Tinggal di Bibir Bendungan Tilong, Warga Desa Oelnasi Tetap Krisis Air Bersih

Kabupaten Kupangdibaca 344 kali

Oelamasi, RNC – Warga RT 14, Desa Oelnasi, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, sudah puluhan tahun merindukan air bersih. Padahal, mereka berdomisili di dekat bendungan raksasa dengan debit 19 juta meter kubik tersebut.

iklan paskah 3 e1680955253601
Advertisement

Pekan lalu, dipimpin Ketura RT 14, Pemina Isliko, warga setempat membangun sumber air bersih di bibir sungai. Mereka menggali sebuah mata air di pinggir sungai lalu dipasang gorong-gorong. Airnya lalu ditampung dan dimanfaatkan oleh warga setempat.

Pemina mengatakan selama ini warganya memanfaatkan air kali yang tidak terjamin kebersihannya. Pasalnya, di wilayah ini warga sulit mendapatkan air bersih. Kecuali membeli air dari truk tanki.

“Selama ini mata air digali secara manual. Warga menimba menggunakan gayung lalu memikulnya ke rumah masing-masing.
Warga memasang gorong-gorong, supaya menampung lebih bayak dan air lebih bersih,” kata Pemina.

Seperti dilansir dari kompas.id, sebanyak 2.600 warga Desa Oelnasi tak tercukupi kebutuhan air bersihnya. Padahal, pipa-pipa yang menyalurkan air ke Kota Kupang melintas di depan rumah warga setempat.

iklan paskah 2 e1680955312758
Advertisement

Melo Natun (42), warga Desa Oelnasi, Selasa (21/2/2023), seperti dilansir kompas.id, menarik selang sepanjang 20 meter dari bak penampungan air menuju rumahnya. Air di dalam bak itu baru saja diisi mobil tangki. Melo membeli air tangki itu seharga Rp 150.000 per tangki dengan total 5.000 liter. Air itu untuk kebutuhan lima penghuni rumah selama satu pekan.

Saat puncak kemarau, Agustus-November, harga air tangki bisa sampai Rp 200.000 per tangki. Bahkan, warga yang tinggal di pinggir desa dengan kondisi jalan yang buruk harus membayar Rp 300.000 per tangki.

Menurut Melo, pipa besar sekitar 10 dim dari Bendungan Tilong lewat begitu saja di depan rumah kediamannya. Pipa itu ditarik sampai Kota Kupang, sekitar 25 kilometer, langsung dari sumber air Tilong. Ayah tiga anak ini pun mempertanyakan, mengapa pihak pengelola bendungan tidak membagikan satu atau dua keran air bagi warga di desa itu.

iklan paskah 1 e1680955357224
Advertisement

John Kitu (64), warga lain, tinggal sekitar 3 km dari rumah Melo. Ketika Bendungan Tilong diresmikan pada 2002, ia bersama tetangga sekitar sangat gembira. Ia membayangkan, kesulitan air bersih bakal pupus karena kehadiran Bendungan Tilong. Namun, 21 tahun berlalu, air itu tidak pernah masuk Desa Oelnasi. (*/kmp/rnc)

Editor: Semy Rudyard H. Balukh

Dapatkan update informasi setiap hari dari RakyatNTT.com dengan mendownload Apps https://rakyatntt.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *