oleh

Wujudkan Pariwisata Aman Bencana, Disparekraf NTT Gelar Pelatihan

Kupang, RNC – Demi mewujudkan pariwisata aman bencana, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) NTT melalui Bidang Kelembagaan khususnya Seksi Sumber Daya Manusia (SDM) menggelar pelatihan bagi pelaku pariwisata. Pelatihan ini bertajuk Mitigasi Bencana di Destinasi Wisata, bertempat di Aula Marungga II, Hotel Sasando, 3-5 Juni 2021.

KaSie SDM Bidang Kelembagaan Disparekraf NTT, Dra. Nur Ningsih, menjelaskan pelatihan tersebut diadakan untuk memberikan pengetahuan kepada pelaku pariwisata di daerah wisata, yakni cara mengurangi resiko bencana melalui materi pembelajaran dan simulasi.

“Pelatihan ini sebagai landasan atau pedoman perencanaan pembangunan di destinasi wisata sehingga dapat memberikan rasa aman kepada wisatawan dan wisatawan dapat memperpanjang lama tinggal di daerah wisata dan juga dapat meningkatkan jumlah kunjungan jika destinasi wisata tersebut aman dikarenakan para pelaku pariwisata telah diberi bekal ilmu untuk siap tanggap bencana,” jelas Nur.

Adapun sasaran pelatihan adalah pelaku pariwisata yaitu pengelola destinasi wisata atau desa wisata, kelompok masyarakat, pengelola hotel dan restoran, pengelola biro perjalanan wisata dan pemandu wisata yang tersebar di kota Kupang berjumlah 50 orang.

Sedangkan narasumber yang dihadirkan yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTT, PMG. Stasiun Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Kupang, dan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Provinsi NTT.

Sementara itu, Kepala Dinas Parekraf NTT, DR. Ir. Wayan Darmawa, MT memberikan apresiasi sebesar-besarnya atas terselenggaranya kegiatan pelatihan dan menaruh harapan serta menginginkan hasil positif dari pelatihan dimaksud.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang dilakukan karena pelatihan mitigasi bencana sangat dibutuhkan bagi pelaku pariwisata untuk mengurangi resiko bencana, seperti, informasi BMKG untuk kegiatan pariwisata, juga meminimalisir bencana kebakaran di kampung-kampung adat dan sebagainya,” ungkapnya.

Ia berharap pelatihan mitigasi bencana yang diadakan ini dapat membuahkan hasil yang positif yaitu peserta dapat memberikan referensi untuk mengurangi bencana baik itu upaya non fisik maupun fisik.

“Harapan saya agar teman-teman yang mengikuti pelatihan mampu menjadi fasilitator mitigasi bencana di lingkungannya masing-masing dan pelatihan ini dapat menjadi model dengan menghasilkan panduan sederhana tentang mitigasi bencana,” imbuhnya. (rnc7)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *