Kupang RNC – Pemilihan pimpinan alat kelengkapan dewan (AKD) di DPRD Kota Kupang menyisakan polemik. Ini lantaran koalisi besar lima fraksi, yakni PDIP, Demokrat, Nasdem, gabungan Hanura, Berkarya, PSI, PPP Bersatu dan Fraksi Gerindra kalah dengan Fraksi Golkar saat perebutan jabatan Ketua Komisi III.
Oleh karena itu, PDIP menuding ada anggota koalisi yang membelot dan mengkhianati komitmen bersama pimpinan parpol. Pasalnya, anggota koalisi lima fraksi di Komisi III berjumlah 6 orang. Dengan demikian, mestinya koalisi ini yang mengusung calon ketua Adrianus Talli menang melawan Tellendmark Daud dari Fraksi Golkar.
Kelima anggota fraksi tersebut yakni Adrianus Talli (PDIP), Elbert Manafe (Demokrat), Thobia Pandie (Gerindra) Siqvrid Basoeki (Nasdem) dan Dominggus Kale Hia (gabungan Hanura, Berkarya, PSI, PPP Bersatu) dan Satrio Pandie (gabungan Hanura, Berkarya, PSI, PPP Bersatu).
Sedangkan koalisi yang dimotori Golkar, yakni Tellendmark Daud (Golkar), Dominikus Taosu (PKB) dan Adolof Hun (Fraksi Amanat Persatuan Indonesia). Saat pemilihan, hasilnya justru koalisi Golkar yang menang dengan total 5 suara. Sedangkan koalisi PDIP mendapat 4 suara. Untuk komposisi pimpinan Komisi III, yakni Tellendmark Daud sebagai ketua, Thobia Pandie sebagai wakil ketua dan Siqvrid Basoeki sebagai sekretaris.
Koalisi yang dimotori PDIP sebelumnya sudah bersepakat untuk memenangkan Adrianus Talli sebagai ketua komisi. Bahkan, ada penandatanganan surat pernyataan komitmen oleh empat fraksi, minus Gerindra. Terkait ini, Ketua DPC PDIP Kota Kupang, Yeskiel Loudoe pun mengaku kecewa. Ia mengatakan ada fraksi yang berkhianat terhadap komitmen bersama. “Berarti dong sonde iko dong pung ketua partai pung arahan,” kata Yeskiel.
Sementara itu, Adrianus Talli mengatakan sesuai hasil kesepakatan di tingkat pimpinan parpol, mestinya dirinya mendapat minimal lima suara. Namun faktanya hanya empat suara. Artinya dua orang tidak komit dengan perintah partai. “PDIP, Demokrat, Nasdem, Gabungan Hanura, Berkarya, PSI dan PPP Bersatu. Gerindra tapi tidak tandatangan,” kata Adi.
Menanggapi hasil pemilihan pimpinan komisi III yang di luar prediksi, Ketua Fraksi Nasdem, Yuvensius Tukung mengatakan proses pemilihan telah berjalan sesuai mekanisme dan anggota Fraksi Nasdem komit sesuai arahan pimpinan partai dan kesepakatan koalisi fraksi. “Proses itu kan berjalan di masing-masing komisi dan berlangsung secara tertutup. Lalu kemudian pemilihan ini berlangsung secara tertutup. Tidak bisa menebak siapa yang lari siapa yang bertahan,” ujar mantan Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Kupang ini.
Dirinya mengaku bahwa Partai Nasdem sudah mewanti-wanti setiap kadernya agar harus ikut sesuai arahan partai. Hal ini terbukti dengan terpilihnya Yuvensius sebagai ketua komisi I. “Karena komitmen tersebut berjalan lurus, begitu juga komisi II dan komisi IV,” katanya.
Terkait kecurigaan Nasdem membelot, Yuven menegaskan kadernya berjalan mengikuti arahan partai. Ia mengatakan tidak bisa dibuktikan siapa memilih siapa karena prosesnya tertutup. Kemudian tidak bisa dibuktikan kader Nasdem meninggalkan koalisi yang terbangun antar fraksi. “Kalau dengan kondisi begini, ya kita tidak bisa saling tuding,” pungkas Yuven. (rnc02)