Ruteng, RNC – Sikap arogan yang dipertontonkan Andika, supervisor PLN Ruteng, terhadap wartawan yang akan mewawancarainya, memantik tanggapan Praktisi Hukum, Dr. Siprianus Edi Hardum, SH, MH. Ia menyebut, sikap tidak etis Andika seperti tindakan “anjing gila” yang menggonggong tak karuan. Atas perilakunya itu, Manager PLN Ruteng didesak untuk mengambil sikap tegas, yakni mencopot Andika dari jabatannya. Menurut Edi, Andika tak pantas mengemban jabatan sebagai supervisor di Badan Usaha Milik Negara tersebut.
Edi yang merupakan kepala Kantor Hukum, Edi Hardum and Partners itu menegaskan, status pegawai BUMN hampir sama dengan ASN. Mereka adalah penyelenggara negara. Karena itu, yang kerja di situ melayani kepentingan masyarakat. “Sikap dari si supervisor di PLN Ruteng itu tidak menunjukkan sebagai pelayan masyarakat. Wartawan itu adalah pekerja pers. Pers itu di dalam negara menjalankan tugasnya sebagai pilar keempat dalam demokrasi,” tandas Edi melalui sambungan telepon, Kamis (16/3/2023) malam.
Mantan redaktur Harian Suara Pembaruan itu mengatakan, pers sebagai representasi dari masyarakat, berhak menggali dan mendapatkan informasi. Kalau suatu informasi diketahui masyarakat, mereka akan memberikan masukan dan menjalankan fungsi kritis terhadap jalannya BUMN. “Perilaku supervisor itu harus ditegur atasannya. Bila perlu dia (Andika) itu harus didemosi, bahkan dipecat dari jabatannya. Karena itu sikap tidak menghormati negara demokrasi,” tegas Edi.
Dikatakannya, salah satu tiang utama dalam negara demokrasi, adalah pers. Pers dapat berjalan, jikalau ada wartawan. Wartawan memberikan informasi, dan juga memberikan kontrol. “BUMN kalau tidak dikontrol, akan menjadi sarang tikus. Jangan – jangan si supervisor (Andika) ini ‘tikus’. Karena dia ‘tikus’, jadi harus diberantas supaya nama baik PLN terjaga,” ungkapnya.
Pengacara asal Kecamatan Reok Barat menambahkan, ada beberapa yang patut diduga berdasarkan sikap arogansi Andika. Pertama; patut diduga dia masuk di PLN karena KKN, bukan karena kualitas. “Kalau orang yang berkualitas, tidak seperti itu sikapnya. Bisa jadi dia direkrut karena ada orang dalam. Karena kolusi atau karena setoran uang, nepotisme segala macam, maka sikapnya seperti itu. Ciri – ciri orang KKN masuk PLN ya seperti itu,” sebut Edi.
Kedua lanjutnya, patut diduga di PLN Ruteng selama ini tidak ada keterbukaan informasi, termasuk soal KKN. Karena terbiasa menutup informasi, maka wartawan dianggap musuh bagi mereka. Sebab, kalau wartawan peroleh informasi, maka PLN tidak bisa melakukan korupsi. “Kehadiran wartawan itu bisa membongkar pemain kotor di dalamnya. Dari sikapnya melarang wartawan datang, maka patut dicurigai. Jangan datang kalian (wartawan), kami mau korupsi. Kenapa kalian datang? Kira – kira seperti itu bahasanya,” ujar Edi.
Ketiga; sepertinya ada masalah besar di PLN Ruteng. Kalau tidak ada masalah, tidak ada sikap seperti yang ditunjukkan supervisor itu. Dan, PLN pasti memberikan informasi kepada wartawan secara proporsional. “Apalagi teman – teman wartawan ke situ untuk mencari informasi kebenaran kasus dugaan kehilangan. Kan lebih berbahaya kalau wartawan buat berita tanpa klarifikasi, nanti dibilang hoax. Tapi ketika wartawan mau konfirmasi, malah diterima dengan sikap kayak ‘anjing gila’. Permintaan saya, orang ini dipecat dari jabatannya, dia tidak layak di situ,” tegasnya.
Disebutkannya, pejabat tinggi negara di Indonesia sangat menghargai wartawan. Panglima TNI sopan dengan wartawan. Kapolri pun demikian, sopan saat menghadapi insan pers. “Apalagi pegawai sekelas dia (Andika), bukan saya merendahkan. Itu tidak boleh. Saya sebagai mantan wartawan juga tersinggung, dia tidak menghormati kita. Tamu itu harus dihormati. Apalagi pers,” tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, sikap arogan ditunjukkan Andika, saat ditemui wartawan RakyatNTT.com, dan KoranNtt.com, Kamis (16/3/2023). “Ada apa? Kenapa? Mau apa?,” demikian ocehannya saat wartawan dipersilakan masuk oleh satpam. Wartawan ingin mengonfirmasi terkait laporan Manager PLN Ruteng ke Polres Manggarai, terkait gardu PLN yang dihilang. Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Manager Muhammad masih berada di Makassar. (rnc23)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com