Tiga Pasangan Cakada NTT Siap Kampanye Tanpa Politisasi SARA dan Politik Uang

Headline, Politikdibaca 39 kali

Kupang, RNC – Untuk memastikan komitmen pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT dalam pelaksanaan kampanye agar berlangsung aman dan damai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTT menggelar deklarasi kampanye damai, Selasa (24/9/2024).

Deklarasi kampanye damai dihadiri tiga pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur NTT periode 2024-2029 yakni Yohanis Fransiskus Lema-Jane Natalia Suryanto, Emanuel Melkiades Laka Lena-Johni Asadoma dan Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu.

Selain paslon, hadir pula Penjabat Gubernur NTT, Andriko Noto Susanto, Wakil Ketua DPRD NTT sementara, Fernando Soares, beserta sejumlah unsur Forkopimda. Turut hadir pimpinan partai pengusung, simpatisan dan pendukung masing-masing paslon.

Pada kesempatan itu, Ketua KPU NTT Jemris Fointuna membacakan pernyataan deklarasi kampanye damai dan diikuti ketiga paslon, pimpinan parpol pengusung, beserta tim kampanye dan para pendukung. Berikut bunyi pernyataan deklarasi kampanye damai.

Kami Calon Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, partai politik pengusung, beserta tim kampanye dan para pendukung berjanji mewujudkan pemilihan yang langsung, umum, bebas, dan rahasia, serta jujur dan adil; Melaksanakan kampanye pemilihan yang aman dan tertib, damai dan berintegritas, tanpa hoax, tanpa politisasi SARA dan tanpa politik uang; Melaksanakan kampanye pemilihan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Ketua KPU NTT Jemris Fointuna dalam sambutanya mengatakan, tahapan kampanye dimulai 25 September dan akan berakhir 23 November 2024.

Masa kampanye, sebut Jemris, tidak lama karena hanya 60 hari. Dengan mempertimbangkan kondisi wilayah NTT yang kepulauan dengan infrastruktur yang sulit di beberapa tempat, maka KPU NTT mengatur tiga jenis metode kampanye agar pelaksanaannya tertib dan teratur.

Metode pertama yakni kampanye rapat umum dimana pelaksanaannya menyesuaikan dengan tiga zona. Selanjutnya debat paslon yang akan dilaksanakan selama tiga kali. Debat pertama dilaksanakan pada 23 Oktober, debat kedua tanggal 6 November dan debat ketiga tanggal 20 November atau seminggu sebelum Pilkada.

“Ketika debat terakhir, masyarakat punya waktu selama seminggu untuk merenung di antara pasangan terbaik ini, pilihannya jatuh ke mana,” jelas Jemris Fointuna.

Sementara kampanye pertemuan terbatas, kampanye dialogis, pemasangan alat peraga dan pembagian bahan kampanye, menurut Jemris, harus dilakukan secara teratur dan tertib sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. (rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *