Larantuka, RNC – TP PKK Kabupaten Flores Timur menghadiri kegiatan pagelaran musik “Konser Suara 1.000 Sasando” di Labuan Bajo, Rabu (28/9/2022). Konser ini diinisiasi oleh Dekranasda Provinsi NTT bekerjasama dengan komunitas-komunitas musik.
“Dari surat yang dikirim Dewan Kerajinan Nasional National Craft Council Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nomor: 104/DEKRANASDA-NTT/IX/2022, tanggal 9 September 2022, perihal undangan, yang ditunjukkan kepada Ketua Dekranasda/TP PKK Kabupaten/Kota dan ditandatangani oleh Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat menjelaskan bahwa Konser Suara 1000 Sasando yang dibawakan oleh 1.000 pelajar NTT dalam rangka melestarikan warisan budaya takbenda (WBTB), khususnya alat musik tradisional Sasando yang berasal dari Kabupaten Rote Ndao,” ungkap Ketua Dekranasda TPP Kabupaten Flores Timur, Stefani Sri Murtati, S.Sos, saat dikonfirmasi RakyatNTT, Selasa (27/9/2022) malam.
Lebih lanjut dijelaskan Julie Sutrisno Laiskodat dalam suratnya, kata Stefani Sri Murtati, yang merupakan istri dari Penjabat Bupati Flotim, Doris Alexander Rihi, kegiatan ini dipadukan dengan kegiatan pameran produk dari 22 kabupaten/kota se-NTT sekaligus menjadi ajang promosi pada kunjungan Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Ibu Wuri Mahruf Amin, selaku Ketua Umum Dewan Kerajinan Nasional dan didampingi ibu-ibu menteri yang tergabung dalam OASE.
Dikatakan Stefani Sri Murtati Ribu, secara spesifik, Konser Suara 1.000 Sasando bertujuan untuk melindungi, menjaga serta melestarikan alat musik serta tetap menjadi ciri khas NTT. Selain itu sebagai perlindungan indikasi geografis terhadap alat musik Sasando.
Ia menambahkan target dari kegiatan ini, yakni mau mengafirmasi sekaligus menegaskan bahwa Sasando merupakan alat musik tradisional yang dimiliki oleh masyarakat NTT, khususnya Rote Ndao. Dengan demikian, tidak ada daerah lain bahkan tidak ada negara lain yang mengklaim Sasando adalah milik mereka dan tentu alat musik sasando harus terdaftar pada MURI.
Menurutnya, relevansi dari kegiatan ini bagi Kabupaten Flores Timur yakni semua kebudayaan yang mencakup juga alat musik, tenun ikat yang notabene merupakan warisan leluhur agar dapat dilestarikan, dilindungi, dipertankan menjadi usaha ekonomi kreatif.
“Terkait relevansi dari kegiatan ini dengan relevansinya untuk Flotim ke depannya adalah bahwa semua kebudayaan, baik itu alat musik dan karya seni lainnya serta produk tenun ikat yang merupakan warisan leluhur agar dapat dijaga, dilestarikan dan dilindungi serta dipertahankan menjadi usaha ekonomi kreatif yang produktif,” pungkasnya. (rnc27)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com