Jakarta, RNC – Direktur Indo Barometer M Qodari kembali menyinggung gagasan ‘Jokowi-Prabowo 2024’ yang mana dia mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) berduet dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Qodari membeberkan alasannya mengusung gagasan ‘Jokowi-Prabowo 2024’.
Dalam webinar Nesia Constitution yang dikutip pada Senin (12/4/2021), Qodari mulanya memberi disclaimer bahwa ide yang disampaikannya ini bukan hanya soal jabatan 3 periode presiden, tapi juga lebih spesifik ‘Jokowi-Prabowo 2024’. Dia mengakui gagasan ini pada gilirannya memerlukan perpanjangan masa presiden dan perlu amandemen UUD 1945.
Qodari mengatakan pilpres Indonesia sejak 2014 memasuki babak baru. Menurutnya, kacamata melihat pilpres sekarang tidak bisa disamakan dengan Pilpres 2005 atau 2010.
BACA JUGA: Survei Capres IPO: Anies dan AHY Ungguli Prabowo, Moeldoko Dapat 0
“Kemudian konstelasi dan dukungan politik saat ini kebetulan memungkinkan Jokowi dan Prabowo menghadapi kotak kosong pada tahun 2024. Menurut saya melawan kotak kosong akan sangat, sangat, sangat menurunkan tensi politik secara signifikan,” kata Qodari dilansir dari detikcom.
Qodari berbicara bahaya isu polarisasi dalam beberapa gelaran pemilihan kepala daerah, termasuk Pilpres 2019. Polarisasi yang terjadi, katanya, perlahan-lahan memecah belah persatuan Indonesia.
“Coretan di masjid yang bernuansa SARA, saya ingat waktu itu saya sudah merinding ya. Kemudian bahkan ada fenomena warga meninggal dilarang disalatkan karena mendukung Ahok,” kata Qodari.
Qodari yakin Jokowi-Prabowo akan didukung koalisi besar untuk 2024. PAN, duganya, segera masuk ke kabinet.
“Saya berani mengatakan bahwa pasangan Jokowi Prabowo 2024 itu akan didukung oleh koalisi yang besar… yang ini yang tidak resmi ini karena PAN belum di dalam pemerintahan tapi mungkin sebentar lagi masuk,” kata Qodari.
“Karena barusan ada perubahan menarik. BKPM akan jadi Kementerian Investasi lalu Kemenristek akan digabung Mendiknas. Bisa jadi pintu reshuffle dan PAN bisa masuk. Kalau ini terjadi, maka Jokowi-Prabowo akan berhadapan dengan kotak kosong,” ujarnya.
(*/dtc/rnc)