Oleh Wahyu Ekawati
Pengawas Sekolah Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Jember
Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya
PENDIDIKAN sangat menentukan cara berpikir seseorang. Dari sudut pandang pisikologi pendidikan, sudah dapat diyakini secara awam bahwa hakikat pendidikan sangat penting dalam mengubah pola prilaku manusia, khususnya dalam pengembangan wawasan ataupun pengetahuannya.
Dalam mewujudkan merdeka belajar, perlu adanya suatu upaya yang terencana dan berkesinambungan, usaha yang dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Karena, potensi yang dimiliki oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda, yang nantinya adalah tugas seorang pendidik untuk mampu melihat dan mengasah potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya, sehingga mampu berkembang menjadi manusia berguna bagi masyarakat.
Manusia merdeka adalah manusia yang hidupnya lahir atau batin tidak tergantung kepada orang lain, akan tetapi bersandar atas kekuatan sendiri maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk perikehidupan bersama ialah memerdekakan manusia sebagai bagian dari persatuan (rakyat) (Ki Hadjar Dewantara-Pendidikan dan Pengajaran Nasional, Desember 1928).
Merdeka belajar merupakan kebijakan yang dirancang pemerintah untuk membuat lompatan besar dalam aspek kualitas pendidikan agar menghasilkan siswa dan lulusan yang unggul dalam menghadapi tantangan masa depan yang kompleks. Inti merdeka belajar adalah kemerdekaan berpikir bagi siswa dan guru.
Merdeka belajar mendorong terbentuknya karakter jiwa merdeka di mana guru dan siswa dapat secara leluasa dan menyenangkan mengeksplorasi pengetahuan, sikap dan keterampilan dari lingkungan. Merdeka belajar dapat mendorong siswa belajar dan mengembangkan dirinya, membentuk sikap peduli terhadap lingkungan di mana siswa belajar, mendorong kepercayaan diri dan keterampilan siswa serta mudah beradaptasi dengan lingkungan masyarakat.
Karena itu keberadaan merdeka belajar sangat relevan dengan kebutuhan siswa dan tuntutan pendidikan abad 21. Karena esensi merdeka belajar adalah meletakkan pendidikan yang memerdekakan dan otonom baik guru maupun sekolah untuk menginterpretasi kompetensi dasar dalam kurikulum menjadi penilaian guru.
Esensi kemerdekaan berpikir dalam mewujudkan hakikat merdeka belajar, sangat ditentukan dinamikanya oleh para guru. Mengingat, harus ada proses pemahaman yang mendalam, dari setiap kompetensi dasar pada kurikulum yang ada, sehingga akan tercapai proses pembelajaran yang hakiki.
Manajemen pendidikan berupa sinkronisasi kurikulum dengan kebutuhan pasar juga harus menjadi perhatian, kebutuhan pasar global terhadap bidang-bidang pekerjaan yang baru harus ditanggapi oleh pemerintah sebagai penentu kebijakan arah kurikulum dan dikuasai oleh para pelaku pendidikan, mengingat persaingan dunia saat ini tidak dapat terlepas dari pengaruh globalisasi.
Dinamika pendidikan sebagai media yang menghasilkan ilmu juga memiliki tanggung jawab yang besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi itu sendiri, mengenai dampak ataupun hal-hal yang diakibatkan oleh ilmu pengetahuan dan tekhnologi di masa-masa lalu, sekarang maupun akibatnya bagi masa depan, berdasarkan keputusan ataupun tindakan manusia dalam kegiatan hidupnya.
Selain itu, penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi terbukti ada yang dapat mengubah sesuatu aturan, baik secara alami ataupun secara mekanis dari manusia itu sendiri. Hal ini tentu saja memiliki tanggung jawab untuk selalu menjaga agar apa yang diwujudkannya melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan sebagai suatu manifestasi pendidikan, pastinya akan mencapai terjadinya perubahan sosial yang terbaik bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri, maupun perkembangan eksistensi manusia secara utuh, baik secara individu maupun dalam sebuah bangsa.
Pengembangan Kurikulum Indonesia
Implementasi dari kurikulum merupakan bagian dari persiapan yang akan dihadapi dalam tantangan zaman di masa yang akan datang. Masa yang akan datang dunia pekerjaan akan dipenuhi oleh para pelaku pendidikan yang saat ini sedang belajar meraih cita-citanya, mereka adalah para peserta didik. Oleh sebab itu, kurikulum merupakan cerminan dari pembentukan pendidikan karakter yang berkontribusi penuh terkait masa depan bangsa.
Pola kehidupan terjadi semakin dinamis seperti tidak ada batasannya. Hal ini dibuktikan dengan perkembangan dunia teknologi yang semakin berkembang pesat dan memiliki peran penuh dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, jika sedikit saja tertinggal maka pendidikan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman yang secara dinamis selalu terjadi pembaharuan.
Keunggulan pendidikan suatu bangsa sebenarnya tidak terletak pada kurikulumnya, melainkan bagaimana kebijakan kurikulum yang mana hal tersebut harus sejalan dan satu arah dalam rencana pembangunan nasional. Definisi dan Kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar merupakan bagian dari kebijakan baru yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
Menurut Nadiem, bahwa kebijakan kurikulum terkait merdeka belajar harus dilakukan penerobosan awal terlebih dahulu kepada para pendidik sebelum hal tersebut disampaikan atau diterapkan kepada peserta didik. Selain itu, Nadiem juga mengatakan terkait komptensi guru yang levelnya berada di level apapun itu, tanpa adanya proses penerjemahan dari kompetensi dasar yang ada serta erat kaitannya dengan kurikulum maka pembelajaran tidak akan terjadi.
Di masa mendatang, bahwa sistem pembelajaran juga akan memiliki nuansa yang berbeda yakni tadinya pembelajaran selalu menggunakan ruang kelas, maka suasana berbeda seperti belajar diluar ruang kelas akan dicoba untuk terealisasi pada kurikulum merdeka belajar ini. Selain itu, penekanan proses pembelajaran lebih ditekankan pada pembentukan karakter siswa. Hal ini diterapkan dengan cara pendidik dan peserta didik mampu berkomunikasi dengan baik melalui kegiatan belajar mengajar dengan metode diskusi yang tidak membuat psikologis peserta didik merasa takut. Dengan demikian, sistem kebijakan baru terkait dengan kurikulum merdeka belajar ini diharapkan dapat membentuk para peserta didik yang siap kerja serta memiliki kompeten dengan moral tinggi dan dapat berguna bagi lingkungan masyarakat.
Inovasi Baru
Terkait Fenomena Merdeka Belajar sebagaimana konsep dalam merdeka belajar yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bahwa hal tersebut bukanlah topik baru yang harus diperdebatkan. Hal ini sudah sekian lama dicanangkan oleh para penggiat pendidikan. Berkaitan dengan itu, bahwa terkait konsep merdeka belajar telah mengadakan kegiatan diskusi dengan tema merdeka belajar. Kegiatan tersebut mendapatkan apresiasi dari ranah publik, khususnya para penggiat pendidikan, karena akan menjadi sebuah inovasi baru dalam dunia pendidikan.
Merdeka belajar adalah inovasi dari program unggulan yang dicetuskan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2019. Maksud dari merdeka belajar ini adalah terkait bagaimana kebijakan yang dibuat strategis dan termuat untuk kegiatan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), Ujian Nasional (UN), serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Sistem Zonasi terkait dengan penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Bentuk struktur kurikulum Merdeka terdiri dari kegiatan intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan secara reguler/mingguan.
Tidak ada perubahan total jam pelajaran, hanya saja JP (jam pelajaran) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk dua kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar pancasila projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk memecahkan masalah tersebut.
Oleh karena itu, alokasi waktu tersendiri sangat dibutuhkan guna memastikan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat berjalan dengan baik. Dalam kurikulum Merdeka ketuntasan hasil belajar tidak lagi diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif. Asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Capaian belajar dapat diidentifikasi dengan mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran.
Guru diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran dan aktivitas pembelajarannya. Selain itu, peserta didik dapat melanjutkan ke kelas di atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan pembelajaran.
Kurikulum MBKM yang merupakan kurikulum terbaru di Indonesia, lebih menekankan proses kegiatan pembelajaran diluar dan didalam sekolah/kampus. Hal ini dapat diketahui dari pematangan delapan kegiatan pembelajaran yaitu pertukaran pelajar, magang/praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian/riset, proyek kemanusiaan, kegiatan kewirausahaan, studi/proyek independen, dan membangun desa/kuliah kerja nyata tematik yang merupakan inti dari perubahan kurikulum.
Program MBKM memberi kebebasan dan otonomi kepada lembaga pendidikan, merdekadari birokratisasi, dosen dibebaskan dari birokrasi yang berbelit, serta mahasiswa diberikankebebasan untuk memilih bidang yang mereka minati. Kampus merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Perguruan Tinggi diharapkan berkomitmen menyediakan dan menfasilitasi Program MBKM sebagaimana yang diamanatkan Permendikbud RI No. 3 Tahun 2020 maupun yang dijelaskan dalam Buku Panduan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka yang diterbitkan Kemendikbud.
Dengan demikian ada Sembilan Program MBKM, yaitu (1) Pertukaran Mahasiswa, (2) Praktik KerjaProfesi, (3) Asistensi Mengajar di SatuanPendidikan,(4) Penelitian/Riset, (5) Proyek Kemanusiaan (6) Kegiatan Wirausaha, (7) Studi/Proyek Independen, (8) Proyek / Membangun Desa, dan (9) Pelatihan Bela Negara.
Dari sisi penilaian, MBKM memfokuskan penilaian karakteristik untuk menanamkan nilai pancasila dan bhineka tunggal ika yang merupakan ciri khas kebangsaan Indonesia. Tidak hanya itu, instrumen penilaian pun ada yang dikembangkan bahkan di ubah untuk memperbaiki mutu pendidikan dan output lulusan yang sesuai dengan dunia industri, dunia usaha, persiapan karir di masa mendatang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga tercapainya Indonesia yang maju, adil dan makmur. (*)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com