Mbay, RNC – Masyarakat Kampung Malabay, Desa Tedamude, Kecamatan Aesesa, angkat bicara terkait pindah trase proyek infrastruktur jalan ruas Kajulaki – Malabay, dengan tudingan rekayasa Dinas PUPR. Proyek pekerjaan ruas jalan Kajulaki Malabay menelan anggaran Rp 1,8 miliar, dan dikerjakan CV. Amando Abdi Mulia. Proyek tersebut sempat menuai polemik saat sidang pansus di DPRD Nagekeo.
Adalah Fitalis Angi, warga Desa Tedamude. Dia mengungkapkan pengalihan atau pindah trase pekerjaan sudah sesuai keinginan dan permintaan warga Malabay. Kepada media, Kamis (28/4/2022) di Malabay, Fitalis membeberkan kronologi pengalihan pekerjaan dari Dekopadugoa menuju Malabay. “Ruas jalan via Dekopadugoa melintasi bukit yang tinggi serta bebatuan. Sangat tidak memungkinkan dibangun jalan. Jika dipaksakan dibangun, maka anggaran Rp 1,8 miliar itu hanya dihabiskan di Dekopadugoa. Karena harus meng-cutting bukit untuk membuka akses jalan menuju Malabay,” sebut Fitalis.
Karenanya, dia bersama konsultan pengawas, PPK dan kontraktor sepakat mengalihkan atau pindah trase dari Dekopadugoa menuju Malabay. “Karena lebih hemat anggaran dan jaraknya lebih dekat. Pekerjaan urpil sampai ke Malabay dipadati pemukiman warga. Sementara di wilayah Dekopadugoa tidak ada pemukiman, dan hanya beberapa bidang kebun milik masyarakat,” kata Fitalis.
Dia juga kecewa dengan pernyataan anggota DPRD Nagekeo yang bersikukuh membangun jalan melalui Dekopadugoa, Desa Tedakisa, lalu mengabaikan warga Malabay. “Pengalihan pekerjaan jalan itu keinginan kami pak. Sudah didiskusikan bersama pihak kontraktor, PPK dan konsultan pengawas. Sampai saat ini kami belum menikmati jalan ini. Lagi pula di Dekopadugoa tidak ada orang tinggal,” kata Fitalis.
Kristian Maoko selaku Konsultan Pengawas CV. Archilogic yang bertanggung jawab terhadap proyek itu menjelaskan, ketika masuk di lokasi Dekopadugoa, dan berdasarkan hasil perhitungan Pekerjaan Tambah Kurang, anggaran tinggal sedikit. Sementara masyarakat Malabay menginginkan pekerjaan peningkatan jalan masuk sampai Kampung Malabay.
“Inilah alasan kami mengapa pindah trase menuju Kampung Malabay. Tidak benar bila ada yang menuding ini rekayasa Dinas PUPR. Pindah trase lebih menekan biaya, karena jalurnya lebih singkat. Di Dekopadugoa tidak ada pemukiman warga,” kata Kristianus. Sementara Fransiskus Goa Dajo, Pejabat Pembuat Komitmen menerangkan, pindah trase secara tekhnis tidak masalah, sebab masih dalam ruas jalan yang sama, yakni Kajulaki – Malabay. Hal tersebut pernah juga dilakukan pada ruas jalan Aemali – Danga, beberapa waktu lalu. (rnc15)