Mereka yang Bangkit dari Bencana Covid-19 Berkat Program Kartu Prakerja

Ekonomi, Kota Kupangdibaca 166 kali

Kupang, RNC – Covid-19 menjadi momok menakutkan sejak 2020 hingga 2021. Krisis kesehatan dan krisis ekonomi membuat warga dunia menjerit. Tak ketinggalan dialami oleh warga NTT.

Tak hanya korban jiwa, kerugian materil tak terkirakan. Tak sekadar kehilangan anggota keluarga, tak sedikit orang yang harus rela kehilangan pekerjaan. Ini dialami beberapa anak muda di Kota Kupang.

Berbagai kisah diceritakan beberapa anak muda saat acara Temu Alumni Prakerja yang berlangsung di Ballroom Neo Aston Hotel, Kupang, Sabtu (7/10/2023). Beberapa perwakilan alumni diberi kesempatan menyampaikan testimoni terkait program Prakerja.

Salah satu alumni Prakerja, Azhri Ala memberikan apresiasi kepada pemerintah yang telah membuat program Prakerja. Azhri yang merupakan peserta Prakerja Gelombang 25 ini mengikuti pelatihan pada tahun 2022 lalu dengan membeli paket pelatihan di Skill Academy. “Pelatihan yang saya ambil tentang menyusun strategi bisnis online shop. Saya memang pencinta bisnis dan ingin punya usaha sendiri,” kata Azhri.

Pengelola salah satu restoran di Kota Kupang ini mengaku sempat berhenti bekerja saat pandemi Covid-19. Pasalnya, restoran yang dikelolanya terpaksa tutup karena ada edaran pemerintah. Seluruh pegawai pun terpaksa dirumahkan. Termasuk dirinya. “Kemudian muncul pembukaan Prakerja dan saya daftar dan ternyata lulus. Saat itu insentifnya saya pergunakan untuk berjualan di pasar sebagai pedagang kaki lima,” ungkap Azhri.

Setelah covid-19 mereda, restoran dibuka kembali. Ia pun dipanggil kembali untuk bekerja. Berbekal pelatihan dari program Prakerja tersebut, ia pun bisa mengetahui cara mengembangkan bisnis. Sebagai pengelola, ia pun harus berpikir untuk mengembangkan bisnisnya di tengah persaingan yang ketat. “Walaupun begitu banyak restoran, sehingga persaingan sangat ketat, tapi bagaimana harus bisa survive. Di tengah persaingan itulah kita bisa melihat kekurangan-kekurangan dari pesaing untuk kita bisa membuat sesuatu yang berbeda di bisnis kita,” kata Azhri.

Keterampilan yang didapat saat pelatihan, kata Azhri, ia pergunakan untuk mengembangkan bisnis restoran, sehingga saat ini sudah bisa mendapatkan omzet yang cukup tinggi. Channel yang dimanfaatkan dalam bisnis tersebut, yakni melalui media sosial seperti Facebook, Instagram, Whatsapp dan Tiktok.

Salah alumni lainnya, Ana Juliana Aome mengatakan ia berbangga karena saat ini bisa mempunyai bisnis sendiri setelah mengikuti pelatihan Prakerja. Ana membeli paket pelatihan dari Skill Academy dengan judul “Pelatihan memahami minat dan bakat untuk mendapatkan pekerjaan atau kuliah yang bermanfaat untuk masa depan.”

Baca Juga:  Emi Nomleni: Yang Lain Baru Bicara, Jeriko-Adinda Sudah Buktikan Pelayanan untuk Rakyat

Ana yang merupakan pegawai honorer di Pemkot Kupang ini dalam pelatihan tersebut ia belajar bagaimana cara menemukan potensi besar dalam diri untuk dikembangkan dan bermanfaat, baik bagi diri sendiri maupun masyarakat umum. Dari situlah ia bisa melihat peluang-peluang di sekitarnya termasuk saat covid-19 melanda Kota Kupang yang menyebabkan banyak orang kehilangan pendapatan.

“Sebelumnya saya selalu berkecil hati dan tidak mampu melihat potensi dalam diri saya. Dengan mengikuti pelatihan prakerja ini, saya mampu melihat apa potensi saya untuk dijadikan sesuatu yang bermanfaat bagi sesama, teristimewa bagi Kota Kupang,” cerita Ana dalam sesi diskusi.

Setelah pelatihan itu, Ana pun mencoba menggeluti bidang pertanian yang merupakan salah satu potensi di tengah krisis pangan. Apalagi Kota Kupang yang menjadi daerah dengan kebutuhan pangan yang cukup tinggi. “Saya akhirnya bisa menjual bahan pangan yang sehat. Salah satu produk saya adalah brokoli segar yang bebas pestisida. Saya ikut berpartisipasi bersama Badan Ketahanan Pangan untuk memanfaatkan potensi yang ada,” kata Ana.

Saat ini, tambah dia, usahanya sudah berkembang. Bahkan ia juga sudah bisa menyuplai bahan pangan ke beberapa rumah makan di Kota Kupang. “Terima kasih untuk tim Prakerja dan terima kasih juga untuk bapak Presiden Jokowi untuk program Prakerja yang sudah membantu saya dan keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan kami,” kata Ana.

Menanggapi testimoni para alumni, Direktur Hukum, Umum, dan Keuangan Program Kartu Prakerja, Sidiq Juniarso mengaku bangga karena program Prakerja sangat berhasil di NTT. Ini menggambarkan bahwa program ini melahirkan anak-anak muda yang kreatif yang bisa membangun usaha sendiri.

Menurutnya, testimoni-testimoni ini menjadi bukti cerita sukses para alumni Prakerja. Program ini ternyata tidak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga bagi keluarga dan masyarakat secara umum. Bahkan bisa membuka lapangan kerja.

Direktur Akademik, Inkubasi, dan Bisnis LPK GeTI Incubator, Divera Wicaksono, mengatakan pembelajaran tidak boleh berhenti. Pembelajaran sepanjang hayat adalah kunci pertumbuhan pribadi dan kesuksesan profesional. “Melalui program ini, kami bertujuan untuk memberdayakan alumni Prakerja dan masyarakat setempat untuk merangkul budaya pembelajaran berkelanjutan,” terangnya.

Baca Juga:  Jeriko-Adinda Siapkan Rp5 Miliar Per Kelurahan untuk Program Kelurahan Maju dan Mandiri

Untuk diketahui, LPK GETI Incubator melalui program Kartu Prakerja dalam 4 tahun ini telah melatih lebih dari 400.000 siswa di bidang pemasaran digital. LPK GETI Incubator mengucapkan terima kasih kepada Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja (MPPKP) atas kesempatan luar biasa yang telah diberikan, sehingga selama hampir 4 tahun suksesnya Program Kartu Prakerja, LPK GETI Incubator selalu diberikan ruang untuk turut terlibat di dalamnya.

praker 3
Para peserta pelatihan Prakerja saat mengikuti pelatihan di Hotel Olive, Kota Kupang, Selasa (31/10/2023). (Foto: Dok. RNC)

 Program Prakerja Diminati Anak Muda

LKP Petra Cilik menjadi salah satu lembaga pelatihan Prakerja Gelombang 62. Pelatihan yang dilakukan menggunakan metode luring. Pelatihan dilaksanakan Senin (30/10/2023) hingga Selasa (31/10/2023), bertempat di Hotel Olive Kupang.

Pelatihan ini berlangsung 15 jam dengan instruktur atas nama Dr. Fellyanus Haba Ora, S.Pt., M.Si.,MM, CRMPA, CASP. Materi yang disampaikan berjudul “Penjualan dan Pemasaran Berbasis Media Sosial” diikuti puluhan peserta. Pelatihan ini juga diawasi langsung project management officer (PMO) Prakerja.

Pelatihan Prakerja yang digelar selama ini biasanya bersifat daring (online), namun kali ini dilaksanakan secara luring (offline) atau tatap muka. Pelatihan sistem tatap muka langsung ini baru pertama kalinya dilaksanakan di Kota Kupang.

Direktur LKP Petra Cilik, Dr. Fellyanus Haba Ora mengatakan pelatihan gelombang 62 ini merupakan gelombang terakhir tahun 2023. Pelatihan mayoritas diikuti anak-anak muda. Program ini akan dilanjutkan pada tahun 2024 mendatang. Menurutnya, banyak peserta sudah mendaftar ke LKP Petra Cilik namun belum sempat mengikuti pelatihan. “Jadi selanjutnya nanti didaftarkan untuk gelombang berikut di tahun depan. Jadi yang belum sempat ikut secara bertahap bisa ikut di gelombang berikut,” kata Haba Ora.

Alumni Fapet Undana ini menjelaskan, pelatihan prakerja secara luring ini berbeda dengan pelatihan secara online. Dalam pelatihan luring, para peserta bertatap muka langsung dengan pemateri. Peserta dapat berinteraksi langsung dengan instruktur. “Selain itu, bisa langsung lakukan praktik dan juga ada simulasi dan sebagainya sehingga peserta lebih aktif,” kata Ian-sapaan karib pengajar UIGM ini.

Terkait peserta, menurut Staf Ahli DPD RI ini, peserta yang mengikuti pelatihan selama dua hari ini adalah mereka yang dinyatakan lolos verifikasi oleh sistem Prakerja. Masih banyak peserta yang sementara dalam tahap verifikasi, sehingga jika dinyatakan lolos maka akan mengikuti gelombang berikutnya.

Ia berharap program Prakerja yang merupakan inisiasi pemerintah semakin membuka ruang bagi masyarakat. Dengan demikian masyarakat bisa mengakses pelatihan-pelatihan yang bersifat praktis untuk mendukung pekerjaan mereka. Bahkan, kata Ian, melalui Prakerja, anak-anak muda yang belum bekerja bisa menciptakan lapangan kerja.

Baca Juga:  Sinkronisasi Data KPU Pusat, Jumlah Pemilih di Kota Kupang Turun Drastis

Tak hanya itu, sebagai penyelenggara pelatihan, ia berharap ada kemudahan-kemudahan dari pemerintah, sehingga masyarakat di daerah-daerah yang terisolasi seperti di NTT bisa mengakses pelatihan Prakerja. “Banyak warga dari pelosok-pelosok di NTT yang berminat mengikuti program Prakerja ini, tapi memang masih kesulitan karena fasilitas yang tidak mendukung sesuai syarat yang dibuat oleh pemerintah, sehingga kita berharap ke depan ada kebijakan khusus buat daerah-daerah seperti NTT,” ujarnya.

Ia juga berharap ke depan makin banyak lembaga pelatihan dari NTT yang bisa diakomodir untuk melaksanakan pelatihan-pelatihan prakerja. “Dari puluhan lembaga yang mengajukan diri ke PMO (project manager officer) Prakerja, setelah melewati verifikasi yang begitu ketat, hanya dua lembaga termasuk LKP Petra Cilik yang lolos sehingga tidak bisa mengakomodir para peminat pelatihan di NTT,” ujar Ian.

Prakerja Harus Dilanjutkan

Irwan Bere, salah satu peserta pelatihan prakerja mengaku senang mendapatkan materi yang memperkaya pengetahuannya selama dua hari ini. Peserta asal Kelurahan Penkase Oeleta, Kecamatan Alak ini mengatakan materi yang disampaikan sangat luar biasa karena berkaitan dengan strategi pemasaran khususnya di media sosial. “Dengan materi ini kita bisa memahami pasar dan juga produk yang kita jual, termasuk mengenal siapa konsumen kita. Kita juga memahami fungsi artificial intelligence (AI) dalam sistem pemasaran,” kata Irwan.

Ia berharap ke depan, program Prakerja ini lebih ditingkatkan lagi dan lebih banyak orang yang bisa mengaksesnya, sehingga menambah pengetahuan dan keterampilan. “Kalau bisa sebulan sekali dibuat pelatihan,” ujarnya.

Hal senada juga diungkapkan Prisca Eirene Rihi. Ia mengatakan materi yang didapat dalam pelatihan ini sangat bagus karena dilengkapi animasi, video-video dan contoh konkret tentang pemasaran. Oleh karena itu, ia bisa belajar tentang trend pasar yang akan berguna ketika mempromosikan suatu produk di media sosial.

Ia berharap ke depan semakin banyak anak muda yang bisa mengikuti kegiatan-kegiatan seperti ini pasca pandemi Covid-19. “Program ini bisa diperluas lagi sehingga makin banyak yang mengaksesnya,” kata Prisca. (rnc04)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *