura sebagai Managing Director Investment Banking, Head of Indonesia Coverage, Daiwa Capital Markets Singapore, Ltd.
Dari Singapura, pada tahun 2014 Orias kembali bergabung dengan BUMN sebagai Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia II (Pelindo 2) dan bertugas menyiapkan pendanaan untuk pembangunan Pelabuhan New Priok. Pada tahun 2016, Orias diangkat sebagai Direktur Utama Pelindo 3 yang juga membawahi wilayah NTT.
Hanya 11 bulan sebagai Dirut Pelindo 3, Orias kemudian beralih ke BUMN pertambangan sebagai Direktur Keuangan PT Bukit Asam, Tbk yang mengelola tambang batubara dengan wilayah tambang terbesar di Sumatera Selatan. Hampir setahun di PTBA Orias diminta bergabung sebagai Direktur Keuangan Inalum untuk mendapatkan pendanaan akuisisi saham Freeport Indonesia.
Dalam waktu tujuh bulan Orias mendapatkan dana USD 4 miliar yang diperlukan untuk akuisisi saham Freeport. Selesai akuisisi Freeport, Orias diangkat menjadi Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia. Sekitar 11 bulan di Freeport Orias diangkat menjadi Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum atau MIND ID Group, pemegang saham mayoritas perusahaan tambang BUMN, Aneka Tambang, Timah, Bukit Asam, Inalum dan Freeport Indoensia serta 20% saham Vale Indonesia) sampai dengan akhir Oktober 2021.
Saat sebagai Dirut Inalum, Orias juga merangkap sebagai Wakil Komisaris Utama PT Freeport Indonesia sampai tahun 2022. Pada tahun 2023 Orias diangkat sebagai Komisaris Independen pada PT Rukun Raharja, Tbk perusahaan yang bergerak pada bidang minyak dan gas bumi.
Selain sebagai Direksi, Orias juga menjabat sebagai Komisaris di bebeberapa yang bergerak di berbagai bidang usaha seperti pembiyaan, dan rumah sakit. Seperti kura-kura di atas pagar, Orias percaya posisi dalam karir adalah karena tangan Tuhan Yang menempatkannya di sana. Tidak ada kura-kura yang bisa naik sendiri ke atas pagar, pasti ada yang menempatkannya di sana.
Di luar hal formal terkait pendidikan dan pekerjaan, dalam masa sekolah Orias juga aktif di Pramuka dan Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia. Ia pernah mengikuti Jambore Nasional tahun 1981 di Cibubur, Jakarta dan lomba P3K KSR PMI di Malang pada tahun 1984.
Saat kuliah, Orias ikut cabang olah raga Kempo dan kegiatan Para Navigator. Dari buku saku Pramuka Orias ingat satu prinsip, Kejujuran adalah mata uang yang berlaku di mana-mana. Orias bersama Teman-teman Alumni SMP Negeri 2 Kupang tahun 1983 mendirikan Yayasan Sumur Delapan Tiga yang membantu menyalurkan berkat berupa sumur bor untuk masyarakat di NTT.
Orias tidak segan memperlengkapi diri dengan berbagai kursus terbaik yang diperlukan untuk menunjang pekerjaannya. Misalnya kursus mengenai pelabuhan di Galilea, Israel dan di Antwerp, Belgia, kemudian kursus mengenai batubara di Oxford, Inggris. Orias juga mengambil kursus singkat terkait pandemi dan ketahanan nasional yang diselenggarakan oleh Galilee International Managemen Institute, Israel.
Dengan bekal pengalaman 40 tahun di rantau, Orias melihat kondisi Nusa Tenggara Timur dan menyatakan siap untuk menjadi Gubernur NTT. Sesuai dengan prisipnya bahwa Tuhan yang menempatkannya di manapun, Orias percaya penuh bahwa bila Tuhan membuka tidak ada yang bisa menutup dan bila Tuhan menutup tidak ada yang bisa membuka. “Pilkada masih lama, saatnya sekarang keliling NTT untuk saling mengenal lebih dekat lagi dengan NTT,” katanya di Kupang, Senin (10/7/2023).
Orias mempunyai prinsip apapun yang dikerjakan selalu dikerjakan dengan sungguh-sungguh seperti untuk Tuhan. Sebab Tuhan hanya menghendaki yang terbaik. “Jangan bekerja demi keluarga dan diri sendiri, selalu hati-hati, karena keinginan manusia tidak terbatas, anda bisa berakhir sebagai pencuri. Mari kita bangun NTT dengan prinsip yang tegas, berikan yang terbaik, jangan mencuri,” tegas Orias. (*/rnc)
Editor: Semy Rudyard H. Balukh
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com