Kupang, RNC – Penyidikan kasus pembunuhan terhadap Astri Manafe dan bayinya Lael Maccabee belum menemui titik terang. Masih ada sejumlah kejanggalan yang dipertanyakan keluarga korban. Salah satunya adalah soal tanda-tanda kekerasan di tubuh korban sesuai hasil visum.
Terkait ini, kuasa hukum keluarga korban, Adhitya Nasution menilai rekonstruksi yang dilakukan Polda NTT janggal. Rekonstruksi sangat bertolak belakang dengan hasil visum pada awal penemuan jenazah.
Karena adanya kejanggalan itu, Adhitya Nasution bersama keluarga korban sepakat meminta Polda NTT untuk melakukan otopsi ulang terhadap jasad Astri dan Lael. Dengan demikian perkara ini bisa terang-benderang.
“Surat kepada Polda NTT sudah kami layangkan. Juga kepada Rumah Sakit Polri Keramat Jati di Jakarta, meminta kesediaan untuk melakukan otopsi ulang,” kata Adhitya Nasution, Kamis (20/1/2022) petang.
Menurutnya, berdasarkan hasil visum awal saat penemuan jenazah Astri dan Lael, di tubuh korban terdapat luka memar, luka di dada, kepala, tangan dan tanda-tanda mati lemas. Namun dalam rekonstruksi yang dilakukan, hanya terjadi pencekikan. “Dalam rekonstruksi jelas bahwa Astri mencekik Lael dan kemudian Randy mencekik Astri. Lalu ada bekas luka benda tumpul di beberapa bagian tubuh datangnya dari mana? Ini yang kami pertanyakan,” ungkap Adhytia.
Ia menyebutkan, dalam rekonstruksi, khususnya adegan ke-21 yakni di tempat cuci mobil, saksi mengatakan melihat banyak darah di baris kedua dan ketiga mobil. Baunya sudah tidak sedap. “Ini juga yang kami pertanyakan,” tegasnya lagi.
Adhitya menegaskan, Polda NTT memiliki kewenangan untuk mengakomodir maupun tidak mengakomodir permintaan dirinya sebagai kuasa hukum maupun keluarga untuk melakukan otopsi ulang terhadap jenazah Astri dan Lael.
“Kami tidak akan berhenti di situ. Manakala pihak Polda NTT tidak berkenan, kami tetap meminta pihak RS Polri untuk hadir melakukan otopsi terhadap Astri dan Lael,” tegas Adhytia.
(*/bn/rnc)