Oelamasi, RNC – Proyek air bersih dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Kupang di Desa Nunkurus Kecamatan Kupang Timur, hingga kini belum memberikan asas manfaat bagi warga setempat. Khususnya warga di Dusun IV (Laos) yang sampai saat ini belum menikmati air bersih. Padahal, proyek yang bersumber dari APBD 2023 itu menelan anggaran yang fantastis yakni senilai Rp1,3 miliar.
Penelusuran RakyatNTT.com pada Selasa (15/10/2024), nampak di rumah-rumah warga sudah terpasang jaringan perpipaan lengkap dengan meteran dan keran air. Namun, sudah hampir setahun air bersih tak kunjung dinikmati warga. Padahal menurut warga, sudah pernah dilakukan uji coba distribusi air di awal tahun 2024.
Selain itu, di lokasi berdirinya reservoir terdapat bangunan kecil. Berdasarkan informasi dari warga, bangunan tersebut sebelumnya terpasang mesin pompa. Namun saat ini sudah tidak ada mesin pompa. Beberapa pipa yang tersambung dengan reservoir pun tak tersambung dengan baik. Juga ada sambungan listrik dari rumah pemilik lahan yang terhubung langsung dengan titik sumur bor.
Katniel Darko Benyamin, salah satu warga RT 15/RW 08 yang ditemui media ini mengaku proyek air bersih yang bersumber dari sumur bor dikerjakan sejak 2023 hingga April 2024.
“Instalasi sambungan rumah ini terpasang sekitar April 2024. Itu pun air mengalir kecil sekali dan hanya 1 jam saja. Tapi sampai saat ini air sudah tidak mengalir lagi,” ungkapnya.
Menurutnya, di awal tahun 2023, ada petugas yang datang untuk melakukan survei titik air di lahannya. Dikarenakan kedalaman yang tidak memadai, maka titik sumur bor dipindahkan ke RT 18. Kemudian dibangunlah sejumlah fasilitas seperti reservoir, rumah mesin listrik dan inspect.
“Kira-kira ini masalah dan kendalanya apa sehingga anggaran begini banyak tapi air juga belum bisa mengalir. Kami harapkan agar aparat bisa periksa dulu karena kami tahu proyek ini anggarannya miliar rupiah,” ungkapnya.
Sementara Aplonia Selfince Boimau, salah satu warga RT 17/RW 07 mengaku di awal tahun 2024 pernah dilakukan uji coba. Namun hanya dua hari air keluar deras dan sampai saat ini mereka sulit menikmati air bersih. Dan untuk mendapatkan layanan air bersih, setiap rumah tangga harus membayar biaya listrik senilai Rp10.000 sampai Rp20.000 ke pemilik lahan, tempat dimana sumur bor dibangun. Itupun hanya bisa dialirkan 1 kali.
“Habis itu dia su stop. Sampai pekan lalu, warga yang dekat menara itu bisa dapat air. Kalau dia (pemilik lahan) datang, kita kasih uang pulsa dulu baru air jalan,” ucapnya.
Aplonia mengaku sudah mengeluhkan persoalan tidak beroperasinya fasilitas air tersebut ke Pemerintah Desa Nunkurus. Namun hingga kini tidak ada solusi karena Pemdes beralasan bahwa Dinas PUPR belum memberikan informasi.
Selanjutnya Yelti, pemilik lahan yang terdapat fasilitas sumur bor mengatakan, warga harus membayar pulsa listrik karena sumber listrik berada di rumahnya, bukan dari bangunan mesin pompa. Ia mengaku diberikan kewenangan oleh pihak ketiga untuk mengelola air itu sampai dengan proses serah terima fasilitas air bersih tersebut.
“Setelah kumpulkan uang untuk isi pulsa baru saya hidupkan, karena pakai listrik dari sini. CV yang kerja pernah hidupkan listrik tapi pulsa sudah habis. Jadi yang mau yah silahkan isi pulsa dulu,” jelasnya.
Untuk diketahui, program air bersih itu dianggarkan Pemkab Kupang pada tahun 2023 melalui DPA Dinas PUPR senilai Rp1,3 Miliar. Dalam rencananya terdapat 120 sambungan rumah gratis bagi warga di Dusun IV Desa Nunkurus.
Hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Kupang, Teldi Sanam belum bisa dikonfirmasi. (rnc 04)