Herman Herry Bangga Presiden Jokowi Kenakan Pakaian Adat NTT

Nasionaldibaca 343 kali

Jakarta, RNC – Ketua Komisi III DPR, Herman Herry, mengapresiasi sekaligus berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengenakan pakaian adat Suku Sabu, Nusa Tenggara Timur (NTT), saat pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR dan sidang bersama DPR-DPD. Sebagai putra daerah NTT, Herman mengaku bangga.

“Sebagai putra asal NTT, saya merasa bangga atas pakaian adat asal NTT yang dikenakan Bapak Presiden Jokowi saat pidato kenegaraan di DPR,” kata Herman kepada wartawan, Sabtu (15/8/2020).

Politikus asal NTT itu melihat hal itu sebagai bentuk perhatian dan kepedulian Jokowi atas keberagaman bangsa Indonesia. Menurutnya, sikap Jokowi yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebhinekaan patut diapresiasi.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Hadiri Sidang Tahunan MPR, Kenakan Busana Adat Sabu

“Tentu saya mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi atas kepedulian Bapak Presiden Jokowi terhadap pakaian adat daerah di Tanah Air. Saya kira hal itu sebagai bentuk kepedulian Bapak Presiden Jokowi atas keberagaman dan kebinekaan kita bangsa Indonesia,” kata Herman.

Diketahui, Jokowi mengenakan baju adat suku Sabu NTT dalam Sidang Tahunan MPR dan sidang bersama DPR-DPD, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (14/8) kemarin. Baju adat yang dikenakan Presiden Jokowi nampak megah dengan warna hitam yang dikombinasikan dengan corak emas khas Suku Sabu NTT.

Pakaian ini memiliki nama sama dengan daerah asalnya di Pulau Hai Rawu, Sabu, Kabupaten Kupang yakni bernama Sabu.

Baju adat suku Sabu untuk laki-laki berbeda dengan perempuan. Pada laki-laki atasannya menggunakan kemeja putih lengan panjang, sedangkan bawahannya maupun selendang yang dikenakan merupakan sarung tenun.

Selain itu pada bagian kepala terdapat ikat kepala yang disebut lehu ketu. Ikat kepala ini berupa mahkota dengan tiga tiang yang terbuat dari emas.

Adapun aksesoris lainnya berupa kalung disebut mutisalak, kalung habas, sepasang gelang emas, dan sabuk yang memiliki saku.

Sementara itu pada perempuan baju adat suku sabu ini berupa kebaya dan juga dikombinasikan dengan sarung tenun yang membalut di sekeliling kebaya. Pada bagian pingga wanita suku sabu juga dilengkapi dengan sabuk berupa pending atau ikat pinggang.

Berdasarkan Informasi yang dirilis Kantor Staf Presiden, filosofi di balik baju adat Sabu NTT yang dikenakan Presiden Jokowi adalah Pulau Rote/Sabu adalah pulau terdepan di bagian ujung selatan Indonesia.

Selain itu, Presiden juga ingin menunjukkan bahwa Indonesia kaya dengan seni kriya, salah satunya tenun yang merupakan bagian dari kekayaan budaya nusantara.

Dengan mengenakan pakaian tradisional, Presiden juga ingin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mencintai Indonesia, mencintai produk-produk Indonesia yang juga banyak diproduksi oleh masyarakat lokal/UMKM.

(detikcom/rnc)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *