Jakarta, RNC – Tren pasien yang sembuh dari Corona Virus Disease (Covid-19) di Indonesia terus mengalami peningkatan. Tercatat, pasien sembuh di Indonesia tertanggal 8 Juni 2020, sudah mencapai angka 10.904. Ada peningkatan sebanyak 406 orang yang sembuh sehari sebelumnya.
Dilansir dari Okezone.com, penambahan jumlah pasien yang mengalami kesembuhan tersebut jauh lebih tinggi ketimbang yang meninggal. Berdasarkan data dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, total ada 1.883 orang yang meninggal. Hingga 8 Juni 2020, ada kenaikan angka 32 orang yang meninggal.
BACA JUGA: Hari Ke-6 di Bulan Ke-6 Hanya Ada 6 Kasus, Corona di NTT Segera Berakhir?
Sejumlah rumah sakit juga mulai mengalami peningkatan angka pasien yang sembuh dalam beberapa hari terakhir. Meskipun hingga kini belum ada vaksin di dunia yang dapat menangani virus Corona, lantas apa resep atau obat ryang diminum pasien agar bisa sembuh dari Covid-19?
Anggota Dewan Pertimbangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zaenal Abidin mengaku tidak mengetahui persis obat apa yang bisa menyembuhkan pasien Covid-19. Setahu dia, banyak pasien yang dirawat diberikan obat simptomatik.
Selaim obat simptomatik, pasien juga disebut Zaenal, kerap diberikan perbaikan asupan gizi hingga perbaikan kekebalam tubuh selama dilakukan perawatan di rumah sakit.
“Setahu saya pasien diberi obat simptomatik, perbaiki kekebalan tubuhnya, perbaiki asupan gizi, beri vitamin dan lain-lain,” ungkap Zaenal saat dikonfirmasi Okezone, Selasa (9/6/2020).
Berdasarkan hasil penelusuran, obat simptomatik hanyalah obat pereda gejala. Simptomatik biasa digunakan untuk meredakan gejala umum dari suatu penyakit seperti sakit kepala, demam, mual-mual, diare, ataupun nyeri.
Obat simptomatik disebut-sebut hanya sebatas untuk mengatasi gejala. Tapi, obat itu tidak bisa menyembuhkan penyebab dasar penyakitnya.
BACA JUGA: Angka Sembuh Pasien Covid-19 di NTT Masih di Bawah Angka Nasional
Zaenal mengaku tidak mengetahui persis obat khusus yang diberikan dokter spesialis terhadap pasien yang memiliki penyakit komorbid (penyakit bawaan) ataupun penyakit berat lainnya. Sebab, ia tidak terjun langsung dalam menangani pasien Covid-19.
“Bisa tanya ke dokter paru atau dokter lain yang merawat pasien Covid-19,” pungkasnya.
(aky/okz/rnc)