Waikabubak, RNC – Shooting Program Petualang Trans TV “Tanah Air Beta” dilakukan di Kampung Adat Prai Ijing, Desa Tebara, Kecamatan Kota Waikabubak, Kabupaten Sumba Barat, Provinsi NTT, Sabtu (15/1/2022).
Program Petualangan kali ini mengangkat tema, tentang menjadi orang Sumba selama sehari dengan menikmati kegiatan keseharian masyarakat desa yang tinggal di kampung adat. Diantaranya mengikuti ritual budaya ‘Manawutana’, menenun, memasak kuliner tradisional, memberi pakan hewan, memberi atap rumah adat, melakukan simulasi latihan Pasola, memandikan hewan, dan berinteraksi dengan kehidupan sosial budaya masyarakat kampung adat.
Kepala Desa Tebara, Marthen Ragowino Bira, S.S, menyambut kedatangan rombongan Tim Trans TV dengan Tarian Kodola dan Woleka, disertai alunan gong Sumba (semuanya diperankan warga kampung setempat). Setelah menyelempangkan cindera mata budaya kepada pemeran utama, Richard Gibson dan Annette Edoarda, kades Tebara meminta warga kampung memberikan sambutan sirih pinang, sebagai tanda selamat datang di Kampung Prai Ijing.
Acara penyambutan ditutup ritual sembayang adat ‘Manawutana/Nobba’, sebagai bentuk permohonan keselamatan demi kelancaran acara pengambilan gambar di kampung adat. Menurut Marthen, acara ini menjadi sebuah kegiatan “Simbiosis Mutualisme”, dimana pihak Trans TV mendapatkan materi acara yang berbobot tentang budaya tradisional.
Sebaliknya, Pemerintah Desa Tebara, Bumdes Iyya Tekki dan Pokdarwis Prai Ijing beserta masyarakat, selain dilibatkan secara profesional, kegiatan ini jadi promosi budaya dan wisata yang efektif dan efisien.
Selain budaya Sumba yang ditampilkan agar dikenal publik, penerapan Community Based Tourism (CBT) atau pariwisata berbasis komunitas, terimplementasi secara baik karena masyarakat menjadi subjek dari kegiatan promosi tersebut. Terjadi ‘win win solution’ bagi semua pihak yang terlibat.
Kades Marthen menambahkan, konsep branding, advertising dan selling, teraplikasi maksimal lewat program tersebut. “Dengan konsep kerja sama seperti ini, masyarakat ikut diberdayakan sebagai pelaku utama dari industri pariwisata yang sudah berjalan di Prai Ijing. Harapan ke depan, akan menjadi role model bagi desa lain di Sumba, dalam hal pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas,” ujar Marthen.
Dikatakannya, pandemi Covid – 19 memberi pengalaman dan pelajaran berharga bagi pemerintah desa, Bumdes, Pokdarwis dan masyarakat, akan pentingnya menjalankan industri pariwisata yang tangguh dan berkelanjutan.
“Wisata budaya dan alam juga harus didukung wisata lain yang tangguh secara alami, seperti eko wisata dan agro wisata. Konsep pengembangan tersebut tentunya mengedepankan pemberdayaan ekonomi rakyat, lewat kegiatan produktif berbasis UMKM, seperti kuliner, souvenir, dan homestay lokal,” tandas Marthen. (rnc26)