Ruteng, RNC – Konstelasi politik menjelang Pilkada Kabupaten Manggarai 2024, mulai ramai di perbincangkan. Beberapa figur telah mendeklarasikan diri maju dan dalam kontestasi ini. Dari sekian nama yang bermunculan, ada satu nama yang populer dan tak asing di telinga masyarakat Manggarai, yaitu Ir. Maksimus. Pria kelahiran Ruteng 12 September 1962 itu, memantapkan diri untuk menjadi orang nomor satu di Manggarai.

Maksi Ngkeros merupakan pensiunan birokrat. Ia mengabdi selama 30 tahun sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Selama 19 tahun ia menduduki jabatan kepala dinas di berbagai OPD. Bahkan sayap kariernya melebar sampai di Kabupaten Manggarai Timur. Setelah pensiun 2022 lalu, Maksi Ngkeros mendaftarkan diri jadi Kader Partai Demokrat Kabupaten Manggarai. Sebenarnya, nama Maksimus Ngkeros bukan pertama kali muncul di kancah perpolitikan Manggarai. Sejak 2010 silam, namanya selalu ada dalam bursa calon bupati Manggarai.
Pilkada November mendatang sepertinya momentum yang tepat bagi Maksi Ngkeros. Betapa tidak, Partai Demokrat menjadi salah satu partai pemenang Pemilu Legislatif tingkat Kabupaten Manggarai 2024. Partai Demokrat meraih lima kursi yang mengimbangi kursi PDIP dengan jumlah kursi yang sama. Maksi Ngkeros menjelaskan, perbaikan tata kelola pemerintah bermula karena banyaknya masalah akibat keputusan bupati Manggarai yang tidak sesuai dengan regulasi.
Sebagai contoh, bagaimana ASN yang dinonjob menggugat pemerintah daerah di PTUN sampai MA. Pada tingkatan akhir, ASN memenangkan perkara melawan pimpinannya, yakni Bupati Heribertus G.L Nabit. “Setelah saya kunjungi ribuan rumah warga, banyak hal yang harus dibenahi, baik dari segi pembangunannya maupun dari segi tata kelola pemerintahan,” ungkap Maksi saat ditemui wartawan, Jumat (5/4/2024) di Ruteng.
* Upaya Peningkatan IPM
Maksi Ngkeros menyoroti rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Manggarai di bawah kepemimpinan Heribertus G.L Nabit-Heribertus Ngabut. Mestinya, kebijakan-kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan dasar untuk meningkatkan IPM, harus diprioritas. “Urusan pemerintah daerah itu ada undang-undangnya (UU 23 Tahun 2014). Itu acuan kita. Tugas dan wewenangnya sudah jelas di sana. Alat ukurnya sudah jelas. Nah, kondisi Manggarai saat ini misalnya, indeks pembangunan manusia itu menjadi ukuran utama, sampai sejauh mana tingkat pembangunan di suatu daerah, apalagi di Manggarai masih kategori rendah,” sebutnya.
Maksi Ngkeros mengatakan, ada tiga alat ukur IPM, yakni pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Pertama, jika dlihat dari segi pendidikan, kualitas pendidikan masih rendah. “Pendidikan masih dianggap rendah, kenapa? Karena akses atau fasilitas masyarakat ke pendidikan belum memenuhi standar,” katanya. Kedua, indeks kesehatan, pun tidak sesuai harapan masyarakat. Keberhasilan harapan kesehatan itu diukur dari angka kematian ibu dan bayi yang belum mencapai nol. “Karena persyaratan atau target dari indeks itu sebenarnya harus nol, itu targetnya. Sementara kita masih tinggi,” katanya.
Ketiga, sektor ekonomi yakni pendapatan masyarakat. Bagaimana membangun perekonomian masyarakat yang berkaitan dengan lapangan pekerjaan.
“Selama ini kita selalu terpaku pada sektor pertanian. Betul kita, perlu tapi dia itu sektor primer. Tapi tidak seluruh rakyat Manggarai bekerja di sektor itu,” bebernya. Menurut Maksi, sistem penataan ekonomi seharusnya bergeser dari sektor primer ke sektor sekunder (pengolahan) dan tersier (jasa). Menurutnya Manggarai jangan terlalu fokus ke sektor pertanian tapi lebih dari itu, pemimpin mulai dengan konsep ketersedian lapangan pekerjaan.
“Sehingga saya mau kedepan kita orang Manggarai jangan lagi merantau untuk bersekolah tapi merantau untuk bekerja. Sekolah di sini merantau untuk bekerja. Jadi kita dorong Kampus Unika untuk menciptakan generasi cerdas yang mampu bekerja dimanapun,” jelasnya.

* Penataan Birokrasi.
Maksi menambahkan, hal yang paling penting di Manggarai saat ini adalah penguatan birokrasi. Ke depan setiap SKPD ditekankan untuk berinovasi. Salah satu cara untuk mempercepat pembangunan adalah kemampuan SKPD dalam hal inovasi. Menjadi bupati, kata Maksi, mesti mampu mendeteksi, mendiagnosis soal. Kedua; mampu merumuskan permasalahan daerah. Ketiga, mampu memilih strategi-strategi. Dari situ dia mampu membuat kebijakan untuk melaksanakan strategi. Keempat adalah program sesuai regulasi. “Jadi, tidak ada lagi bupati bicara program, tapi harus bicara strategi, program itu sudah dikunci dari pusat. Strategi itu paling penting,” tegasnya.
* Partai Demokrat jalan yang tepat
Maksi Ngkeros menjelaskan, keinginan maju dalam Pilkada Manggarai berangkat dari niat pribadinya. Pilihannya adalah memilih untuk Manggarai 01 melalui Partai Demokrat. “Makanya, sejak pensiun saya bergabung dengan Partai Demokrat. Soal Demokrat pilih saya atau tidak, tentu ada prosesnya, karena Partai Demokrat adalah partai yang terbuka baik untuk kader maupun semua orang,” jelasnya.
Hal yang paling penting agar mendapatkan dukungan Partai Demokrat, menurut Maksi, adalah elektabilitas tinggi dan memiliki konsep yang jelas. Sebab partai kata dia, dibangun untuk kepentingan bangsa dan negara termasuk rakyat di dalamnya. “Jadi tidak ada yang mengklaim bahwa ini punya siapa, tidak. Ini partai (Demokrat) terbuka. Kalau pun kami kader, ya tentu akan menyampaikan gagasan. Dan saya akan melamar di Partai Demokrat. Bukan hanya Demokrat, termasuk dengan partai-partai politik lainnya siap akan melamar. Sehingga konsep-konsep saya mudah-mudahan diterima oleh mereka,” jelasnya.
Terkait pasangan calon yang digandeng, Maksi mengatakan ketertarikannya pada generasi muda. Namun dia tidak menyampaikan secara terbuka.
Menurutnya, kalau sekarang ia menentukan pasangan, itu menutup ruang partai-partai memilih orang. Sementara partai punya kewenangan dan hak untuk memilih kader-kader yang dianggap berkompeten. “Memang saya mau anak muda. Karena apa, saya mau bekerja dan betul-betul punya kemampuan intelegensi dan fisik yang baik. Bila perlu umurnya di bawah 50, entah siapa saja yang penting punya visi yang sama,” pungkasnya. (RNC/23)