Jakarta, RNC – Forum Perempuan Diaspora Nusa Tenggara Timur (FPD NTT) Jakarta menggelar pawai budaya di arena Car Free Day di Jakarta, Minggu (23/3/2025).
Pawai budaya FPD NTT mengangkat tema “Menolak Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan di NTT”. Aksi ini dimulai pukul 07.00 WIB dengan menempuh rute dari Bundaran HI menuju Sarinah, Jakarta Pusat.
Kegiatan ini merupakan tanggapan atas kasus kekerasan seksual yang dilakukan mantan Kapolres Ngada, Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja sekaligus menggalang kesadaran publik serta mendesak perubahan nyata dalam
penanganan kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak di NTT.
Lebih dari 200 peserta yang terdiri dari berbagai elemen masyarakat diaspora NTT di Jakarta turut berpartisipasi dalam pawai budaya ini. Mindriyati Astiningsih Laka Lena, istri Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena turut berpartipasi dalam aksi yang menjadi simbol solidaritas, sekaligus bentuk nyata dari komitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak di NTT.
Tidak seperti pawai pada umumnya, aksi FPD NTT ini berlangsung dalam suasana diam. Sepanjang perjalanan, ratusan peserta yang mengenakan sarung tenun dari berbagai daerah di NTT membawa tulisan-tulisan yang berisi pesan penting mengenai penolakan terhadap kekerasan seksual.
FPD NTT Jakarta mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersatu padu dalam memerangi kekerasan seksual dan menjunjung tinggi hak-hak korban. Dalam kesempatan ini, FPD NTT Jakarta mengeluarkan seruan yang berfokus pada beberapa poin utama.
1. Mengutuk kekerasan seksual yang dilakukan oleh mantan Kapolres Ngada, Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja.
2. Menuntut hukuman yang tegas bagi pelaku, berupa hukuman kebiri dan penjara seumur hidup, serta pemberhentian dengan tidak hormat dari institusi Kepolisian Republik Indonesia.
3. Memberikan perlindungan dan pemulihan hak korban, untuk memastikan hak-hak korban kekerasan seksual dipenuhi dan dilindungi.
4. Menuntaskan semua kasus kekerasan seksual pada anak dan perempuan yang
terjadi di NTT.
“Kami berharap bahwa aksi ini dapat menggugah kesadaran publik untuk tidak tinggal diam terhadap kekerasan seksual yang semakin meningkat, khususnya di NTT. Kami juga meminta agar pemerintah, aparat kepolisian, dan seluruh pihak terkait segera mengambil langkah tegas memberikan hukuman serta memberikan rasa aman bagi seluruh perempuan dan anak di NTT,” ujar Ketua Forum Perempuan Diaspora NTT Jakarta, Sere Aba.
FPD NTT Jakarta berharap kegiatan ini dapat mendorong terciptanya perubahan yang lebih baik, serta menginspirasi lebih banyak pihak untuk bersuara dan bergerak melawan kekerasan seksual di seluruh Indonesia, khususnya di NTT. (*/rnc)