Demi Kebanggaan, Gubernur VBL : Pakai Produk Lokal

Malakadibaca 172 kali

 

Betun, RNC – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL), meminta masyarakat menggunakan produk – produk UMKM lokal. Permintaan itu disampaikan Gubernur Viktor di hadapan masyarakat, dalam kunjungan kerjanya ke Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka, Minggu (24/1/2022). Kegiatan itu bertempat di Rumah Produksi Marungga Organik Bumdes Kufeu.

“Kita harus gunakan hasil UMKM kita, misalnya teh kelor, sabun kelor, kopi lokal, kerajinan tangan kita. Supaya pasar produk – produk lokal dapat tumbuh pesat. Ini juga instruksi presiden, untuk dapat memulihkan ekonomi dan menumbuhkan ekonomi kita,” ujar Gubernur Viktor.

Dalam siaran pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT yang diterima RakyatNTT.com disebutkan,
Gubernur Viktor bersama rombongan datang langsung ke Malaka, untuk melihat langsung pengembangan kelor sebagai komoditi unggulan.

“Ini juga upaya kita untuk mendorong kelor jadi produk unggulan, dan ciri khas Provinsi NTT agar dikenal dengan kelor,” ujar Gubernur Viktor. Dia menambahkan, masyarakat harus menjadi pasar bagi produk – produk UMKM.

Selain itu, masyarakat dan setiap OPD birokrasi, harus membeli dan menggunakan produk lokal, karena itu adalah kebanggaan, kehormatan dan martabat kita yang memiliki segudang kekayaan di daerah ini,” kata Gubernur Viktor.

Dikatakannya, Malaka merupakan daerah yang punya potensi melimpah. Namun harus dikelola secara baik dan benar. “Kita ingin, agar Malaka nantinya menjadi lumbung garam, dan turut menyumbang bagi kebutuhan garam nasional. Itu akan sangat membanggakan bagi masyarakat, dan bagi kita semua,” sebut Gubernur Viktor.

Sementara Nina Purwiyantini, direktur Unit Budidaya Kelor Bumdes Kufeu menjelaskan, kini kapasitas produksinya 901 kg setiap panenan. “Kini terdapat tujuh desa penyangga produksi. Penyerapan tenaga kerja mencapai 450 orang. Area pemasaran kita di TTU, Malaka, Kabupaten Kupang, Pekan Baru, Semarang, Jogjakarta. Juga ada permintaan untuk kita kirim ke Kanada, Argentina, Brazil dan Australia. Omset saat ini mencapai 58 juta rupiah,” tandas Nina.

Baca Juga:  Solusi Hadapi Kekeringan dan Krisis Pangan NTT

Salah seorang petani kelor bernama Hilarius Bria, menuturkan, dengan adanya Bumdes Kufeu, pengelolaan kelor ini sangat membantu mereka untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. “Kami sangat bersyukur menjadi petani kelor. Penghasilan kami setiap kali panen, kami serahkan ke Bumdes berkisar 40 kg sampai 50 kg. Satu kilograam dihargai Rp 5.000. Kami bangga, karena kita kerja dengan hasil alam yang kita punya, dan pekerjaan ini punya manfaat bagi ekonomi keluarga,” ujar Hilarius.

Untuk diketahui dalam kunjungan kerjanya, Gubernur Viktor juga memantau vaksinasi siswa SDK Nela Atambua, meninjau Balai Latihan Kerja Komunitas Yayasan Emaus Seminari Lalian, melaksanakan Penanaman Perdana TJPS di Desa Rinbesihat, serta meninjau Pabrik Porang di Kabupaten TTU. (*/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *