Sembilan Belas Tahun Berlalu, Empati Itu Tetap Ada

Humanioradibaca 2,011 kali

oleh: Robert Kadang

Rasa empati pada keluarga jaksa, korban tenggelamnya JM Feri, benar-benar ditunjukkan jajaran Kejaksaan Tinggi NTT. Tanpa tedeng aling-aling, di bawah pimpinan Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Nusa Tenggara Timur, Zet Tadung Allo, SH, MH, mereka mendatangi keluarga Soleman Bolla di Manulai 2, Kecamatan Alak, dan keluarga Philipus David Ay atau akrab disapa Deddy, di Kelurahan Nefonaek, Kecamatan Kota Lama. Serta, mengunjungi langsung orang tua Deddy di Kelurahan Naikoten 1, Kecamatan Kota Raja, Kota Kupang.

Bertajuk “kunjungan kasih”, Kajati Zet Tadung didampingi Wakajati Ikhwan Nul Hakim, SH, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Kota Kupang, Hotma Tambunan, SH, M.Hum, KTU Kejati NTT, Robby Permana Amry, SH, MH, dan Kasi Penkum Kejati NTT, Raka Putra Dharmana, melakukan kunjungan pada Senin, 3 Februari 2025. Ada bingkisan kasih yang diserahkan dalam kunjungan itu.

Di kediaman Soleman Bolla, jajaran Kejati NTT mendengarkan langsung penuturan Wilmince Mangdalena Herlinda Tony, istri almarhum Soleman Bolla. Mendengar kisah bagaimana suaminya bisa bertahan mengapung selama 16 jam di tengah laut dalam kondisi hujan deras, pun gelap gulita dan hanya berpegang pada tumpuan rakit, menghadirkan rasa haru yang mendalam. “Pak Soleman bilang, situasinya sangat mencekam. Yang terdengar hanya teriakan minta tolong para penumpang. Tapi dia tidak menelpon saya. Mungkin dia tidak ingin membuat saya takut,” ungkap Wilmince.

“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kebaikan dan perhatian dari bapak Kajati bersama rombongan, karena bisa menceritakan kepada masyarakat luas tentang tragedi JM Feri yang sudah hampir dilupakan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melindungi bapak Kajati dan keluarga,” tambahnya saat diminta tanggapannya terkait kunjungan tersebut.

Sekedar tahu, Soleman Bolla yang tercatat sebagai jaksa di Kejari Rote Ndao, selamat dalam peristiwa tenggelamnya Kapal Motor Penyeberangan (KMP) “Citra Mandala Bahari” atau JM Feri, di Selat Rote, pada Selasa, 31 Januari 2006 silam. Dia berhasil diselamatkan petugas, setelah mengapung selama 16 jam dengan hanya bertumpuh pada potongan kayu yang dijadikan rakit. Sementara dua rekannya yang lain, Engkus Kusdinar dan Deddy, meninggal. Kabarnya, Engkus Kusdinar baru setahun menikah saat kejadian. Sedang istri Deddy, Imelda Sayd, S.Pd, sedang hamil anak pertama. Namanya Gwyneth Anya Karenhapukh Ay yang saat ini berstatus mahasiswi.

“Memang terasa pedih jika mengenang kejadian itu. Kunjungan kasih ini dimaksudkan untuk memberi penguatan, terutama kepada anak-anak yang ditinggalkan. Kunjungan kami ini, juga sebagai bentuk perhatian dari lembaga tempat dimana para jaksa ini bekerja. Walaupun kejadianya sudah sembilan belas tahun lalu, tapi kita tetap tunjukkan empati kepada keluarga korban,” tandas Zet Tadung Allo kepada RakyatNTT.com (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *