Kupang, RNC – Pejabat Gubernur NTT, Ayodhia G L Kalake, SH, MDC, mengatakan, berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami inflasi sebesar 2,70 persen YoY, sedikit di atas rata-rata nasional. Akan tetapi, angka inflasi ini masih berada dalam rentang sasaran inflasi nasional 2,5±1 persen (YoY). Ayodhia Kalake mengungkapkan hal ini saat menyampaikan sambutan pada acara Pengukuhan Agus Sistyo Widjajati menjadi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi NTT, di Kantor Perwakilan BI NTT, Rabu (7/2/2024).
Ayodhia Kalake menambahkan, besaran inflasi tersebut merupakan inflasi gabungan dari lima kota IHK, yaitu Kota Kupang, Kota Maumere dan Kota Waingapu, serta tambahan Kota Soe di Kabupaten TTS, dan Kota Bajawa di Kabupaten Ngada. Selain itu, Ayodhia, berdasarkan rilis BPS tersebut, pertumbuhan ekonomi NTT triwulan IV-2023 sebesar 4,14 persen, dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2022 year-on-year (YoY). Sehingga, secara keseluruhan perekonomian NTT tumbuh sebesar 3,52 persen kumulatif to kumulatif pada tahun 2023.
Menurut Ayodhia Kalake, struktur Ekonomi NTT pada tahun 2023 masih didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan, dengan kontribusi sebesar 29,32 persen. Sementara dari sisi pengeluaran masih didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga yaitu sebesar 67,48 persen.
Karena itu, dia berharap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi NTT dan TPID Kabupaten/Kota, terus melakukan upaya 4K untuk memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau. “Upaya K4 yaitu Ketersediaan Stok, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga dan Komunikasi Yang Efektif untuk memastikan ketersediaan barang-barang kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau,” kata Ayodhia Kalake. (*/rnc)