Kopi Manggarai Harus Jadi Tuan Rumah di Daerah Sendiri

Manggaraidibaca 192 kali

Ruteng, RNC – Anggota DPR RI Komisi IV, Julie Sutrisno Laiskodat, memberikan dukungan penuh terhadap peningkatan produksi dan produktivitas kopi di Kabupaten Manggarai.  Salah satu bentuk dukungannya, yakni melalui Bimbingan Teknis (Bimtek) bagi petani kopi di daerah itu. Kegiatan Bimtek tersebut, dilaksanakan di Hotel Revaya, Ruteng, Kamis (2/3/2022), diikuti kelompok tani, pegiat kopi dan pelaku usaha kopi di Manggarai.

Seperti disaksikan RakyatNTT.com, Julie Laiskodat memberikan sambutan secara virtual dari Jakarta. Kepada peserta Bimtek, ia mengatakan memiliki keinginan kuat untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kopi di NTT. Targetnya, selain produksi yang banyak, tanaman kopi juga punya nilai tawar tinggi bagi petani atau seluruh stakeholder. Misalnya, para pegiat atau yang berusaha di bidang coffee. “Saya melihat, ternyata petani kopi di Manggarai belum mengalami kesejahteraan hidup dari situ. Dan, setelah kami teliti, kayaknya cara kerja dari hulu ke hilirnya itu yang mungkin belum maksimal, atau belum diatur secara baik,” kata Bunda Julie.

Dia menambahkan, derajat kopi NTT khususnya di Manggarai, harus ditingkatkan. Kesejahteraan petani kopi tidak boleh hanya pada perusahaan. Karena itu, perlu ada peran seluruh elemen atau stakeholder. “Kita mencoba membuat bagaimana caranya, supaya kopi ini bisa meingkatkan kesejahteraan para petani. Kopinya harus dibuat jadi lebih berkualitas,” kata istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat itu.

Bunda Julie membeberkan, ada banyak jenis kopi di NTT. Salah satu yang paling terkenal, adalah kopi Arabika Manggarai. Namun, meski pun terkenal sampai di kancah internasional, tingkat kesejahteraan petaninya tidak sebanding, bahkan sangat rendah. “Artinya, petani yang bersusah payah, orang lain yang menikmatinya,” sebut Bunda Julie.

Itulah mengapa Bunda Julie menggandeng Kementerian Pertanian untuk peningkatan produksi dan produktivitas bagi petani. Apalagi, telah ada kerja sama dengan Keuskupan untuk Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat. Di Manggarai Timur, sudah ada ada Desa Agrowisata yang secara khusus bergerak di sektor kopi,” ungkap Bunda Julie.

Ditambahkannya, kini pihaknya mengajak petani kopi tidak hanya mengolah, tapi mereka bisa miliki usaha sendiri seperti cafe. Apalagi program gubernur NTT salah satunya adalah pembangunan di sektor pariwisata. “Sangat tidak mungkin, orang dari luar NTT datang lalu disuguhkan kopi Kapal Api, bukan kopi Manggarai. Orang Manggarai harus punya kedai atau cafe sendiri,” imbuhnya.

Sementara Ketua KADIN Manggarai, Boni Romas mengatakan, kegiatan Bimtek sangat bermanfaat bagi para petani kopi dan pelaku usaha kopi. Kegiatan ini, kata dia, harus dilaksanakan secara berkesinambungan. Sebab pembahasan mengenai kopi sangat luas cakupanya.

“Manggarai sudah mengangkat kopi sebagai produk unggulan dan komoditi yang bisa memberikan dampak ekonomis kepada masyarakat,” kata Boni Romas. Dia menjelaskan, pelaku kopi harus melihat kegiatan produksi kopi secara menyeluruh. Mulai dari pohon kopi, sampai ke cangkir. Sehingga penting melaksanakan bimbingan bertahap mulai dari hulu. “Bagaimana produktivitas, penanganan pasca panen lalu mendapatkan kopi yang baik. Mulai dari roasting, goreng dan sortir. Di hilirnya bagaimana cara menyeduh kopi, dan bagaimana pemasaran,” bebernya.

Dengan begitu, lanjutnya, mereka menjual kopi dengan harga sesuai permintaan pasar. “Harga kopi bukan ditentukan pemerintah, tapi itu berlaku pada hukum pasar melalui permintaan dan penawaran. Soal agrowisata, hasil jualnya dua kali lipat dibandingkan jual biji kopinya. Ini yang belum kita gerakkan,” kata pemilik Cafe “Kopi Mane” itu seraya berharap, pelaku usaha kopi Manggarai harus jadi tuan rumah di daerahnya sendiri.

Selain pelaku usaha kopi, Bimtek juga dihadiri petani kopi, ketua kelompok tani, unsur Partai Nasdem Kabupaten Manggarai. Sementara pemateri Bimtek dari Kementerian Pertanian dan KADIN Manggarai. (rnc23)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *