Oleh Akhmad Syafruddin.S.IP.,MA
Dosen Prodi Ilmu Politik
KPU Kota Kupang sukses melaksanakan debat kedua calon wali kota dan wakil wali kota. Kinerja KPU mengatur format debat layak diapresiasi, debat berjalan lebih cair, dinamis dan lebih agresif, paslon saling serang ide dan gagasan, edukasi politik yang baik bagi warga Kota Kasih.
Tema debat smart city dan green city menggali lebih dalam gagasan kandidat dalam membumikan tema tersebut. Harapan Kota Kupang sejajar kota-kota besar di Indonesia dalam penerapan konsep besar dari Electronic Government.
Smart City dan Green City terdapat 6 aspek kehidupan (Lombardi, 2012). Secara singkat berikut penjelasannya; pertama, smart governance merupakan tata kelola pemerintahan berbasis teknologi informasi dan komunikasi, keterlibatan komunitas, satu data dan Open Data, akses anggaran online, dan lain-lain.
Kedua Smart Economy merupakan sistem ekonomi berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang berorientasi pada inovasi serta keberlanjutan dengan melibatkan start-up, investor, maupun bisnis.
Kegita smart Environment adalah tata kelola lingkungan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dengan memperhatikan faktor lingkungan hidup. Keempat Smart Mobility yaitu tata kelola mobilitas yang berfokus pada efisiensi, keberlanjutan, serta kualitas layanan transportasi perkotaan.
Kelima Smart People yakni kondisi saat warga kota memiliki interaksi sosial yang berkualitas. Keenam smart Living adalah suatu sistem yang bertujuan menunjang kualitas hidup warga kota secara inklusif. Istilah-istilah tersebut harus di bumikan lewat program kerja konkrit, karena bagi masyarakat awam tidak familiar dan angan-angan.
Berdasarkan pengamatan debat, Paslon 1 dan 2 menjelaskan visi-misi secara langsung meskipun tidak detil mengenai konsep di atas, berbeda dengan paslon 3, paslon 4 dan paslon 5 menjelaskan keenam aspek secara lugas. Bagi ketiga paslon terakhir, meskipun terdapat kesamaan pemahaman konsep dimaksud, tetapi memiliki penekanan; paslon 3 fokus pada kesiapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), paslon 4 fokus adanya keseimbangan ekosistem infrastrukur, manusia dan sistem, dan paslon 5 menekankan smart people atau kualitas sumber daya manusia.
Dari masing-masing gagasan paslon, masyarakat kota sangat tahu siapa paslon yang memiliki pengetahuan, kualitas dan layak menjadi pemimpin Kota Kupang.
Di sisi lain, secara keseluruhan debat kedua memiliki kelemahan yaitu belum menyentuh sebagian besar permasalahan mendasar yang melanda Kota Kupang. Tema debat sangat luas, terlihat teoritis dan cenderung normatif.
Faktor penyebab bisa terjadi karena pertanyaan belum tercabut di wadah atau faktor lain. Tetapi apapun itu harus menjadi perhatian dan evaluasi bagi KPU Kota Kupang. Semestinya tema debat tidak mengabaikan substansi debat yaitu prioritas pemaparan solusi atas berbagai masalah-masalah yang terjadi.
Masalah-masalah dimaksud yaitu terjadi kesenjangan, ketimpangan ekonomi yang kaya dan miskin, penyediaan lapangan pekerjaan pinggiran dan pusat Kota, permasalahan pengeloaan air bersih ramah lingkungan, pengelolaan sampah ramah lingkungan, pengelolaan tranportasi ramah lingkungan, permasalahan kemiskinan, pusat ruang terbuka hijau, kawasan perumahan dan Kawasan industri dan lain-lain. Hal ini sangat penting sebagai antisipasi perkembangan kota kupang puluhan tahun ke depan.
Menurut (Nijkamp, dkk 2009) dalam (Widyaningsih, 2013) dijelaskan bahwa Smart City merupakan kota yang mampu menggunakan sumber daya manusia (SDM), modal sosial, dan infrastruktur telekomunikasi modern untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang tinggi, dengan manajemen sumber daya yang bijaksana melalui pemerintahan berbasis partisipasi masyarakat.
Kemudian (Elboshy dkk, 2015) pertumbuhan dan perkembangan kota telah menyebabkan masalah lingkungan yang besar. Didukung dengan daya urbanisasi yang tinggi dan didorong oleh kekuatan globalisasi, kota-kota besar berubah cepat secara struktural dan kultural.
Laju pembangunan yang sedang berlangsung, kerusakan bumi seperti permukaan laut naik, peningkatan emisi karbon, dan kenaikan suhu dipastikan tidak lagi terelakkan. Karena itu, menurut (Darko,2018) menekankan bahwa kawasan dan konsep pembangunan hijau harus terus menjadi perhatian besar bagi para peneliti, praktisi, dan pembuat kebijakan.
Dapat disimpulkan Smart City dan Green City merupakan perpaduaan investasi sumber daya manusia, modal sosial dan infrastruktur sistem komunikasi modern dengan tetap menjaga keberlangsungan lingkungan sehingga terwujudnya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kualitas kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat Kota Kupang. Kebijakan-kebijakan yang baik dalam pengelolaan menjadi pekerjaan rumah bagi siapapun Pemimpin Kota Kasih 2024-2029.
Terakhir dalam kerangka besar Smart City dan Green City, Kota kupang dapat menjadi Kota yang maju dan berdaya, khususnya mengatasi resiko dari pelbagai persoalan diatas. Semoga debat terakhir nanti menggunakan pendekatan kasus atau masalah-masalah kritis Kota serta mempertontonkan kemampuan candidat yang fokus pada Solusi, bukan sekedar teori apalagi gimik !!! (*)
Ikuti berita terkini dan terlengkap di WhatsApp Channel RakyatNTT.com