Wawali Hadiri Mayor Caucus 2019 di Bogor

Kota Kupang, Nasionaldibaca 287 kali

Bogor, RNC – Wakil Wali Kota Kupang dr. Hermanus Man menghadiri Mayor Caucus 2019 yang diselenggarakan oleh Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (IAP) didukung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BadanPertanahan Nasional (ATR/BPN), Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) dan Pemerintah Kota Bogor di Kota Bogor, Senin (9/9/2019).

Kegiatan yang bertema “Beyond The Metropolis” itu merupakan kegiatan pertemuan Walikota seluruh Indonesia yang bertujuan untuk mendiskusikan implementasi tujuan ke-11 SDG’s, yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan. Acara tersebut merupakan rangkaian dari acara kongres ke-55 Perencana Kota Sedunia (55th ISOCARP World Planning Congress 2019).

Kegiatan Mayor Caucus 2019 bertujuan untuk memberikan ruang bagi para Walikota untuk dapat mendiskusikan peran kota-kota dan kepemimpinan daerah dalam menyukseskan pencapaian tujuan-tujuan di dalam tujuan pembangunan berkelanjutan (TPB/SDG’s). Para peserta dapat saling bertukar gagasan mengenai tantangan, harapan, dan strategi dalam rangka mewujudkan tujuan ke-11 dalam TPB/SDG’s, yaitu membangun kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.

Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan adalah komunike bersama yang ditandatangani oleh para Walikota. Komunike bersama ini memuat komitmen pada Walikota untuk bekerjasama mensukseskan implementasi tujuan ke-11 TPB dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kota. Peserta adalah para Walikota/Wakil Walikota seluruh Indonesia dan menghadirkan beberapa technical keynote yaitu dari Bappenas, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, kementerian Dalam Negeri dan Gubernur Provinsi Jawa Barat.

Tujuan pembangunan berkelanjutan, yaitu tujuan 11 TPB sangat erat kaitannya dengan kota-kota. Tujuan 11 TPB ini berfokus untuk mencapai kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan. Semakin banyaknya penduduk yang memilih untuk tinggal di perkotaan (sebesar 53% pada tahun 2014 menurut UN Indonesia, 2017) membuka lebih banyak kesempatan untuk maju di satu sisi. Namun hal ini juga memunculkan masalah baru seperti permukiman kumuh yang meluas, konsumsi energy yang berlebihan dan risiko bencana yang meningkat. (*/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *