Kupang, RNC – Gerakan menuju 100 Smart City yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI membawa perubahan mendasar bagi penataan konsep pembangunan daerah/kota.
Pemanfaatan teknologi informasi dan pengembangan inovasi menjadi kunci utama dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Karena tujuan utama Smart City adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah.
Program yang digagas Kementerian Kominfo tersebut mendorong para kepala daerah untuk berlomba-lomba mewujudkannya dengan menyusun masterplan Smart City sebagai kerangka implementasi pembangunan Smart City didaerahnya masing-masing sesuai dengan kulturnya.
Salah satu langkah dan upaya mempercepat penyusunan dan implementasimasterplan Smart City tersebut adalah dengan bergabung bersama Citynet Indonesia.
Melalui program “Seminar dan Sharing Best Practice Citynet 2019” diharapkan akan memberikan ide dan gagasan dalam melakukan penyusunan dan implementasi masterplan Smart City.
Seminar dan Sharing Best Practice Citynet Indonesia Tahun 2019 diselenggarakan di Kota Kupang mulai tanggal 16–18 Oktober 2019.
Selama tiga hari tersebut, berbagai kegiatan sudah diagendakan, mulai dari “Strategi pengembangan Smart City” oleh Menteri Kominfo RI, Sharing Best Practice Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi dalam rangka akselerasi pengembangan Smart City di Kabupaten Banyuwangi, Sharing Best Practice Strategi pembiayaan infrastruktur dan reformasiadministrasi untuk mendorong pengembangan Smart City di Kota Semarang, Best Practice Luar Negeri, Sosialisasi Program Citynet Indonesia dan dilanjutkan dengan City Tour. Saat ini, Forum Citynet Indonesia memiliki anggota sebanyak 23 kabupaten/kota. Salah satunya dalah Kabupaten Sidoarjo yang sudah bergabung sejak tahun 2009.
Bupati Sidorjo H. Saiful Ilah, SH, M.Hum yang juga menjabat Presiden Citynet Indonesia periode 2017–2021 mangatakan banyak manfaat yang diperoleh dengan bergabung menjadi anggota Citynet.
Salah satunya adalah mengembangkan jejaring dengan berbagai kota di Indonesia. Manfaat dari jejaring tersebut akan mempermudah mengembangkan konsep Smart City, seperti yang sudah dilakukan Kabupaten Sidoarjo.
Dari 25 kabupatem/kota yang ditunjuk Kementerian Kominfo RI dalam program gerakan menuju 100 Smart City, Kabupaten Sidoarjo termasuk salah satunya. “Forum Citynet ini menjadi forum jejaring dan berbagi konsep dalam membangun kota yang maju dan berkembang, sehingga setiap daerah yang tergabung dalam anggota Citynet bisa maju dan berkembang bersama-sama,” kata Saiful.
Tahun 2015 Sidoarjo juga berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan CityNet 33rd Executive Meeting and International Seminar yang diikuti puluhan negara di Asia Pasific.
Sejak bergabung bersama Citynet, banyak manfaat yang diperoleh Sidoarjo, antara lain terbukanya peluang investor yang masuk, masuknya investor tersebut akan berdampak pada meningkatnya nilai investasi.
Tahun 2016 Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sidoarjo melakukan kerjasama di bidang kesehatan dengan Seoul National University, Korea Selatan. Tenaga medis RSUD Sidoarjo dikirim ke Seoul untuk mendapatkan pelatihan serta menambah pengetahuan di bidang kesehatan.
Manfaat lainnya yaitu pengembangan teknologi informasi melalui penyelenggaraan lomba aplikasi. Lomba aplikasi yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai universitas terkemuka di Jawa Timur tersebut bagian dari rangkaian kegiatan CityNet 33rd Executive Meeting and International 2015 di Sidoarjo.
Sidoarjo menjadi daerah yang pertama kali menerapkan inovasi pelayanan perizinan berbasis online. Kemudian oleh KPK RI layanan perizinan online Sidoarjo dijadikan percontohan bagi kabupaten/kota se-Indonesia.
Pada pelayanan di tingkat kecamatan, desa dan kelurahan juga sudah menerapakan aplikasi Si Praja (Sistem Pelayanan Rakyat Sidoarjo), sebuah aplikasi layanan berbasis android yang memudahkan masyarakat dalam mengurus izin kependudukan serta izin lainnya dengan menggunakan handphone android.
Selain mengembangkan layanan berbasis teknologi informasi, Sidoarjo juga sudah memiliki Mal Pelayanan Publik. Terdapat 170 jenis pelayanan, termasuk layanan instasi vertikal, BUMN/BUMD dan layanan konsultasi dari OPD teknis. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) di Sidoarjo ditunjang dengan pembangunan sarana infrastruktur jaringan Fiber Optik (FO). Pembangunan jaringan FO di seleuruh wilayah kabupaten Sidoarjo ditargetkan selesai tahun 2021.
Sidoarjo memiliki prinsip “Ikan sepat ikan gabus, pelayanan lebih cepat lebih bagus. Ikan sepat ikan lele, pelayanan lebih cepat tidak bertele–tele,” kata Saiful.
Disebutkan, Pendapatan Asli Daerah (PAD) tiap tahun mengalami peningkatan. Penghargaan Invesment Award berturut-turut diterima dari Pemerintah Propinsi Jawa Timur. Saat ini PAD Sidoarjo mencapai Rp 1,7 triliun. Dengan total APBD mencapai Rp 4,7 triliun.
Total investasi yang masuk di Sidoarjo tahun 2016 mencapai Rp 16,9 triliun. Tahun 2017 mencapai Rp 17,8 triliun dan tahun 2018 mencapai Rp 23, 8 triliun.
“Sidoarjo menjadi daerah percontohan inovasi pelayanan perizinan online dan kabupaten dengan pencapaian kinerja tertinggi se-Indonesia berdasarkan hasil penilaian dari Kementerian Dalam Negeri. Dengan hasil capaian tersebut, harapannya bisa berkontribusi kepada daerah lainuntuk berbagi pengalaman, terutama kab/kota yang tergabung di Citynet Indonesia,” kata Saiful. (*/rnc)