Oleh Maks Fioh
Alumni Lemhannas Republik Indonesia dan Alumni Forum Indonesia Muda
BANGSA Indonesia kembali memperingati sebuah momentum bersejarah yang amat penting dalam bentangan sejarah negeri ini, yakni Hari Kesaktian Pancasila tanggal 1 Oktober 2022. Hari di mana Pancasila terbukti sakti dalam menghadapi infiltrasi ideologi komunis yang didalangi oleh Partai Komunis Indonesia (PKI) yang memuncak melalui Gerakan 30 September 1965 yang dikenal dengan G30S PKI.
Sebuah upaya kudeta terhadap pemerintahan yang sah dengan mengorbankan 6 (enam) Jenderal TNI dan 1 (satu) Perwira Menengah TNI masing-masing Letjen Ahmad Yani, Mayjen R.Soeprapto,Mayjen Harjono, Brigjen Soetojo, Brigjen D.I.Pandjaitan, Mayjen S.Parman dan Lettu P.A.Tendean,yang kemudian dikenal dengan sebutan Pahlawan Revolusi.
Upaya sistematis dan terencana ini dilakukan secara senyap dan pada akhirnya menumbalkan para Jenderal dan Perwira TNI yang ada dalam lingkaran utama Tentara Nasional Indonesia. Sungguh sebuah lembaran kelam dalam perjalanan panjang sejarah bangsa ini di mana ideologi komunis dipaksakan untuk mengganti Pancasila sebagai ideologi tunggal negara melalui berbagai gerakan sistematis,terencana dan massif.
Pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar falsafah negara (philosfische grondslag) sejak kemerdekaan Indonesia dijadikan landasan serta pedoman dalam menata kelola segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Konsensus tersebut selanjutnya ditegaskan dalam sebuah rumusan ke dalam naskah Pembukaan Undang Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, seperti terlihat pada petikan naskah berikut “ …disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang Undang Dasar Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”
Tema peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2022 adalah “Bangkit Bergerak Bersama Pancasila”.
Tema ini merupakan refleksi bangsa atas ketangguhan Pancasila dan Ketahanan Nasional yang tetap tegak dan kokoh di tengah gempuran berbagai Ancaman,Tantangan,Hambatan dan Gangguan yang menghantam negeri ini. Pancasila terbukti sakti dan masih tetap teguh sebagai ideologi final negara meski dihadapkan pada beragam problematika pelik dan tantangan bangsa baik dari dalam maupun dari luar. Tema ini membutuhkan elaborasi dalam pemaknaan dan implementasi melalui langkah-langkah konkrit dalam mewujudkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Elaborasi pemaknaan itu dapat diuraikan dalam beberapa pertanyaan berikut ini.
Mengapa Harus Bangkit?
Mengapa bangsa ini harus bangkit? Bangkit dari apa dan bangkit untuk apa? Ya bangsa ini harus bangkit dari berbagai masalah pelik yang menghantam negeri ini. Pancasila yang dulu pernah diuji kesaktiannya oleh ideologi komunis kini terus diuji oleh berbagai ideologi asing seperti khilafah, bahkan juga ideologi komunisme gaya baru, sekularisme, liberalisme dan ideologi lainnya serta berbagai tantangan bangsa seperti Korupsi,Kolusi,Nepotisme (KKN), radikalisme,terorisme, intoleransi, penyalahgunaan Narkoba, separatisme, masalah kesehatan yang mendera seperti Pandemi Covid-19 yang menguras energi pemerintah, upaya pelemahan semangat nasionalisme dan bangkitnya primordialisme sempit, melemahnya semangat patriotisme dalam gerakan bela negara, dan beragam upaya Proxy War yang terus dihadapi oleh bangsa ini dan berbagai masalah lainnya yang terus dihadapi oleh bangsa kita.
Mengapa Harus Bergerak?
Bergerak itu pertanda ada kehidupan, maka Pancasila yang dihidupi oleh semua elemen bangsa harus terus bergerak. Bergerak itu menunjukkan bahwa Pancasila sebagai ideologi bersifat statis namun dalam tataran implementasi bersifat dinamis. Karenanya Pancasila harus dimaknai dan diimplementasikan melalui gerakan-gerakan konstruktif dalam mewujudnyatakan nilai-nilai Pancasila di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Setiap upaya implementasi nilai-nilai Pancasila sepatutnya dilandasi pada semangat cinta tanah air dan semangat bela negara sebagai tanggung jawab setiap warga negara.
Mengapa Harus Bersama?
Bersama dalam keberagaman adalah salah satu perwujudan nilai Pancasila. Kita beragam, kita majemuk. Namun keragaman atau kemajemukan itu harus dibalut dengan semangat kebersamaan sebagai sesama anak bangsa, pewaris kemerdekaan yang harus terus bergerak mengisi kemerdekaan dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Eksistensi bangsa ini terus diuji dari waktu ke waktu. Bangsa sebagaimana pandangan teori klasik Ernest Renan, adalah “jiwa yang mengandung kehendak untuk bersatu atau hidup bersama”, le desir d’etre ensemble. Otto Bauer menekankan pada kesatuan karakter, eineSchiksalgemeinshaft erwachsene Karaktergemeinschaft, yakni “himpunan manusia sebagai satu kesatuan karakter”. Berdasarkan pendapat ini, Proklamator Bung Karno mengatakan bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah yang dipijaknya. Jadi menurut Soekarno, bangsa adalah “satu kelompok manusia yang tinggal di dalam satu kesatuan geopolitik (ruang hidup)”.
Bangsa Indonesia yang yang majemuk dalam banyak hal seperti suku, agama, ras, golongan, budaya, bahasa dan lain keanekaragaman lainnya membutuhkan semangat kebersamaan dalam membangun bangsa dan dalam mempertahankan eksistensi bangsa ini. Bersama kita kuat,bergerak sendiri kita lemah. Itulah indahnya kebersamaan.
Mengapa Harus Pancasila?
Karena Pancasila adalah ideologi tunggal negara. Pancasila adalah ideologi yang paling tepat dalam konteks kemajemukan bangsa. Pancasila yang telah dirumuskan oleh para bapak bangsa (founding fathers) harus terus dipertahankan eksistesinya sebagai ideologi final dan dasar negara. Pancasila adalah falsafah dasar (Filosofische Grondslag), pandangan hidup (way of life) dan Norma Dasar (Grundnorm) serta norma fundamental negara (Staats Fundamental Norm).
Menghadapi gempuran berbagai ideologi asing dan tantangan bangsa, Pancasila harus tetap tegak berdiri dan terus dimaknai dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar bangsa ini terus bergerak maju dalam peradabannya dan bangkit menuju kejayaan bangsa. (*)
Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com