Kupang, RNC – Kasus ternak babi yang mati mendadak di beberapa daerah di Provinsi NTT sangat meresahkan para peternak yang dominan adalah masyarakat menengah ke bawah. Hal ini juga dapat berdampak adanya distribusi daging babi mentah yang terinfeksi virus African Swine Fever (ASF).
Kepada RakyatNTT.com, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena, belum lama ini meminta pemerintah Provinsi NTT dan kabupaten/kota, melalui Dinas Peternakan, perlu sigap menangani persoalan tersebut yang terpantau merugikan masyarakat.
Ia mengatakan konsumsi daging babi di NTT cukup tinggi sehingga perli diawasi, lebih khusus terhadap pedagang daging babi mentah dan penjual makanan berbahan daging babi. Dengan demikian tidak ada warga yang keracunan akibat makanan yang terindikasi adanya virus ASF.
“Daging babi menjadi bagian dari keseharian masyarakat NTT sehingga jaminan terhadap keamanan dan kesehatan daging babi yang dikonsumsi harus dipastikan. Para peternak babi mesti didampingi dan dibina untuk bisa melewati saat-saat sulit ini sehingga peternak dan masyarakat yang konsumsi sama-sama dibantu dan dilindungi dari wabah virus ASF ini,” pungkasnya.
Politisi Partai Golkar ini meminta setiap lembaga atau pun instansi yang memiliki peran, terkait pengawasan, harus ambil bagian dalam upaya menangkal masalah ini. Pasalnya, banyak warga NTT mencari hidup dari sektor peternakan, khususnya peternakan babi. “BPOM bersama Karantina Hewan, sesuai tugas dan tupoksi masing-masing tentu tetap jalankan tugas apalagi dalam sikon saat ini tentu butuh pengawasan ekstra ketat,” ungkapnya. (rnc04)