Jakarta, RNC – Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim bahwa negaranya sudah memiliki vaksin Virus Corona pertama di dunia. Vaksin yang diberi nama ‘Sputnik V’ tersebut telah mendapat persetujuan untuk segera digunakan secara umum setelah melalui uji coba terhadap manusia sekitar kurang dari dua bulan ini.
Pengumuman ini mengundang sikap skeptis dari komunitas ahli internasional. Alasannya karena selama ini Rusia tidak pernah membeberkan data penelitian, serta vaksin disebut-sebut tidak melalui uji klinis tingkat III yang biasanya membutuhkan waktu beberapa bulan untuk membuktikan keamanan dan efektivitas.
BACA JUGA: Vaksin Corona RI Siap Diproduksi 250 Juta Dosis/Tahun
“Saya berharap Rusia benar-benar membuktikan secara pasti bahwa vaksin itu aman dan efektif. Saya benar-benar ragu mereka telah melakukan itu,” kata Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, Amerika Serikat, Dr Anthony Fauci, seperti dikutip dari ABC News, Rabu (12/8/2020).
Memang seperti apa sih perjalanan perkembangan vaksin Corona Sputnik V ini? Berikut rangkuman detikcom dari berbagai sumber:
1. Mei 2020
Dikutip dari Daily Sabah, Gamaleya National Research Center of Epidemiology and Microbiology di Rusia mengabarkan sudah selesai mengerjakan vaksin Virus Corona COVID-19 pada bulan Mei 2020. Vaksin ini diklaim tidak memiliki efek samping karena sudah dilakukan uji coba pada hewan dan diri mereka sendiri.
Daily Sabah menyebut tidak ada laporan studi atau pernyataan terpisah dari otoritas yang bisa digunakan untuk mengonfirmasinya.
2. Juni 2020
Dikutip dari Forbes, otoritas rusia dilaporkan melakukan pengujian vaksin dalam skala kecil pada puluhan relawan. Mereka diberi suntikan vaksin lalu diamati reaksinya selama 28 hari di rumah sakit.
3. Juli 2020
Relawan yang mengikuti pengujian vaksin diperbolehkan pulang. Kepala peneliti di Russian Center for Clinical Research on Medications at Sechenov University, Elena Smolyarchuk, mengatakan para relawan sudah memiliki kekebalan terhadap virus Corona COVID-19.
“Penelitiannya sudah selesai dan terbukti vaksin ini aman. Relawan bisa kembali pulang pada 15 Juli dan 20 Juli,” kata Elena seperti dikutip dari Forbes.
4. Agustus 2020
Kementerian Kesehatan Rusia secara resmi mendaftarkan vaksin ini. Washington Post menyebut rencananya vaksin akan segera diberikan untuk jutaan orang, terutama guru dan para tenaga medis.
(detikcom/rnc)