Warga Nagekeo Pertanyakan Biaya Ganti Rugi Lahan Waduk Lambo

Nagekeodibaca 236 kali

Mbay, RNC – Forum masyarakat adat yang tergabung terdiri dari tiga suku yakni Lambo, Rendu dan Ndora melakukan aksi damai di halaman Kantor Bupati Nagekeo, Rabu (19/1/2022). Mereka juga melakukan aksi yang sama di Kantor DPRD Nagekeo, BPN Nagekeo dan Polres Nagekeo.

Dengan berbusana adat Nagekeo, mereka diterima oleh Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja, Asisten I Emanuel Ndun, mewakili Kapolres Nagekeo, Kabag OPS, dan perwakilan dari TNI. Audiens berlangsung di Aula Setda Nagekeo.

Koordinator lapangan, Krispinus Rada dalam orasinya di halaman kantor Bupati Nagekeo mempertanyakan kepada Pemda Nagekeo dan BPN Nagekeo terkait kompensasi Waduk Mbay/Lambo yang belum dibayar.

“Ketika kami sudah menyerahkan tanah, hari ini juga kami menuntut hak kami. Jangan sampai muncul isu-isu yang menyesatkan bahwa tidak pernah ada kompensasi. Dan masyarakat dibodohi dan sebagainya. Tetapi kami tetap percaya pemerintah bahwa itu tidak demikian. Karena semua ada mekanisme dan tahapan-tahapan. Untuk itu, hari ini kami datang untuk memastikan kapan kompensasi itu dibayar dan kapan Waduk Lambo dibangun. Kami juga tidak sabar untuk menunggu,” kata Krispinus.

Tokoh adat Lambo, Thomas Djawa Sina dalam orasinya meminta pemerintah Kabupaten Nagekeo, DPRD Nagekeo, BPN dan Polres Nagekeo untuk segera mengeksekusi kegiatan pembangunan Waduk Mbay/Lambo.

“Kami juga meminta agar segera mengeksekusi terkait ganti rugi yang mana kurang lebih kwitansi yang sudah ada, tanda tangan yang sudah ada di tangan masyarakat yang terkena dampak. Hari ini kami dari utusan tiga desa yang mana masyarakat Rendu, Lambo dan Ndora untuk datang memastikan dan memberi tahu kira-kira apa permasalahan Waduk. Apa yang harus dipersoalkan lagi,” kata Thomas.

Kepala Desa Labolewa, Marselinus Ladho meminta agar proses pembangunan Waduk Mbay/Lambo dipercepat. “Kami minta proses pembangunan Waduk dipercepat. Yang kemarin-kemarin yang ribut hanya mencari panggung politik, sehingga pihak-pihak yang menolak hanya mengganggu proses percepatan pembangunan Waduk Lambo,” katanya.

Wakil Bupati Nagekeo Marianus Waja mengatakan pemerintah mendengar apapun aspirasi masyarakat. “Hari ini kita menyaksikan bahwa banyak sekali yang begitu mendukung pembangunan waduk ini. Ketika air datang, itu rahmat yang Tuhan kasih untuk kita orang NTT. Saya juga tegaskan kepada kepala desa. Yang bukan orang asli orang Rendu, Ndora, Labolewa suruh mereka keluar,” katanya.

(rnc15)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *