Kasus Stunting dan Gizi Buruk Naik, Dewan Minta Pemkot Kupang Jangan ‘Tidur’

Kupang, RNC – Kasus stunting di Kota Kupang meningkat dalam satu tahun terakhir. Hal ini terungkap dalam Sidang LKPJ Wali Kota Kupang Tahun 2024 yang berlangsung di Ruang Sidang Utama DPRD Kota Kupang, Selasa (15/4/2025).

Pantauan RakyatNTT.com, dalam Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Kupang Tahun Anggaran 2024 yang dibacakan Penjabat Sekertaris Daerah (Sekda) Ignasius Lega, peningkatan kasus stunting di Kota Kupang terjadi pada tahun 2024.

Dalam keterangannya Ignasius menjelaskan, pada aspek kesehatan capaian di tahun 2024 mengalami peningkatan, yakni dari 17,2 persen pada tahun 2023 menjadi 18,80 persen di tahun 2024.

“Persentase balita stunting meningkat dari 17,2 persen pada tahun 2023 menjadi 18,80 persen pada tahun 2024,” ujar Ignas.

Terkait peningkatan kasus stunting di Kota Kupang itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Kupang, Jemari Yoseph Dogon, menilai pemerintah sedang ‘tidur’. “Untuk stunting harusnya ada penurunan bukan peningkatan. Kalau peningkatan berarti pemerintah tidur. Omong kasarnya begitu,” ungkapnya.

Menurut Dogon, Kota Kupang merupakan ibukota provinsi harusnya menjadi contoh dalam penangan stunting dengan turunnya kasus stunting di Kota Kupang.

“Stunting itu jelas harusnya menurun. Untuk itu kita harapkan pemerintah jangan tinggal diam. Idealnya kasus stunting harus menurun. Kalau meningkatkan berarti dapat disimpulkan pemerintah tidak bekerja di bidang kesehatan untuk menekan terjadinya peningkatan stunting di Kota Kupang yang merupakan ibu kota provinsi,” jelasnya.

Menurutnya, hal ini perlu mendapat perhatian serius. Pola pendampingan terhadap ibu dan anak maupun remaja perlu diperhatikan secara baik. Bahkan, masalah stunting harus menjadi prioritas demi memastikan generasi baru di Kota Kupang adalah generasi sehat.

Ia juga menyoroti program Presiden RI Prabowo Subianto harus bisa diimplementasikan di daerah. Pasalnya, program itu dapat memberikan dampak positif dalam menurunkan stunting. Namun hal ini berbeda dengan yang terjadi di Kota Kupang.

“Contohnya seperti MBG ini dapat meningkatkan penurunan stunting atau justru menambah. Perlu hati-hati. Program ini program dari pak Presiden Prabowo yang kami pahami, itu justru untuk menurunkan stunting bukan sebaliknya,” terangnya.

Lebih lanjut, Dogon mengatakan kasus stunting di Kota Kupang harusnya mengalami penurunan yang signifikan. Apalagi kepala daerahnya adalah seorang dokter yang cukup memahami tentang masalah kesehatan. “Harusnya seorang kepala daerah yang basic-nya kesehatan kasus stunting bisa lebih rendah atau nol persen,” tegasnya.

Dalam LKPJ Wali Kota Kupang juga disebutkan angka kematian bayi mengalami penurunan dari 5,56 per/seribu kelahiran bayi di tahun 2023 dan di tahun 2024 menjadi 2,90 per/seribu kelahiran bayi di tahun 2024.

Peningkatan juga terjadi pada kematian ibu dari 38 per/100 ribu kelahiran hidup di tahun 2023 meningkatkan menjadi 50,20 per/100 ribu kelahiran hidup tahun 2024.

Untuk angka gizi buruk di Kota Kupang juga mengalami peningkatan dari 0,77 persen pada tahun 2023 naik menjadi 1,46 persen di tahun 2024. (rnc04)

Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Group RakyatNTT.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *