BBM Langka dan Mahal, Nelayan di Kota Kupang Tak Bisa Melaut

Ekonomi, Kota Kupangdibaca 551 kali

Kupang, RNC – Sejak pertengahan September 2023, para nelayan di Kota Kupang mengalami kesulitan mencari nafkah. Pasalnya, mereka tidak mendapat jatah bahan bakar minyak (BBM) yang cukup untuk menghidupkan mesin perahu. Akibat kelangkaan BBM, per liter solar dibeli dengan harga Rp15.000.

Pantauan RakyatNTT.com, Minggu (1/10/2023), puluhan perahu di Pantai Oesapa tampak diparkir. Tak ada aktivitas dari para nelayan. Tak hanya itu, sejumlah bagan pun ditarik kembali ke pantai. “Ini masalah urgen, karena kita sudah dua minggu kesulitan mendapat solar yang cukup, yang sementara kita tahu bahwa solar ini masuk kebutuhan pokok untuk kapal,” ungkap Nelayan Oesapa, Armand.

321bd27e 1e56 4cd4 abcc 58b2d8b16ef2
Iklan

Ia menyampaikan, akibat mandeknya aktivitas melaut, maka mempengaruhi pasokan ikan untuk wilayah Kupang dan So’E. Ini akibat solar yang langka. Kalaupun ada, harganya mencapai Rp15 ribu per liter.

Tak hanya itu, jatah solar yang diberikan SPBU hanya 75 liter per perahu untuk sepekan. Sementara kebutuhan sebenarnya harus 600-an liter, karena nelayan memiliki perahu berukuran 3-6 GT yang dioperasikan menangkap ikan ke spot-spot yang cukup jauh.

“Dengan kondisi solar yang lagi sulit, dengan jatah yang sangat minim diberikan tentu perahu-perahu tidak bisa dipakai cari ikan. Ini juga berdampak ekonomi yang besar bagi kami sebagai nelayan,” jelasnya.

Armand bersama sejumlah nelayan di Oesapa pun meminta pemerintah baik Kota Kupang maupun Provinsi NTT untuk memberi perhatian pada kebutuhan nelayan. Harapan mereka pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan mempermudah nelayan mendapatkan solar dengan harga yang murah.

Tokoh masyarakat setempat, Adi de Ha’an berharap Pemkot Kupang bisa mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk menjawab kebutuhan nelayan saat ini. Pasalnya, sudah dua pekan para nelayan tidak beroperasi, sehingga berdampak buruk bagi ekonomi rumah tangga para nelayan.
“Bagaimana mereka bisa menghidupkan mereka punya keluarga, mengingat untuk satu kapal saja diisi dengan enam sampai tujuh orang anak buah kapal. Kalau bisa diprioritaskan untuk masyakat nelayan,” pungkasnya.

(rnc04)

Reporter: Rocky

Editor: Semy Rudyard H. Balukh

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *