Oleh: Frans Kape
Bapilu Demokrat NTT
SURVEI Indikator Politik Indonesia, merilis tingkat Elektabilitas Parpol, menunjukan kecenderungan menurun antara bulan Februai-Mei 2020. Termasuk Partai Demokrat dari posisi 4,6%, pada bulan Februari menjadi 3,6% pada bulan Mei 2020. Sementara PDIP sebagai pemenang Pemilu 2019, juga terkoreksi tajam dari sekitar 29%, pada bulan Februari menjadi 22% pada bulan Mei 2020.
Apa pun hasilnya, setiap Parpol telah diakui memiliki Survei Internal yang memiliki metode yang sama dengan lembaga survei lainnya. Bahkan dari sekitar 17 lembaga survei yang terdaftar dan diakui kredibilitasnya oleh pemerintah, di dalamya ada juga langganan Partai Demokrat. Hasil survei yang terakhir sungguh mengejutkan, karena dari 100 sempel yang tersebar sebagai (contoh untuk tulisan ini), sering disebut-sebut sebagai partai politik yang baik, salah satunya adalah Partai Demokrat, yaitu sekitar 70%, menyatakan baik, sebaliknya PDIP 30% mengatakan baik. Patokan yang dipakai sebagai alat ukur adalah Garis Horizontal atau Linear. Walaupun belum ada istilah yang defenitif tentang garis dimaksud, paling tidak dapat dipahami adalah sebagai Garis Ambang Batas atau Moderat. Semakin tinggi Posisi Digid dari setiap Partai Politik di atas garis dimaksud, maka tingkat kesukaan masyarakat yang diwakili responden semakin tinggi pula, sebaliknya semakin rendah di bawah garis dimaksud, maka tingkat kesukaan masyarakat terhadap parpol tersebut rendah. Misalnya Garis Ambang Batas ditetapkan 50%, apabila terdapat posisi parpol di atas garis ambang batas, maka kesukaan publik tinggi. Sebaliknya di bawah garis dimaksud, posisi parpol tersebut rendah.
BACA JUGA: Ketua DPD Demokrat NTT Minta Majelis Partai Tindak Subur Sembiring
Sesuai hasil survei internal Partai Demokrat, menunjukkan hasil yang mengembirakan. Berbeda dengan survei Indikator Politik Indonesia, pada bulan-bulan sebelumnya. Posisi Partai Demokrat saat ini telah berada 3 digit di atas garis ambang batas. Sebaliknya PDIP berada 2 digit di bawah garis ambang batas. Ini artinya parpol yang lebih sering disebut kebaikannya dari 100 sampel adalah Partai Demokrat atau 70%, sebaliknya PDIP memperoleh 30%.
Kenapa Berubah Drastis?
Sebagai Kader Partai Demokrat patut bersyukur bahwa hasil Kongres V Partai Demokrat bulan Maret 2020 ternyata memberi energi positif bagi Partai Demokrat, lewat Kepemimpinan AHY yang terbukti pada beberap bulan ini mampu meningkatkan citra Partai Demokrat di mata dan hati rakyat Indonesia.
Betapa tidak, pada saat AHY menerima tongkat estafet dari Bapak SBY, kondisi bangsa Indonesia sedang menghadapi wabah Virus Corona yang menggelisahkan masyarakat. Di dalam kondisi krisis yang mendera masyarakat Indonesia akibat wabah Virus Corona, seperti yang dialami saat ini, dibutuhkan kehadiran seorang pemimpin.
AHY adalah pemimpin muda bertalenta memiliki kemamampuan mengelola Management Crisis yang dialami masyarakat akibat Corona menjadi peluang. Hal ini dibuktikan melalui ajakan AHY kepada Ketua DPD dan DPC Partai Demokrat se-Indonesia, bersatu padu turun ke tengah masyarakat memberi bantuan alat pelindung diri dan sembako kepada masyarakat. Ajakan ini akhirnya terwujud nyata, masyarakat dan kader Demokrat menyatu (Kohesiv), menangkal Virus Corona.
Sesungguhnya kehadiran AHY dan Demokrat di tengah masyarakat untuk memberikan peneguhan dan kekuatan kepada masyarakat dalam berbagai cara dan bentuk, baik berupa ajakan maupun bantuan material.
BACA JUGA: Perangi Covid-19, Kader Demokrat Ini Bantu Makanan untuk Para Relawan Desa
Dengan demikian AHY dan Demokrat selalu hadir di saat rakyat membutuhkan pemimpin, karena kader Partai Demokrat terpanggil untuk memenuhi janjinya; Aspirasi Rakyat Perjuangan Demokrat. Bahwa akibat dari kehadiran AHY dan Partai Demokrat di tengah-tengah masyarakat untuk memberi peneguhan dan kekuatan kepada masyarakat, yang dikemas apik dengan program bakti sosial, kemudian berdampak kepada peningkatan elektabilitas Partai Demokrat, seperti tertera pada survei internal (70%) di atas, mestinya para pihak mengakui bahwa benar Partai Demokrat ada untuk rakyat, bukan sebaliknya. Malah Demokrat dicerca dan di-bully menggelepar, seperti kodok yang sedang direbus. Kader Demokrat percaya, semua yang baik dari Partai Demokrat, dinilai buruk oleh para pihak karena takut Demokrat jaya, akan diluruskan karena kader Demokrat yakin Tuhan tidak pernah tidur. (*)