Oleh Balthasar Elu
Alumnus Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
I feel, therefore I am
Saya merasa, maka saya ada (Descrates)
KETEGANGAN politik dalam kontestasi pilkada serentak 2020 perlu diakhiri. Para calon perlu balajar untuk bisa menerima hasil pilihan rakyat pada 09 Desember 2020 dengan lapang dada dan elegan. Ketegangan emosionalperlu dikendalikan agar tidak memantik amarah masyarakat akar rumput masing-masing pendukung yang mengarah pada kekerasan dan konflik horisontal.
Jika selama masa kampanye berlangsung, masing-masing pihak menyuarakan kepentingan dan keinginan mereka untuk meraihsimpati dan hati masyarakat dengan berbagai narasi, kini saatnya para elit masing-masing calon berusaha turun gunung untuk mendinginkan suasana dengan narasi yang menyejukan dan mempersatukan untuk menjahit kembali “tenunan” identitas kedaerahan yang sobek akibat persaingan politik beberapa bulan terakhir.Para elit politik daerah perlu memberikan contoh dan teladan bagaimana berdemokrasi yang baik. Jangan sampai elitnya yang kurang paham demokrasi dan haus kekuasaan ingin memaksakan kehendaknya kepada masyarakat dengan berbagai cara.
Hindari Politik Uang dan Intimidasi
Praktek demokrasi kita hingga saat ini masih dibayangi praktek politik uang (money politic) sebagai strategi terakhir dari pihak-pihak yang merasa kurang beruntung jika mengandalkan program-progam kerja yang ditawarkan. Ada pula yang bergaya preman dengan melakukan intimidasi di saat-saat akhir untuk mengalihkan masa pemilih mendukung mereka. Praktek-praktek tersebut harus dihindari. Masyarakat yang berpengetahuan (knowledge society) perlu menggunakan segala kompetensi mereka untuk memilih calon pemimpin yang bisa membangun daerahnya, tidak hanya pandai berjanji saat kampanye.
Masyarakat berpengetahuan harus memiliki pendirian yang kuat, tidak mudah terpengaruh dengan praktek-praktek politik uang. Begitu juga, preman. Orang yang berpedidikan harusnya bisa memberikan contoh yang baik, tidak boleh melakukan intimidasi terhadap masyarakat, terutama mereka yang kurang mendaptkan akses informasi yang cukup memadai.
BACA JUGA: Bawaslu Awasi Khusus Calon Petahana Selama Masa Tenang Pilkada
Apabila masih menemukan praktek-praktek politik uang dan intimidasi dalam pilkada di masyarakat, maka segera melaporkannya ke lembaga-lembaga otoritas pemilu yang berwenang menanganinya. Dan, jangan pilih calon tersebut dengan alasan apapun.
Kita berharap dan percaya bahwa semua calon kepala daerah dan pengikutnya dalam pilkada serentak 2020 ini adalah orang-orang yang berwibawa, memiliki kecerdasan emosional yang memadai, mampu berkomnunikasi politik dengan baik,berintegritas, bijaksana, persuasif, bisa bernegosisasi, dan bisa berperilaku santun serta berorientasi untuk kesejahteraan masyarakat dan kepentingan umum. Berusaha untuk meninggalkan legasi yang baik dan dikenang masyarakat yang pernah dipimpinnya.