Jakarta, RNC – Program cetak sawah merupakan salah satu quick win atau program unggulan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk mewujudkan swasembada pangan nasional.
Dalam pertemuan dengan Gubernur Emanuel Melkiades Laka Lena dan para bupati/walikota se-NTT di Jakarta, Jumat (21/3/2025), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman meminta seluruh kepala daerah untuk mendukung program cetak sawah dan optimalisasi lahan.
Kementan, kata Mentan Amran, juga ingin agar NTT bisa menjadi salah satu lumbung pangan nasional. Untuk itu Pemprov dan Pemkab di NTT harus memastikan kesiapan lahan sehingga program cetak sawah bisa dieksekusi.
Mentan Amran berharap program ini diharapkan tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan dan mengurangi angka kemiskinan di NTT.
“Pencetakan lahan sawah dan ladang jagung ini adalah kunci swasembada. Selain meningkatkan produksi pangan, program ini juga akan menggerakkan perekonomian masyarakat,” sebut Mentan Amran dalam audiensi bersama Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena dan para bupati se-NTT.
Namun, lanjut Amran, tantangan besar tetap ada. Masalah utama yang harus segera diatasi adalah ketersediaan air dan kesiapan lahan. Untuk itu, Kementan berkomitmen membantu penyediaan pompa air guna memastikan kelancaran irigasi bagi persawahan baru yang akan dicetak.
Menanggapi arahan tersebut, Gubernur NTT Melki Laka Lena menyatakan pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten serta dinas terkait untuk mengidentifikasi lahan potensial. Tak hanya itu, Pemprov NTT juga berencana membentuk Satgas Pangan khusus guna mempercepat realisasi program ini.
“Ini adalah kesempatan besar bagi NTT untuk bangkit sebagai daerah penghasil pangan utama. Kami akan bekerja sama dengan semua pihak dan memastikan program ini berjalan dengan sukses. Dalam waktu dekat kami akan melaporkan ke Pak Menteri,” tegas Gubernur Melki.
Disebutkan Gubernur Melki Laka Lena, pembangunan pertanian di NTT akan menjadi fokus Pemprov yang digarap bersama semua kabupaten.
“Tidak boleh ada ego sektoral atau ego kedaerahan berbasis kabupaten,” ujarnya.
Untuk diketahui, berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT, luas lahan sawah fungsional di NTT mencapai 155.000 hektar. Sementara luas lahan jagung sekitar 102.000 hektar.
Sebagai bagian dari upaya mendukung swasembada pangan nasional, pada Januari 2025 NTT turut serta dalam program “Penanaman Jagung Serentak 1 Juta Hektare” yang dilaksanakan di berbagai wilayah, termasuk Desa Baumata Utara, Kabupaten Kupang.
NTT menghadapi tantangan iklim seperti fenomena el nino yang dapat menggeser musim tanam dan mengancam produksi jagung. Pada tahun sebelumnya, jagung yang menjadi tanaman andalan masyarakat Sikka, NTT, terancam gagal panen akibat terdampak el nino.
Dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah, serta dukungan data dan program strategis, diharapkan program cetak sawah dan ladang jagung ini dapat menjadi tonggak baru bagi NTT dalam mewujudkan ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. (*/rnc)