Kupang, RNC – Pembangunan infrastruktur teknologi dan komunikasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah daerah sampai saat ini. Pembangunan infrastruktur telekomunikasi atau Base Transceiver Station(BTS) ini masih perlu sentuhan dan penguatan di daerah- daerah tertentu. Terutama di pelosok Pulau Raijua, Kabupaten Sabu Raijua.
Pulau terpencil ini hingga kini jaringan internetnya masih sangat lemah, sehingga menyulitkan warga setempat berkomunikasi.
Permintaan itu disampaikan dalam Pandangan Umum Fraksi-Fraksi terhadap Nota Keuangan atas Rancangan Perubahan APBD Tahun Angggaran 2021 yang dibacakan oleh Ketua Fraksi PAN DPRD NTT, Bernardinus Taek, Jumat (17/9/2021) kemarin.
Sebelumnya, tokoh masyarakat Raijua, Bernabas Owi Kitu mengatakan Pulau Raijua sangat membutuhkan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) atau tower telekomunikasi. Di wilayah tersebut terdapat fasilitas seperti 7 unit Sekolah Dasar (SD), 2 unit SMP, 1 unit SMA, 1 unit Puskesmas, dan 1 unit Rumah Sakit Pratama dan beberapa rumah ibadah.
Semua fasilitas tersebut sangat membutuhkan penguatan jaringan internet dan telekomunikasi. Untuk mendapat jaringan internet yang bagus warga harus mencari titik-titik tertentu. Bahkan para pelajar, dan para pengguna internet harus mencari lokasi ketinggian yang agar bisa menangkap signal. Hal ini mereka lakukan agar kewajiban atau tugas mereka yang membutuhkan internet bisa tuntas.
Hal tersebut sangat dirasakan oleh masyarakat Pulau Raijua, tepatnya di Desa Ballu, Bolua, dan Desa Kolorae. “Ketika kami mau komunikasi via telepon maupun akses jaringan internet saja membutuhkan usaha keras untuk mencari daerah yang cukup tinggi yang terjangakau oleh signal,” katanya.
Oleh karena itu, ia berharap pemerintah provinsi maupun pemerintah pusat bisa membantu masyarakat dengan membangun jaringan yang memadai. (*/rnc)