Jakarta, RNC – Pemerintah Iran resmi mengumumkan kematian Presiden Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter jatuh di Provinsi Azerbaijan Timur, utara Iran, pada Minggu (19/5).
Stasiun televisi pemerintah Iran dan beberapa kantor berita semi-pemerintah seperti Tasnim dan Mehr News Agency melaporkan Presiden Raisi dan delapan orang lainnya yang ada di helikopter Belle 212 buatan Amerika Serikat itu tidak selamat.
Reuters juga mendapat konfirmasi dari pejabat Iran terkait kematian Raisi.
“Presiden Raisi, menteri luar negeri dan seluruh penumpang helikopter tewas dalam kecelakaan itu,” kata seorang pejabat senior Iran kepada Reuters, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitifnya masalah tersebut.
Selain itu, mantan Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif juga telah mengungkapkan kabar duka dan belasungkawa.
Zarif menyatakan belasungkawa atas “kemartiran” penggantinya Hossein Amirabdollahian bersama dengan Presiden Raisi.
Zarif menggambarkan Amirabdollahian sebagai “saudaraku tersayang”.
Dalam pesan yang diunggah di Instagram, Zarif menulis bahwa berita kecelakaan itu “menyakitkan”.
“Saya mendoakan keridhaan Tuhan bagi para martir, kedamaian dan kesabaran bagi para penyintas, serta solidaritas dan kemajuan bagi rakyat Iran,” ucap Zarif seperti dikutip Al Jazeera.
Setelah lebih dari 13 jam pencarian, tim SAR yang dipimpin Palang Merah Iran menemukan lokasi jatuhnya helikopter Raisi di perbukitan dekat Kota Varzaghan, Provinsi Azerbaijan Timur.
Saat tim mencapai lokasi, kondisi helikopter sudah hancur terbakar.
Televisi pemerintah Iran melaporkan “tidak ada tanda-tanda kehidupan” di antara penumpang helikopter yang membawa Presiden Ebrahim Raisi dan pejabat lainnya
“Setelah helikopter ditemukan, belum ada tanda-tanda penumpang helikopter tersebut masih hidup,” bunyi laporan TV pemerintah Iran seperti dikutip AFP.
Rekaman video tim SAR yang diterima media lokal Iran memperlihatkan seluruh kabin helikopter rusak parah dan terbakar. (*/cnn/rnc)