oleh

Puluhan Ekor Babi Mati Mendadak di Kupang, Diduga Ada Virus Baru

Oelamasi, RNC – Pemerintah Kabupaten Kupang melalui Dinas Peternakan tengah berupaya mencari tahu penyebab matinya ternak babi di 7 wilayah yang terjadi secara mendadak akhir-akhir ini. Dugaan virus baru yang tak diketahui jenisnya pun kini menjadi hal serius yang harus ditelusuri Pemkab.

Kepada awak media, Senin (16/1/2023), Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, melalui Kabid Keswan, Kemavet Pengolahan dan Pemasaran, Yosep A. Paulus mengatakan Disnak telah menurunkan tim kesehatan hewan untuk mengambil sampel darah ternak babi dan menguji di laboratorium. Saat ini, berdasarkan data wilayah pemeriksaan, total puluhan ekor babi yang mengalami kematian secara mendadak tanpa menunjukan gejala.
“Kecamatan Nekamese 6 ekor, Kupang Timur 14 ekor, Takari 5 ekor, Kupang Barat 3 ekor dan Semau, Desa Otan 1 ekor,” ucapnya.

Ia juga menambahkan, hingga kini Pemkab belum bisa memastikan penyebab matinya puluhan babi tersebut. Pasalnya, kasus tersebut masuk kategori baru, sehingga butuh pemeriksaan pasti dari sampel yang telah diambil petugas Disnak.

“Sementara ini kita belum mengetahui ini jenis virus ASF atau Hog Cholera karena masih pengujian di lab,” ungkap Yosep.

Ia meminta seluruh masyarakat agar tetap menerapkan sanitasi kandang yang sehat serta terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat dan Poskeswan agar bersama-sama ikut meningkatkan kewaspadaan dan biosecurity bagi kesehatan manusia maupun ternak yang sedang dipelihara.

Sementara itu, Anggota DPRD Kabupaten Kupang, Deasy Ballo menilai matinya ternak babi yang belum diketahui penyebabnya ini, menjadi ancaman baru bagi masyarakat yang di sektor peternakan babi. Bahkan, dengan belum diketahuinya penyebab kematian babi, juga membawa kegelisahan, apakah merupakan virus baru yang belum memiliki antivirus atau vaksin.

Dirinya yang juga peternak dan petani ini meminta Disnak bisa menguji sampel dengan baik. Jika sudah mendapatkan hasilnya, perlu disampaikan kepada masyarakat beserta dengan cara pengendalian.

“Jika sudah diketahui virusnya maka segerah lakukan langkah konkrit untuk mencegah kematian yang  lebih parah lagi,” tambahnya.

Berdasarkan informasi Dinas Peternakan Kabupaten Kupang, hasil uji laboratorium terhadap puluhan sampel dari ternak babi yang mati mendadak tersebut akan diumumkan pada Jumat(20/1/2023). Sementara penindakan awal saat ini adalah penyemprotan disinfektan pada kandang ternak babi. (rnc04)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *