Umbu Gerson: Sumba Butuh Sosok Seperti Fransiscus Go

Sumba Barat Dayadibaca 85 kali

Kupang, RNC – Pertemuan warga Desa Lele Maya dengan calon gubernur NTT, Fransiscus Go, di kediaman Lodewik Umbu Lado, Kamis (18/1/2024), terbilang cukup berkelas. Bahkan di luar ekspektasi. Ini terlihat dari bobot pertanyaan yang diajukan. Warga Desa Lele Maya bahkan mendesak CEO GMT Institute, Fransiscus Go, agar mengutarakan maksud kedatangannya di Sumba Barat Daya, khususnya ke desa itu. Desakan mereka bukannya tanpa alasan. Jika Fransiscus Go secara terbuka menyatakan ingin maju di pemilihan gubernur NTT tahun ini, maka mereka siap mendukung. “Bapak bilang saja terus terang! Kalau Pak Frans Go menyatakan siap maju sebagai calon gubernur NTT, maka kami siap kerja dan mendukung bapak,” teriak mereka dalam pertemuan itu.

Mendapat desakan seperti itu, Frans Go yang terkesan santun dalam berpolitik, menjawab diplomasi. “Saya datang untuk mencari saudara saya di Sumba Barat Daya. Ternyata saya diterima di Desa Lele Maya. Sebuah kebanggaan bagi saya, karena bisa diterima. Saya menghargai pernyataan bapak-ibu untuk mendukung saya. Jika Tuhan berkenan, mari kita satukan langkah,” ujar Frans Go sembari berterima kasih kepada Lodewik Umbu Lado yang telah mem-fasilitasi pertemuan itu. Sekedar tahu, Lodewik Umbu Lado merupakan teman sekolah Frans Go sewaktu mereka di SMA Negeri 1 Kupang.

Ada hal menarik, ketika Frans Go memaparkan beberapa program di bidang pendidikan dan ekonomi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di Sumba Barat Daya, khususnya di Desa Lele Maya. Berlatar belakang sebagai seorang pengusaha dan pebisnis sukses, Frans Go yang notabene putera Timor Tengah Utara itu, sangat familiar memetakan kondisi alam Sumba Barat Daya. Menurut direktur Yayasan Felix Maria Go itu, pertanian dan perkebunan bisa digalakkan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. “Kopi bisa dikembangkan di sini. Beberapa daerah di Sumatera dan Sulawesi, terkenal sebagai daerah penghasil durian. Komoditi ini juga bisa dikembangkan di Sumba Barat Daya. Saya melihat potensi itu ada. Tinggal bagaimana sumber daya manusia kita ditingkatkan. Caranya, ya pendidikan anak-anak kita harus ditingkatkan. Mereka harus kuliah. Kalau ada anak yang kurang mampu namun berprestasi dan mau kuliah di UGM, hubungi saya. Nanti saya bantu. Saya orang NTT, saya punya hati,” kata Frans Go.

Mendengar penjelasan Frans Go yang peduli pada pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat, Umbu Gerson Bulu Bili langsung bereaksi positif. Tokoh adat yang dituakan di Sumba Barat Daya itu menegaskan, sudah saatnya masyarakat mengubah mind-setnya. “Sungguh luar biasa komitmen Pak Frans Go ini. Apa yang dikatakannya, sangat menginspirasi kita. Tapi terus terang, komoditi apa yang bisa jadi unggulan di Sumba Barat Daya, dan berdampak untuk kesejahteraan masyarakat? Itu karena tidak ada political will dari pemerintah setempat. Kopi misalnya. Dulu komoditi ini banyak di Sumba Barat Daya. Tapi sekarang sudah kurang. Terus ternak sapi yang sudah terdegradasi baik kualitas maupun kuantitas. Senang bisa berjumpa dengan seorang Frans Go hari ini. Kita butuh pemimpin seperti ini,” tandas Umbu Gerson Bulu Bili.

Pernyataan Umbu Gerson tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya, dia mengetahui betul keluarga Frans Go di Kefamenanu, Timor Tengah Utara. “Pak Frans Go berasal dari keluarga sederhana. Mereka bersaudara sukses semua karena tekun dan rajin. Pendidikan adalah yang utama bagi keluarga Frans Go. Karena itu, dia paham betul kondisi kehidupan masyarakat NTT. Niatnya yang tulus membangun daerah ini, patut kita dukung dan apresiasi. Saya sangat terkesan, karena keputusan politiknya punya solusi,” papar Umbu Gerson. (robert kadang)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *