Kupang, RNC – Terhitung sejak tahun 2019, Bank NTT tidak lagi ditunjuk sebagai bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh pemerintah. Hal ini tidak lepas dari tingginya angka Non-Performing Loan (NPL) atau kredit macet akibat dari penyaluran yang tidak prudent serta tidak memperhatikan prinsip kehati-hatian.
Untuk kembali mendapat kepercayaan dari pemerintah sebagai penyalur KUR, Bank NTT melakukan beragam upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit bermasalah. Hasilnya pun positif dimana NPL KUR mengalami penurunan.
“Terkait NPL kredit KUR, telah dilakukan penyelamatan dan penyelesaian melalui Hapus Buku penagihan sehingga NPL tersebut sudah menunjukkan penurunan,” ujar Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama Bank NTT, Yohanis Landu Praing saat memaparkan kondisi UMKM dalam pertemuan dengan sejumlah deputi Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada 23 Januari 2025 lalu.
Landu Praing berharap ada kebijakan dari Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian untuk memberikan kuota bagi Bank NTT dalam penyaluran KUR.
Dukungan Kementerian UMKM
Kementerian UMKM berkomitmen mendukung Bank NTT dalam mengembangkan potensi daerah melalui pengembangan UMKM. Komitmen itu terbangun dalam pertemuan antara Plt. Dirut Bank NTT, Yohanis Landu Praing dengan Deputi 1 Kementerian Perekonomian Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN, Ferry Irawan dan Asisten Deputi Bidang Jasa Keuangan dan Usaha Bisnis, Gunawan Pribadi beserta sejumlah staff.
Sehubungan dengan KUR, Ferry Irawan sangat berharap ada perbaikan kelembagaan dan sumber daya manusia di internal Bank NTT.
“Perbaikan ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, akuntabilitas dan daya saing. Cakupannya adalah penyesuaian struktur, tata kelola, proses kerja serta kapasitas sumber daya manusia untuk mencapai tujuan,” katanya.
Ferry Irawan juga merekomendasikan agar dilakukannya koordinasi antara tim teknis dari Bank NTT dan tim teknis Kementerian Perekonomian terkait data NPL KUR, serta bersurat terkait upaya yang telah dilakukan untuk menurunkan NPL. Termasuk juga soal rekomendasi dari OJK setempat.
Tahap Finalisasi
Peluang Bank NTT untuk kembali menyalurkan KUR terbuka lebar. Pasalnya, segala proses untuk kembali mendapatkan kepercayaan pemerintah, sementara dalam tahap finalisasi.
“Jika semua persiapan berjalan lancar dan dukungan berbagai pihak terpenuhi, maka penyaluran KUR bisa dimulai tahun ini atau paling lambat tahun depan,” ujar Kepala Divisi Corsec Bank NTT, Frans Boli Tobi saat media gathering di Resto Suba Suka, Jumat, 31 Januari 2025 lalu.
Senada dengan Plt. Dirut, Frans Boli Tobi juga berharap Bank NTT bisa segera mendapat kepercayaan untuk menyalurkan KUR. Sebab dengan plafon sebesar Rp10 juta, KUR sangat membantu para pelaku UMKM di NTT.
“KUR ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pengembangan usaha kecil yang selama ini terbatas akses pendanaannya. Kami berharap ke depan, dengan KUR, sektor UMKM bisa semakin berkembang dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” pungkas Frans Boli Tobi. (*/rnc)