Kupang, RNC – Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) nomor urut satu Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) berkomitmen melakukan pembangunan berbasis kewilayahan di setiap daerah di NTT.
Pembangunan berbasis kewilayahan merupakan konsep pembangunan yang mengutamakan potensi, keunggulan atau karakteristik yang dimiliki oleh suatu daerah.
Menurut Ansy Lema, Provinsi NTT merupakan provinsi kepulauan yang setiap daerahnya memiliki kekhasan, keunggulan dan potensi kekayaan alam hingga budaya yang cenderung berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk itu, pemberlakuan pembangunan terhadap masing-masing daerah harus disesuaikan dengan identifikasi keunggulan dan potensi kekayaan daerah.
“Saya dan Jane mencermati bahwa setiap daerah di NTT memiliki keunikan-keunggulan masing-masing, potensi kekayaannya cenderung berbeda. Misalnya, Timor dan Sumba unggul dalam sektor peternakan, juga buah-buahan seperti Jeruk Keprok SoE dan alpukat Amanuban. Flores bagian timur memiliki potensi perikanan, Flores bagian barat dengan pertanian, dan juga daerah-daerah lain yang memiliki potensi kekayaannya masing-masing,” kata Alumni Pascasarjana Universitas Indonesia (UI) tersebut, Minggu (10/11/24).
Atas dasar itu, Ansy-Jane akan menggagas konsep pembangunan berbasis kewilayahan yang berfokus pada optimalisasi keunggulan dan kekayaan alam di masing-masing daerah Tanah Flobamora untuk mewujudkan pembangunan yang berimbang dan berkelanjutan. Menurut Mantan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini, pembangunan berbasis kewilayahan ini mensyaratkan adanya jaminan perihal kuantitas, kualitas dan kontinuitas dari masing-masing komoditi.
Ansy berkomitmen mengupayakan pembangunan sistem rantai dingin dengan mendirikan pabrik es dan cold storage di wilayah Flores bagian timur untuk menopang hasil-hasil laut para nelayan di daerah yang terkenal dengan potensi kelautan dan perikanannya itu. Bahkan, perlu juga dibangun pabrik pengolahan ikan. Kemudian, Pulau Timor dan Sumba akan dibangun sentra-sentra produksi hewan dan tanaman hortikultura.
Mantan Juru Bicara Ahok itu juga menyebut bahwa akan mendirikan sejumlah pabrik pengolahan di setiap daerah penghasil komoditi mentah di NTT. Pewilayahan komoditi harus dikembangkan agar terjadi spesialisasi produksi. Misalnya di Alor, Timor Tengah Selatan (TTS), Timor Tengah Utara (TTU), Belu, Malaka dan tempat-tempat penghasil komoditi mentah lainnya.
“Jadi, bukan sama rata sama rasa. Pembangunan berbasis kewilayahan akan menjangkau bahkan menyentuh seluruh wilayah dengan mengedepankan potensi keunggulan masing-masing. Orientasi pembangunan Ansy-Jane adalah menekankan pada tiga konsep kunci, yaitu pelayanan, perlindungan dan pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, satu-satunya Calon Gubernur NTT yang berpasangan dengan perempuan itu menegaskan akan membangun sistem penyangga pangan pada daerah-daerah NTT yang memiliki potensi pariwisata yang besar. Seperti Labuan Bajo, Sumba, dan sebagainya. Menurutnya, pariwisata adalah penggerak utama gerbong perekonomian rakyat sehingga wilayah-wilayah dengan potensi pariwisata yang besar harus ditopang dengan sistem penyangga pangan yang baik.
Untuk mencapai pembangunan berbasis kewilayahan, pria kelahiran Kota Kupang itu menjelaskan akan melakukan kolaborasi bersama seluruh pemerintah kabupaten/kota yang ada di NTT. Menurutnya, kolaborasi ini untuk mempermudah identifikasi potensi dan keunggulan yang dimiliki masing-masing wilayah di NTT serta menjadikan pemerintah kabupaten/kota mitra yang mengawasi setiap proyek pembangunan berbasis kewilayahan di NTT.
“Kata kuncinya adalah kolaborasi, sinergi, gotong-royong. Program pemerintah provinsi harus selaras dengan kabupaten/kota. Kita akan membangun kolaborasi bersama para pemerintah kabupaten/kota. Kita membutuhkan pemerintah kabupaten/kota sebagai mitra pemerintah provinsi untuk mewujudkan pembangunan berbasis kewilayahan ini,” tutup pria dengan tagline “Manyala Kaka” ini. (*/rnc)
Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Channel RakyatNTT.com