Kupang, RNC – Program Kerjasama Inggris-Indonesia bertajuk MENTARI (Menuju Transisi Energi Rendah Karbon Indonesia), bekerjasama dengan komunitas dari Mata Redi dan Mata Woga serta Pemerintah Daerah Sumba Tengah, NTT, mendirikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan baterai untuk menyediakan akses energi bersih.
Inisiatif ini juga membantu meningkatkan ekonomi lokal yang lebih produktif dan inklusif dengan memberdayakan usaha lokal dan meningkatkan hasil pertanian.
Dalam rilis Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia yang diterima redaksi RakyatNTT.com, disebutkan akses energi bersih akan membawa manfaat lainnya seperti tempat usaha dan fasilitas kesehatan dapat beroperasi lebih lama, menyediakan wadah pendingin untuk obat-obatan; anak-anak dapat belajar dengan lebih baik di malam hari dan lampu-lampu jalan bisa terus menyala dan membantu meningkatkan mobilitas yang aman di malam hari.
Seperti halnya dengan penyediaan energi yang bersih, dapat diandalkan dan terjangkau, hal yang tidak kalah penting adalah memberdayakan masyarakat untuk dapat menggunakan listrik tersebut secara produktif guna meningkatkan perekonomian yang inklusif serta mewujudkan manfaat sosial lainnya secara menyeluruh.
Masyarakat desa bekerjasama dengan Program MENTARI dan juga LSM seperti Humba Hammu, konsorsium yang dipimpin oleh perempuan dari delapan organisasi lokal, dan Balai Pelatihan Don Bosco, telah melaksanakan pelatihan dan lokakarya untuk masyarakat terutama untuk anak-anak muda.
Pelatihan-pelatihan tersebut termasuk mengembangkan keterampilan pertukangan dan teknik kelistrikan. Masyarakat juga telah membentuk BUMDes Hali Dewa untuk menjalankan dan mengelola sistem pembangkit tersbut, serta bekerja sama dengan masyarakat untuk meningkatkan inklusifitas dan kesetaraan gender melalui pelatihan Sistem Pembelajaran Aksi Gender (GALS) untuk laki-laki dan perempuan, guna meningkatkan potensi terhadap perkembangan ekonomi yang inklusif dan manfaat sosial bagi seluruh masyarakat.
Selain membangun PLTS dan baterai yang akan mendatangkan manfaat langsung terhadap masyarakat, Program Kerjasama Inggris-Indonesia MENTARI, juga bekerjasama dengan pemerintah untuk mengembangkan model bisnis off-grid dan mini-grid, sehingga proyek-proyek seperti ini dapat diterapkan di daerah lain di Sumba maupun secara luas di seluruh Indonesia; termasuk mewujudkan potensi transisi seluruh pulau dimana teknologi off-grid dan mini-grid adalah yang paling cocok.
MENTARI juga bekerja sama dengan PLN untuk mengganti semua pembangkit listrik tenaga dieselnya di Indonesia, total pembangkitan setara dengan lebih dari 2GW.
MENTARI juga memberikan masukan terhadap reformasi kebijakan dan peraturan yang akan menarik investasi internasional dan swasta, serta pendanaan dalam negeri yang diperlukan untuk mempercepat transisi energi guna mencapai target pemerintah. MENTARI bekerjasama secara langsung dengan pemodal dan pengembang untuk menjembatani proyek-proyek energi baru terbarukan senilai hampir 2 Miliar Poundsterling. Hal ini akan membantu memberikan masukan terhadap hambatan regulasi terhadap pengembangan proyek.
IEA (International Energy Agency) menyatakan bahwa sektor listrik bertanggung jawab atas 40 persen emisi CO2. Transisi ke energi baru terbarukan yang berkeadilan dimana tidak ada masyarakat yang ditinggalkan, tidak hanya akan mengurangi emisi melainkan juga akan menumbuhkan perekonomian lebih cepat dan meningkatkan kualitas kesehatan, mulai dari kualitas udara yang lebih baik, hingga mendatangkan miliaran dana yang dapat diinvestasikan kembali ke sektor lain seperti kesehatan dan pendidikan.
Kerjasama antar pemerintah untuk mewujudkan manfaat-manfaat ini dan memenuhi Kesepakatan Paris agar menjaga kenaikan suhu tidak lebih dari 1.5 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri sangatlah penting, jika kita semua ingin memenuhi target tersebut dan menjaga kualitas hidup dan kesejahteraan generasi sekarang dan yang akan datang. Pemerintah Inggris dan Indonesia merasa bangga dengan Program Kerjasama MENTARI yang dapat membantu mencapai hal tersebut. Masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga juga dapat berbangga hati karena menjadi bagian dari perubahan global menuju energi bersih dengan semua manfaatnya.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins yang akan menghadiri peresmian penting ini berharap bahwa PLTS yang dibangun akan membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat di Desa Mata Redi dan Mata Woga, tidak hanya dalam hal akses listrik tetapi juga pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan lebih banyak peluang untuk kedua desa dan masyarakatnya untuk berkembang.
“Pemerintah Inggris merasa bangga karena menjadi bagian dari perjalanan Indonesia menuju transisi energi baru terbarukan melalui program MENTARI. Saya senang melihat kemajuan di lapangan yang menunjukan kerjasama yang hebat antara Indonesia dan Inggris, bekerja bersama untuk mencapai target transisi energi Indonesia,” kata Owen.
Lebih lanjut ia mengatakan pemerintah Inggris berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada Indonesia untuk mewujudkan transisi berkeadilan sejalan dengan semangat Presidensi G20 ETWG (Energy Transition Working Group).
“Saya berharap proyek ini dapat dicontoh di daerah lainnya di Indonesia dan dunia, seiring dengan langkah kita bersama untuk pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat,” ujar Owen.
Bupati Sumba Tengah, Drs. Paulus S. K. Limu mengatakan Program MENTARI di Desa Mata Redi dan Mata Woga telah membawa satu model pendekatan yang menarik dan komprehensif. Tidak hanya memberikan akses listrik yang bersumber pada energi baru terbarukan kepada masyarakat, namun memberi peluang bertumbuhnya sektor sosial-ekonomi produktif.
Kelembagaan sosial, seperti BUMDes dan UMKM akan tumbuh dan memainkan peran strategis dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat. Model integrasi energi terbarukan baru dan pemanfaatannya untuk ekonomi produktif seperti inilah yang perlu dicontoh, baik oleh pemerintah maupun para pihak lainnya.
“Pemerintah Sumba Tengah akan mereplikasi konsep ini dalam pembangunan akses energi baru terbarukan ke desa-desa lainnya, tentunya sesuai kemampuan daerah. Niscaya, Sumba Tengah perlahan akan keluar dari kemiskinan,” kata Paulus.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan Pulau Sumba, lebih khusus lagi Kabupaten Sumba Tengah, akan dijadikan lokus pembangunan energi baru terbarukan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Prioritas ini mendukung program Pemerintah Indonesia yang menjadikan Sumba sebagai pulau ikonis untuk energy baru terbarukan.
Program MENTARI di Desa Mata Redi dan Mata Woga dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif, membangun kapasitas kelembagaan seperti BUM Desa untuk keberlanjutan, sangat sejalan dengan konsep dan prioritas pembangunan di NTT. Sinergitas program antar dinas/lembaga menjadi tugas pemerintah kedepannya untuk memastikan keberlanjutan, dan membantu masyarakat keluar dari kemiskinan”.
Staf Ahli Menteri Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang Kementerian ESDM, Muhammad Wafid A.N mengatakan Indonesia sangat antusias untuk bertransisi menuju energi baru terbarukan (EBT) dan mewujudkan target 100 persen energi terbarukan di 2060 atau lebih cepat.
Kementerian ESDM sangat senang bekerjasama dengan negara seperti Inggris yang berkomitmen tinggi terhadap pengembangan EBT. Sejalan dengan Energy Transition Working Group (ETWG) G20, PLTS yang dibangun MENTARI ini mendukung Indonesia untuk mewujudkan transisi energi guna mencapai prioritas ETWG dalam hal akses energi dan juga teknologi pintar dan bersih.
Menyediakan akses terhadap masyarakat di daerah terpencil juga sejalan dengan semangat G20 ETWG dimana tidak ada masyarakat yang ditinggalkan. “Saya berharap kita dapat membagikan kisah sukses ini di ETWG G20 di Bali minggu depan,” kata Wafid.
Kepala Desa Mata Redi, Adrianus Umbu Rauta mengatakan mengaku merasa tidak percaya di desanya dibangun program PLTS. “Saya sangat terharu, akhirnya penantian panjang kami terwujud. Desa kami segera terang. Tidak hanya ini, kami juga berterima kasih karena baik anak muda dan masyarakat umumnya mendapatkan banyak pelatihan,” katanya.
Ia juga berterima kasih karena anak-anak muda di desanya diberi berbagai paletihan. Misalnya pelatihan kelistrikan calon operator, furniture, gender dan inklusi sosial, internet komunitas, dan bahkan pembentukan dan pelatihan bagi pengurus BUM Desa.
Masyarakat juga diberi keahlihan menanam sereh wangi dan jahe putih untuk memanfaatkan listrik dan menambah pendapatan keluarga. Tidak hanya menerima listrik, tetapi mereka didukung membangun ekonomi. “Sebagai pemerintah desa, tentunya kami akan bertanggungjawab memastikan akses listrik ini bisa berlanjut dan dimanfaatkan oleh anak cucu kami nanti. Sekali lagi terima kasih kepada Program MENTARI dan semua pihak yang sudah membantu kami,” katanya.
Selanjutnya, salah satu tokoh perempuan Desa Mata Redi, Yanti Sada Mura mengaku senang karena program MENTARI membantu desanya untuk mempunyai listrik. “Ini impian kami sejak dulu dan baru terealisasi dengan adanya program MENTARI. Karena itu atas nama perempuan dan masyarakat Desa Mata Redi dan Desa Mata Woga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga untuk program MENTARI. Dengan listrik, kami bisa melakukan berbagai kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga, anak bisa belajar dengan baik dan kesehatan masyarakat lebih meningkat,” jelas Yanti.
(*/rnc)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com