Kendalikan Laju Inflasi, Pemkot Kupang dan BI NTT Kembangkan Lahan Pertanian di Kelurahan

Kupang, RNC – Salah satu penyebab naiknya inflasi adalah kurangnya pasokan hortikultura, khususnya cabai di Kota Kupang. Oleh karena itu, terkadang Harga cabai melonjak tinggi. Pemkot Kupang pun menggandeng Bank Indonesia Perwakilan NTT untuk mengembangkan tanaman cabai.

Hal ini disampaikan Penjabat Wali Kota Kupang, Linus Lusi di Aula Rumah Jabatan Wali Kota Kupang, Rabu (13/11/2024) lalu.

Ia menjelaskan untuk memperkuat ketahanan pangan,salah satu satu kegiatan yang dilakukan yakni bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT memulai program penanaman cabai di beberapa titik di Kota Kupang. Program ini bertujuan memotivasi masyarakat dan pemerintah untuk lebih aktif dalam mengelola ketahanan pangan. Pemerintah Kota Kupang akan melanjutkan koordinasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan tersebut.

Upaya kedua yang segera dilakukan yakni Pemkot Kupang melaksanakan arahan Presiden Prabowo untuk berfokus pada penguatan stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi melalui langkah-langkah strategis yang telah disepakati di tingkat pusat. Untuk mendukung stabilitas ekonomi masyarakat, Pemerintah Kota Kupang juga akan menyalurkan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP). Penyaluran ini akan dilakukan secara bertahap untuk menjaga kestabilan ekonomi masyarakat dan mendukung aktivitas ekonomi di pasar-pasar Kota Kupang.

Lebih lanjut, menurut mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT ini, kegiatan lain yang sudah dilakukan yakni bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) melakukan pemantauan harga di pusat perbelanjaan, gudang sembako dan pasar-pasar di Kota Kupang. “Pasca monitoring, kami dapat memastikan bahwa inflasi saat ini tetap terkendali. Namun, upaya berkesinambungan diperlukan agar mekanisme pasar yang seimbang antara masyarakat dan pengusaha dapat terjaga,” jelas Linus.

Selain itu, Pemerintah Kota Kupang juga berencana mengembangkan lahan pertanian di Kelurahan Naimata untuk memperkuat ketahanan pangan lokal. Langkah ini mendapatkan dukungan dari TNI dan akan dimulai dengan survei lapangan dalam waktu dekat. Pengelolaan lahan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pangan lokal Kota Kupang.

Ia menegaskan pentingnya dilakukan pengendalian inflasi secara rutin dengan menyesuaikan kondisi pasar yang dinamis. Upaya ini harus melibatkan berbagai lembaga terkait dengan tujuan dasar menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan setiap langkah yang diambil mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjayati menyampaikan Kota Kupang mencatat inflasi bulanan sebesar 0,25% pada Oktober 2024, selaras dengan tren inflasi di NTT dan nasional.

Menurutnya, tantangan terbesar bagi Kota Kupang adalah ketergantungan pada pasokan beras dari luar NTT. Dengan kebutuhan sekitar 12,55 ribu ton beras per triwulan, penurunan luas lahan pertanian di kota ini semakin memicu defisit pangan. Tren penurunan ini terjadi di berbagai wilayah NTT dan Bali-Nusa Tenggara, mengharuskan membangun strategi jangka panjang untuk ketahanan pangan.

Dijelaskannya untuk menjaga stabilitas harga dan mendukung ketahanan pangan, KPw BI Provinsi NTT menginisiasi sejumlah program pengendalian inflasi. Di antaranya adalah Program PUSPA, sebuah Pusat Pangan yang diharapkan mampu menghubungkan petani lokal dengan pasar, sehingga ketersediaan pangan terjangkau dapat terus terjaga. Selain itu, Program PANGLING atau Pangan Murah Keliling siap diluncurkan, dengan dukungan armada truk untuk mendistribusikan pangan murah ke berbagai area di Kota Kupang. (*/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *