Luar Biasa! Mahasiswa Unwira Ciptakan Tempat Cuci Tangan Otomatis Berbasis Sensor

Kota Kupangdibaca 1,054 kali

Kupang, RNC – Dior Yosoa Christi K. C, mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Teknik, Universitas Katolik Widya Mandiri Kupang, yang sedang mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM), periode Semester Ganjil 2020-2021, berhasil menciptakan tempat cuci tangan otomatis berbasis sensor.

Berdasarkan rilis yang disampaikan Mikhael Rajamuda Bataona, Dosen FISIP Unwira Kupang, wadah cuci tangan otomatis ini dikerjakan Dior selama satu minggu, hanya menggunakan bahan-bahan sederhana yang dibeli di toko.

Dior mengaku dirinya awalnya hanya mau mencoba untuk mengaplikasikan teori yang dipelajari selama di bangku kuliah, dan menyesuaikan dengan ajakan Rektor Unwira Pater Dr. Philipus Tule, SVD, serta arahan Panitia KKN dan Dosen Pendamping Lapangan, agar KKN-PPM yang dilakukan harus adaptif dengan situasi pandemi Covid-19.

BACA JUGA: Geser Undana, Unwira jadi Nomor 1 di NTT versi Webometrics Januari 2021

Dior bercerita, ia dan para peserta KKN sejak awal sudah diarahkan untuk bisa melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat di tengah pandemi Covid-19. Dan hal itu disampaikan sendiri oleh Pater Rektor juga panitia KKN bahwa para mahasiswa KKN Unwira periode ini harus mampu mengaplikasikan kemampuan teoretis mereka sesuai bidang keahlian untuk membantu masyarakat terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19. Tema KKN-PPM Unwira periode ini adalah “KKN Kreatif Mahasiswa UNWIRA Mendukung Ketahanan Masyarakat di Masa Normal Baru.”

Sebagai mahasiswa semester akhir, Dior yang ikut dalam kegiatan KKN-PPM tersebut lalu berpikir untuk menciptakan tempat cuci tangan berbasis sensor tersebut. Karena KKN PPM adalah salah satu kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam rangka pematangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual, dan emosional.

Menurut Dior, setelah memahami tema KKN dan arahan rektor dan panitia, dirinya lalu mencoba menyelesaikan tugas KKN yang sesuai dengan bidang ilmunya di Fakultas Teknik. Karena tahu bahwa di masa pandemi Covid-19, pemerintah dan masyarakat masih menggunakan tempat cuci tangan manual di tempat-tempat umum dan pusat keramaian, dirinya lalu berinisiatif untuk membuat sebuah prototype tempat cuci tangan yang adaptif dengan situasi pandemi, yaitu tempat cuci tangan yang berbasis sensor sehingga orang tidak perlu memutar keran air saat akan mencuci tangan. Sebab, keran air juga bisa menjadi medium penularan virus dan bakteri. “Saat kita membuka dan menutup keran air kan kita juga bisa tertular virus. Jadi, saya membuat wadah cuci tangan berbasis sensor biar orang tidak perlu memegang keran air untuk mebuka dan menutup keran air,” beber Dior.

Peroses pengerjaannya, sebut Dior, cukup mudah. Awalnya, ia harus ke toko untuk membeli beberapa bahan yang diperlukan, yaitu tip 42, resistor 1k, dinamo air, sensor, pipa 1/2 dim, baskom, sambungan T pipa, sambungan setengah pipa, selang 1/4 dim. Setelah bahan-bahan tersebut tersedia, penggerjaan proyek tersebut dilakukan. Tahap pertama, ia memotong-motong pipa yang sudah dibeli menjadi beberapa bagian yaitu ukuran 6 cm, 13 cm, 16 cm, 18 cm, 32 cm, 34 cm, dan 50 cm. Selanjutnya pipa potongan tersebut disatukan dan disambungkan ke wadah untuk cuci tangan. Adapun beberapa sambungan pipa yaitu: T pipa 12 buah, bok pipa 4 buah.

Tahap selanjutnya adalah melubangi baskom yang sudah disiapkan untuk menjadi tempat penadah dan pembuangan air. Setelah baskom tersebut dilubangi lalu disambungkan dengan selang kemudian disatukan ke jaringan pipa untuk menjadi tempat cuci tangan.

alat cuci tangan
Alat cuci tangan otomatis yang menggunakan sensor karya mahasiswa Unwira.

Tahap berikutnya adalah merakit dan menyatukan sensor, tip 42, resistor 1k, dan dinamo air. Lalu, dinamo air tersebut disatukan degan selang agar air bisa keluar. Setelah ditambah dengan wadah sabun, maka tempat cuci tangan otomatis tersebut siap digunakan.

Menurut Dior, arus yang digunakan untuk tempat cuci tangan hanya 5 V. Sangat irit arus listrik, sehingga bisa menggunakan baterai, power bank, atau alat cas HP. Mahasiswa Jurusan Ilmu Komputer Unwira Kupang ini mengaku waktu yang dibutuhkan untuk merakit dan melakukan uji coba tempat cuci tangan berbasis sensor tersebut hanya satu minggu. Tetapi memang membutuhkan ketekunan, konsentrasi, serta pengetahuan teknologi yang cukup.

Adapaun biaya yang dikeluarkan hanya Rp 600.000 rupiah. Pria kelahiran Manggarai, Flores, ini ingin agar inovasi yang ia lakukan bisa membantu masyarakat di masa pandemi Covid-19. Inovasi ini mendapat apresiasi dari para dosen dan panitia KKN.

Menurut Andi Nani, dosen pada Jurusan Ilmu Komputer, Tempat Cuci Tangan Otomatis Berbasis Sensor tersebut masih bisa disempurnakan lagi dan diperkenalkan ke pemerintah juga para pebisnis di Kota Kupang dan NTT umumnya agar bisa digunakan di tempat-tempat bisnis, juga pusat-pusat keramaian dan pintu masuk pasar.

BACA JUGA: Rektor Unwira Kupang Buka KKN Mahasiswa Periode Ganjil 2020-2021 secara Virtual

Karena alat tersebut akan sangat membantu mengurangi penyebaran Covid-19 sekaligus mendukung penerapan ajakan cuci tangan. Untuk diketahui kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN)-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (PPM), Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, periode Semester Ganjil 2020-2021, sudah dibuka secara resmi oleh Pater Dr. Philipus Tule, SVD, pada Kamis, (28/1/2021) silam.

Acara Pembukaan dilakukan secara virtual dari Gedung Rektorat, Kampus Unwira Jln. Ahmad Yani, Kupang. Saat itu, menurut Pater Dr. Philipus Tule, KKN-PPM adalah bagian penting dari kiprah perguruan tinggi dalam pembangunan dan peradaban bangsa. Dan bagi Unwira, sebut Rektor, KKN-PPM adalah salah satu kegiatan wajib bagi mahasiswa dalam proses pematangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, spiritual, dan emosional mereka, sehingga diharapkan melalui KKN-PPM, mahasiswa dapat mengaplikasikan kemampuan teoretis mereka sesuai bidang keahlian dalam rangka membantu masyarakat terutama dalam menghadapi berbagai persoalan di tengah pandemi Covid-19. (*/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *