Kupang, RNC – Tawaran untuk bergabung dalam sebuah organisasi, saat ini sangatlah mudah. Orsos, orpol pun organisasi teroris sekalipun. Salah memilih organisasi, akan menentukan langkah selanjutnya. Demikian dikatakan Robert Kadang, salah satu wartawan senior di Kupang. Di hadapan ratusan mahasiswa Timor Tengah Utara (IMATTU), Robert yang mewakili GMT Institute dan Yayasan Felix Maria Go (YFMG) mengatakan, kiprah seseorang di level manapun, sangat ditentukan dukungan organisasi yang membesarkannya.
Karena itu, tandas pendiri Surat Kabar Timor Express ini, sangat disayangkan bila seorang mahasiswa tidak terlibat dalam sebuah organisasi. “Kalian bisa lihat, untuk menjadi pemimpin bangsa saat ini, rekam jejak seseorang dalam sebuah organisasi, sangat diperlukan. Jika tak ada catatan organisasi yang pernah membesarkan kalian, jangan berharap bisa berkiprah lebih jauh. Berorganisasi sangatlah penting. Setidaknya menentukan arah langkah kalian dalam berkarier,” ujar Robert dalam materinya: “Peningkatan Kapasitas Berorganisasi bagi Mahasiswa IMATTU, di Noelbaki, Sabtu (14/10/2023).
Hanya saja, lanjut wartawan RakyatNTT.com itu, dalam berorganisasi, paham primordial sebisa mungkin tidak dilakonkan. Pasalnya, kata Robert, paham atau sifat primordial dapat mem-framming seseorang dalam berorganisasi. “Terkadang, sifat primordial tidak bisa terhindarkan. Tapi itu malah membuat “kerdil” seseorang dalam berorganisasi. Sebab, jika dia tak se ide, se pemahaman dengan golongannya, atau dari kampung se asal, dia tidak bergabung. Terjadilah mis. Lalu ada jarak. Primordial punya plus minus,” sebut Robert.
Menghadapi situasi dan kondisi seperti itu dalam sebuah organisasi, jangan baper (bawa perasaan). “Justru seseorang akan ditempah. Sampai dimana dia bisa menghadapi tekanan itu, dan punya solusi mengatasinya,” tandasnya sembari menyampaikan terima kasih kepada CEO GMT Institute Jakarta, Fransiscus Go yang telah mensupport kegiatan mahasiswa Timor Tengah Utara.
Di akhir materinya, Robert Kadang yang sudah berprofesi sebagai jurnalis selama 26 tahun itu berharap, mahasiswa peserta diklat, kelak menjadi salah satu diaspora TTU di kancah perpolitikan nasional. “Setiap insan yang hadir dalam kegiatan ini, harus teguh mempertahankan integritas, kelak setelah menjadi salah satu pemeran politik di kancah nasional. Selalu ingat untuk membangun daerahnya, Membangun SDM daerahnya. Supaya berdaya saing tinggi di level nasional,” imbuhnya. (*)