oleh: Robert Kadang
Melemahnya daya beli masyarakat Indonesia dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, merupakan alarm jika ekonomi bangsa ini sedang tidak baik-baik saja. Merujuk laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian bangsa Indonesia mengalami deflasi Mei-Juni-Juli. Sinyal merosotnya ekonomi bangsa ini diperparah melonjaknya angka pemutusan hubungan kerja (PHK), imbas dari banyaknya perusahaan industrial dalam negeri yang “gulung tikar”.
Alih-alih bisa segera bangkit, runyamnya ekonomi Indonesia yang sedang tidak baik-baik saja, bahkan diramalkan akan berlangsung sampai akhir tahun 2024. Belum lagi dampak dari perang di Timur Tengah yang sedang berkecamuk. Pasti membuat puyeng para ekonom di negeri ini.
Mencermati fenomena tersebut, pengusaha nasional asal Nusa Tenggara Timur, Ir. Fransiscus Go, SH, ketika dimintai tanggapannya, Kamis (8/8/2024), mengatakan, agar perekonomian masyarakat NTT tetap survive di tengah badai krisis, maka Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selaku jangkar ekonomi daerah dan keluarga, harus diberi “sentuhan”.
“Di tengah badai krisis dan bertambahnya PHK, maka UMKM adalah jangkar yang menjaga ekonomi daerah dan ekonomi keluarga tetap stabil. Dengan inovasi, ketekunan, intervensi infrastruktur pemerintah dan semangat pantang menyerah semua stakeholder, UMKM NTT mampu bertahan dan bahkan tumbuh lebih kuat,” tandas CEO GMT Property itu kepada RakyatNTT.com.
Sebagai pengusaha yang sukses berkiprah di Jakarta, Fransiscus Go tentu paham betul pergerakan ekonomi Indonesia. Banyaknya angka pengangguran sebagai imbas dari tutupnya sejumlah perusahaan, merupakan persoalan pelik yang sedang mengancam ekonomi Indonesia. Buntutnya, kata owner beberapa perusahaan ini, mereka yang di-PHK akan mencari cara untuk kelangsungan hidup keluarganya.
“Pastinya mereka akan berupaya bertahan hidup. Usaha mikro kecil dan menengah pasti jadi incaran. Tidak dipungkiri, ekonomi bangsai ini banyak ditopang oleh keberadaan UMKM. Karena itu, saya berharap pemerintah NTT bisa membaca trend ini, dimana pergerakan UMKM akan menjamur sebagai dampak pemutusan hubungan kerja dari sejumlah perusahaan yang tutup. Sentuhan inovasi, ketekunan, intervensi infrastruktur pemerintah dan semangat pantang menyerah semua stakeholder, UMKM NTT mampu bertahan dan bahkan tumbuh lebih kuat menghadapi tekanan krisis yang sedang melanda,” ujar Fransiscus Go.
Sekedar tahu, baru-baru ini Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengungkapkan, sebanyak 97% lapangan kerja di Indonesia, berasal dari UMKM. “Jadi, kalau sekarang ada deindustrialisasi banyak PHK itu pasti pedagang offline dan online yang individual akan meningkat,” kata Teten di Jakarta Selatan, Rabu (7/8/2024). Teten menambahkan, dengan bertambahnya UMKM, maka harus ada kebijakan yang membantu mendongkrak daya beli. Karena jika daya beli terhadap bisnis turun, maka akan menimbulkan masalah besar. (*)