Kupang, RNC – Musyawarah Wilayah (Muswil) VI Partai Amanat Nasional (PAN) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar di Hotel Aston Kupang, Sabtu (26/4/2025), menorehkan sederet catatan penting di tubuh DPW PAN NTT.
Selain Ahmad Yohan kembali terpilih menjadi nahkoda PAN NTT, Muswil tersebut juga menandai bergabungnya sejumlah tokoh ke partai dengan logo matahari terbit itu. Ada Simon Petrus Kamlasi, Jane Natalia Suryanto, Jefirtson Riwu Kore dan Gonzalo Muga Sada.
Nama terakhir, Gonzalo Muga Sada, paling menarik untuk dibahas. Bagi Wakil Bupati Nagekeo itu, bergabungnya dia ke PAN merupakan momentum paling berkesan. Sebab dia tidak pergi ke rumah baru, tapi dia kembali ke rumah asalnya.
Saat memberikan testimoni di hadapan Gubernur NTT Melki Laka Lena, Ketua PAN NTT terpilih Ahmad Yohan dan seluruh peserta Muswil, Gonzalo Muga Sada mengisahkan kembali perjuangannya membesarkan PAN di Bumi Flobamorata.
PAN berdiri pada tahun 1998. Setahun berselang, Gonzalo sudah bergabung bersama PAN. Pada Muswil tahun 2000, pria kelahiran Boawae 11 April 1968 itu dipercayakan menduduki jabatan Sekretaris DPW PAN NTT mendampingi almarhumah Mustafia Malessy sebagai Ketua DPW PAN NTT periode 2000-2005.
“Saat itu muswil tidak seperti ini. Setiap kali musyawarah, kami pinjam kursi sana-sini. Kantor juga pindah-pindah, dari Oepoi, Liliba, Oeba” sebut Gonzalo yang langsung disambut dengan tepuk tangan meriah dari seluruh peserta Muswil.
Saat Eurico Guterres terpilih sebagai Ketua DPW PAN NTT pada Muswil 2005, sempat terbersit asa dimana PAN di NTT akan jadi besar. Apesnya, pada 2006 Eurico Guterres ditangkap dan dijebloskan ke LP Cipinang. Guterres dinyatakan melakukan pelanggaran HAM berat di Timor Timur.
“Konstalasi di DPW waktu itu goyah karena PAN hanya ada tujuh kursi. Dua kali Pemilu di tahun 1999 dan 2004, PAN hanya punya tujuh kursi. Satu di provinsi dan 6 di kabupaten/kota yang saat itu masih 16 kabupaten/kota,” terang Gonzalo.
Pasca Eurico Guterres dijebloskan ke penjara, Gonzalo Muga Sada ditunjuk DPP menjadi pelaksana tugas (Plt) Ketua DPW PAN NTT. Dalam SK, tidak ada jangka waktu berakhirnya tugas itu.
“Semua daerah protes dan mendesak agar dilakukan musyawarah luar biasa. Saya bersurat ke Ketua Umum, Pak Hatta Rajasa. Tapi Jakarta menjawab bahwa Eurico Guterres tetap mengendalikan partai dari dalam penjara,” ujar Gonzalo.
Selama dalam penjara, ada kesepakatan antara Eurico Guterres dan Gonzalo yang tidak boleh dilanggar. Kesepakatannya, setiap Minggu ketiga Gonzalo harus bertemu dengan Eurico di LP Cipinang.
“Cap, laptop, dan lain-lain semuanya ada di LP Cipinang, sehingga mohon maaf ada calon bupati dapat SK dari dalam penjara. Termasuk almarhum Laurens Bahang Dama yang mau jadi caleg DPR RI, kita omong dalam penjara karena pak ketua di dalam penjara,” ungkap Gonzalo yang membuat Gubernur Melki Laka Lena dan seluruh peserta Muswil tertawa terbahak-bahak.
Gonzalo juga membagikan kisah-kisah sulit saat mengendalikan PAN NTT selama dua tahun dua bulan. Dia mengelilingi NTT hanya dengan menggunakan sepeda motor. Bahkan dia pernah numpang bis untuk menghadiri musda di salah satu daerah.
“Pernah musda di Manggarai Barat, undangannya lebih banyak dari muswil ini. Ada banyak pejabat yang hadir. Di benak mereka, pasti Ketua DPW datang dengan mobil. Saya turun dengan bis Mandiri. Ketua DPD-nya bilang begini, pak ketua kalau mau naik bis, tolong omong-omong ke kami,” kenang Gonzalo.
Pada April 2008, Eurico Guterres yang mengajukan peninjauan kembali (PK) ke MA, dibebaskan dari segala tuduhan. Keluar dari penjara, Eurico kembali pimpin PAN NTT. Eurico terpilih kembali menahkodai PAN NTT periode 2010-2015.
“Pemilu 2009, PAN di NTT dapat 24 kursi dan Pemilu 2014 bertambah lagi jadi 42 kursi,” sebut Gonzalo.
Kongres PAN di Bali pada 2015, terjadi pergolakan di tubuh PAN. Pergolakan di tingkat pusat merembes hingga ke daerah, termasuk di tubuh PAN NTT. Setelah kongres, ada perombakan kepengurusan DPW PAN NTT. Eurico Guterres dan Gonzalo kemudian hengkang dari PAN dan bergabung ke Partai Perindo.
“Pasti ada yang bertanya, pak Gonzalo selama ini ke mana?” lanjut Gonzalo.
Ibarat seorang pemain sepak bola, Gonzalo menyebut dirinya pernah dipinjam sementara oleh klub lain. Apesnya, setelah ikut membesarkan klub itu, dia tidak lagi dipakai sebagai pemain.
“Kalau teman-teman cerita suka duka, saya lebih parah. Saya Ketua Fraksi Perindo DPRD NTT periode 2019-2024. Kami punya 6 kursi. Saya juga Ketua DPD Perindo Ngada dengan 4 kursi di DPRD Ngada. Tapi mereka tinggalkan saya. Setelah bertemu lagi dengan partai lama, saya bilang selamat tinggal Perindo. Hari ini mereka juga selenggarakan muswil, mereka undang saya sebagai pembicara. Tapi saya bilang, saya bicara di PAN,” ungkap Gonzalo.
“Saya hampir meninggal gara-gara PAN. Jadi kalau omong biru, saya darah biru sejak dari dulu. Saya senang bisa bergabung kembali dengan partai ini,” pungkas Gonzalo Muga Sada. (rnc)