Keutamaan Kristus dan Pemulihan Ciptaan

Refleksidibaca 1,659 kali

Oleh Pdt. Samuel B. Pandie, S.Th

Bacaan: Kolose 1:15-23

Saudara-saudari…….,

Ketika membaca teks ini, menurut saya ada dua hal yang hendak Paulus katakan pada kita. Pertama, sebeberapa besar kekaguman kita terhadap Allah. Dan hal kedua ialah tentang keadilan Allah bagi semua ciptaan.

Orang beriman akan sadar bahwa kekaguman merupakan salah satu emosi yang paling signifikan secara spiritual yang dialami manusia. Kita ingat kisah pemanggilan Matius si pemungut cukai. Bagaimana mungkin dia bisa begitu saja meninggalkan profesinya sebagai pemungut cukai hanya dengan satu kata yang diucapkan Yesus: Akoilatheo (ikutlah aku). Coba satu orang laki-laki datang dan bilang pada perempuan: ikutlah aku, apakah perempuan itu akan ikut?

Perempuan akan kaget dan bilang: lu sapa. Bahkan saudara perhalus kata: follow me. Dia tidak akan ikut. Matius mengikut Tuhan karena kekaguman sebab kata ‘akoilatheo’ dalam terjemahan asli Yunani itu: ikutlah aku, akulah Tuhan. Dan matius menemukan kebenaran, harapan serta kekaguman akan jalan hidup yang tepat. Ketika kita memiliki kekaguman terhadap Allah, maka kita juga akan mampu menempatkan Allah dalam posisi yang utama dalam hidup ini.

Inilah spiritualitas yang ditunjukkan oleh Paulus. Kekaguman pada Kristus menjadikannya memiliki hikmat untuk menempatkan posisi Kristus sebagai yang utama. Dua ungkapannya yang terkenal dalam teks ini adalah: Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan dan Ia adalah yang sulung.

Gambar Allah yang tidak kelihatan. Maksudnya adalah Yesus itu ‘echon’ (cerminan/bayangan) dari gambar Allah. Mengapa Dia tidak kelihatan? Sesungguhnya dalam Kristus itu kita menemukan gambar Allah yang utuh. Ia menjadi tidak kelihatan karena manusia yang harusnya juga didesain Allah menurut rupa dan gambar Allah telah gagal karena dosa.

Dosa membuat kekaguman manusia kepada Kristus tidak utuh. Bukan saja pada manusia tapi dosa membuat cara pandang kita terhadap sesama dan alam menjadi tidak utuh. Ada satu orang datang pada saya, dia duda. Dia bilang mau menikah lagi. Saya bilang silahkan. Tapi kemudian dia bilang tapi saya pung calon ada tiga. Ado, begitulah duren: duda keren. Saya hanya bilang: pastikan satu supaya kau bisa lihat secara utuh, kalau tiga nanti yang kau temukan itu satu pung kelebihan, satu pung kekurangan. Satu sa su repot apalagi tiga.

Ada juga yang bilang pada saya, Tuhan ini sonde salah ko? Menciptakan pohon, batu, pasir, matahari, bulan dan lainnya bermanfaat bagi manusia. Tapi macam ke ulat, nyamuk, kutu, daun kentut, pohon lelehanak, apa Tuhan sonde salah ko?

Saya bilang tidak salah. Ulat itu penting, alat ukur busuk. Lalat itu penting, alat ukur segar. Saudara pi pasar ko liat daging atau ikan, lalat sonde hinggap hati-hati. Lalat sa takut dekat. Awas ada formalin. Kutu penting, alat ukur rambut sehat atau tidak dan menolong mama-mama bercerita sambil tede kutu.

Daun kentut itu penting agar kita melatih indera penciuman (covid baru kita tahu betapa pentingnya bau). Daun lelehanak penting agar kita tahu apa itu kegatalan. Nyamuk penting sebab nyamuk memakan nektar dan, dalam prosesnya, menyerbuki segala macam tanaman.

Serangga ini juga merupakan sumber makanan penting bagi banyak hewan lain, termasuk kelelawar, burung, reptil, amfibi, dan bahkan serangga lainnya. Fungsinya sebagai sumber makanan bagi hewan lain. Justru itu cara pandang yang tidak utuh.

Lalu Paulus bilang: Dia adalah yang sulung (prototokos), lebih utama dari segala yang diciptakan. Di sini kita terjebak seolah Kristus diciptakan. Bukan. Kata ‘sulung’ itu adalah ungkapan yang menunjukkan gelar atau status. Israel disebut ‘yang sulung’ maksudnya umat pilihan (Keluaran 4 : 22, Yeremia 31 : 9), dan Mazmur 89 : 27 menyebut Daud sebagai ‘yang sulung’ (mempersatukan Israel).

Ketika dikenakan pada Kristus, maka itu menunjukkan suatu gelar atau status istimewa dimana di satu sisi Ia lebih utama dari segala yang diciptakan’ maka bukan dimaksudkan bahwa Kristus diciptakan melainkan dia yang sulung yang tidak bisa dibandingkan dengan ciptaan apapun seperti manusia yang juga memiliki rupa dan gambar Allah.

Sementara di sisi lain, Ia adalah justru Dia model bagi semua ciptaan. Mengapa jadi model? Karena dalam gambar Yesus tercermin relasi bapa, anak dan roh kudus. Ada kesetaraan, ada keharmonisan dan ada keintiman relasi.

Dosa membuat kita tidak melihat apapun secara utuh dan gambar Kristus membuka mata kita bagaimana kita terlalu memandang pada diri sendiri sehingga berakibat fatal pada relasi dengan sesama, alam dan bahkan kepada Allah.

Kekaguman Paulus menempatkan Kristus sebagai yang utama menolong kita untuk melihat segala sesuatu menurut cara pandang Allah. Kita ingat dalam kisah kejadian ketika Tuhan menciptakan bumi dan isinya, ketika Tuhan menciptakan manusia, Ia sendiri mengatakan: sungguh amat baik. Desain Allah bagi semua ciptaan ada dalam gerakan: hinne matov (sungguh alangkah baik) jika semua ciptaan saling menopang dan melengkapi.

Sayangnya manusia menciderai semuanya ketika menjadikan diri sebagai pusat dan yang utama dan kecenderungan ini ada juga di Kolose. Para teolog menyebut ada kelompok namanya ‘bidat kolose’ yang suka pada hal-hal misterius sehingga mereka jatuh pada penyembahan kepada malaikat, kekuatan-kekuatan rahasia dan menyembah alam seperti matahari dan bulan.

Sekali lagi ketersesatan terjadi karena kita tidak bisa melihat gambar Kristus secara utuh. Dalam ayat 18, Paulus menulis sesuatu yang juga amat penting bagi gereja. Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

JANUSZ KRĘCIDŁO. Artikelnya berjudul: Rekonsiliasi Dunia Melalui, Darah Salib Kristus sebagai Penyempurna Karya Penciptaan (Kol 1:15-20). Ketika melihat ayat 18, maka dia mengatakan dua hal: pertama, bergereja itu sebuah misteri. Siapa yang bisa menggerakkan manusia untuk beribadah, siapa yang bisa membangkitkan semangat orang untuk melayani, siapakah yang menggerakkan hati manusia untuk memberi persembahan, itu karena misteri kuasa Kristus yang telah mati dan bangkit itu.

Pesan keteraturan ini mengajarkan jemaat agar juga hidup sebagai satu tubuh yang teratur yang mana tubuh itu tidak berdiri sendiri tetapi digerakkan oleh Kepala yaitu Kristus dalam satu kesatuan roh. Menyebut gereja sebagai tubuh berarti menempatkan mindset orang percaya dalam cara pandang Kristus.

Kedua, latar belakang literatur hikmat Perjanjian Lama, yang mencerminkan ide-ide Yudaisme Helenistik. Dalam pemikiran Yahudi, menempatkan jembatan antara dunia yang tidak dapat diketahui dari Tuhan yang tidak terlihat dan dunia ciptaan yang terlihat. Menurut orang bijak Yahudi, gagasan kebijaksanaan sebagai gambar Allah menemukan perwujudannya dalam Taurat. Hal ini terutama terlihat dalam Kitab Sirakh (24:23) dan Kitab Baruch (3:36–4:1).

Gagasan ini kemudian disempurnakan oleh Paulus, dimana hikmat Tuhan, yaitu gambar Allah, diidentifikasi dengan Kristus sebagai manifestasi-Nya yang paling sempurna. Misi penyelamatan dan penebusan Kristus, yang penghentiannya adalah kematian di kayu salib, adalah kelanjutan dan penyelesaian karya ciptaan Tuhan.
Menghadirkan Kristus sebagai gambar Allah sangat cocok dengan monoteisme Yahudi karena itu tidak membuatnya menjadi subjek yang berbeda, terlepas dari Bapa-Sang Pencipta adalah juga Penebus. Jadi orang Kristen memandang Kristus dengan cara pandang baru. Kita telah rusak karena dosa, tetapi dalam Kristus, kita beroleh status baru sebagai ciptaan baru.

Kristus merekonsiliasi segala relasi termasuk membuka mata kita sebagai orang percaya seperti kata Luther: belajarlah menemukan percikan ilahi dalam ciptaan yang lain.

Dengan gagasan teologis yang kuat ini, maka benar seperti yang saya katakan di atas, Paulus mengajak kita untuk menemukan keadilan Allah bagi semua ciptaan. Saya mencoba bergeser pada satu hymne Israel dalam yesaya 43:20–21 dan Yesaya 44:23. Menurut saya, ini adalah gagasan yang sangat adil bagi Israel sebagai umat pilhan (mewakili manusia) dan alam. Aku memberikan air di padang gurun, sungai-sungai di padang gurun untuk memberi minum kepada orang-orang pilihanku, orang-orang yang aku bentuk untuk diriku sendiri agar mereka dapat menyatakan pujianku.
Bernyanyilah, hai surga karena Tuhan telah melakukannya; berteriak, hai kedalaman bumi; pecahkan nyanyian, hai gunung, hai hutan dan setiap pohon di dalamnya! Karena Tuhan telah menebus Yakub dan akan dimuliakan di Israel.

Saudara lihat dalam hymne itu umat diajak untuk menanggapi penebusannya, Israel akan bergabung dengan langit dan lembah dan gunung dan hutan dalam menyanyikan pujian bagi Tuhan. Kemuliaan Tuhan akan dikenal dan dipuji dan diperlihatkan kepada bangsa-bangsa. Ini hal yang paling konsisten jika memakai cara pandang Allah terhadap segala ciptaan dan memahami keselamatan yang dilakukan Kristus bagi seluruh bumi.

Makin ke sini, mind set kita terhadap alam masih belum berubah. Saya bercerita dengan pak wali kota. Pak mengapa Kota Kupang disebut salah satu kota sampah. Masalahnya ialah pada TPA (tempat pembuangan akhir sampah) kita masih kurang fasilitas sehingga di TPA penuh dengan hewan, ternak, pemulung sehingga sampah tidak bisa diatur dengan baik.

Kita mendorong pemerintah Kota dan Dewan, siapkan anggaran untuk masa depan pengurusan sampah di kota ini. Di seluruh dunia, satu juta botol minum plastik dibeli setiap menit, sementara 5 triliun kantong plastik sekali pakai digunakan di seluruh dunia setiap tahun.
Secara total, setengah dari semua plastik yang diproduksi dirancang untuk digunakan hanya sekali-dan kemudian dibuang. Sampah plastik sekarang ada di mana-mana di lingkungan alam. Lebih dari 99% plastik dihasilkan dari bahan kimia yang berasal dari minyak, gas alam, dan batu bara-semuanya merupakan sumber daya yang kotor dan tidak dapat diperbarui.

Jika tren saat ini berlanjut, pada tahun 2050 industri plastik dapat mencapai 20% dari total konsumsi minyak dunia. Di gereja, di bangku-bangku gereja, para koster bercerita bahwa banyak plastik gula-gula yang ditinggalkan. Ada pesan keegoisan. Kita meninggalkan sampah bagi orang lain.

Padahal dalam mind set Kristus kita terpanggil menyelamatkan yang lain. Di masyarakat ada namanya tempat penampungan sampah. Baik karena sampah bisa di tampung, tapi kasian juga pemilik tanah. Di depan rumah pak RT bangun tempat sampah, sayangnya orang buang sampah tidak bisa bedakan mana sampah plastik, mana sampah makanan.

Pemilik tanah dapat bau. Jadi pemilik tanah siap tanah untuk mati cepat karena baunya itu. Belum lagi kasus pandemi covid membuat sampah-sampah medis. Ini sampah paling berbahaya sebab sampah ini harus dibakar menjadi persoalan, masker-masker bekas akan jadi soal baru bagi kita.

Kalau kita mau berlaku adil terhadap seluruh tatanan ciptaan Tuhan, mulailah dari hal-hal kecil. Mulailah belajar hidup bersih dari rumah, Kristus menyeamatkan kita agar kita membawa pesan kebangkitan bagi seluruh ciptaan, Amin. (*)

TONTON VIDEONYA DI SINI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *