Larantuka, RNC – Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata-Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) setiap tahun. Kegiatan ini dilaksanakan selama 50 hari. KKNPPM UGM ini tersebar di seluruh daerah Indonesia dari Sabang hingga Merauke.
Salah satunya adalah tim KKN-PPM UGM Aramoana Tanjung Bunga yang melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Waibao, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Sosialisasi mengenai Kesehatan Hewan Ternak dilaksanakan pada 18 Agustus 2021 pukul 10.00-11.30 Wita. Pembicara pada sosialisasi tersebut adalah drh. Vianey Kiti Tokan selaku Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Flores Timur. Turut hadir pula Darius Tukan (Sekretaris Desa Waibao) dan Lambertus Lolon Maran (Ketua BPD Desa Waibao).
Kegiatan ini dilaksanakan secara daring mengingat pandemi Covid-19 yang masih tinggi. Tujuan kegiatan sosialisasi adalah untuk memberikan edukasi ke masyarakat desa tentang pentingnya mengetahui masalah Kesehatan hewan dan upaya yang dapat dilakukan agar mencegah terjadinya
penyakit pada hewan ternak.
Pada kesempatan itu, drh. Vian memaparkan betapa pentingnya mengetahui kesehatan hewan di antaranya ialah manusia hidup berdampingan dengan hewan, hewan merupakan sumber protein, dan 70 persen penyakit dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya (Zoonosis).
“Sumber penyakit pada hewan dapat dibagi menjadi dua yaitu infeksi dan non infeksi. Penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, dan parasit. Sedangkan, penyakit non infeksi berupa diabetes, hipertensi, dan lain-lain,” kata drh. Vian.
Salah satu contoh yang dijelaskan oleh drh. Vian adalah virus ASF atau Demam Babi Afrika. Virus tersebut termasuk virus ganas yang menyerang ternak babi di Nusa Tenggara Timur. Banyak babi yang mati diakibatkan oleh virus tersebut sehingga membuat para peternak babi mengalami
kerugian. “Hingga saat ini, vaksin virus ASF masih belum ada. Saat ini sedang uji coba dengan penggunaan plasma,” tutur drh. Vian.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya virus ASF diantaranya menghindari memberikan makanan kepada ternak yang mengandung babi atau makanan dari limbah babi, melakukan isolasi terhadap ternak baru selama dua minggu sebelum digabungkan dengan hewan
ternak lama, melakukan desinfeksi kendang, dan menjaga kebersihan kandang.
Secara umum, hal yang dapat dilakukan dalam menjaga Kesehatan hewan adalah memberikan makanan yang cukup, melakukan sanitasi, menjaga kebersihan lingkungan hewan, dan memberikan vaksinasi kepada hewan.
“Masyarakat diminta agar tidak menolak vaksinasi hewan dan juga mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hewan ternak yang sakit atau mati agar segera melapor ke pusat Kesehatan hewan terdekat,” ucap drh.Vian di ujung pemaparan. (*/rnc)